Seiring kemajuan teknologi, kita kian tak mampu terpisahkan dari berbagai gadget. Walau demikian, ada baiknya kita memegang kontrol dan membatasi waktu semoga tak tergantung sepenuhnya pada semua perangkat elektronik. Menurut beberapa observasi, gadget bisa mengundang penyakit kalau dipakai terlalu berlebihan.

aeviapress.org
Berikut ini 5 di antaranya:
1. Laptop
Riset yang dijalankan oleh National Institute of Occupational Safety and Healty Los Angeles menciptakan sebuah fakta perihal penyakit yang diderita pengguna laptop. Penyakit ini bernama Computer Vision Syndrom.
Kelainan ini terjadi jikalau kita terlalu usang memfokuskan mata ke layar komputer. Gejala yang ditimbulkan, persepsi kabur,nyeri di kepala, sakit leher, mata terasa letih, kering dan iritasi.
Selain itu, laptop yang diletakkan di paha mampu mengkremasi paha seperti daging panggang. Hal ini dikarenakan panas yang keluar dari laptop. Kasus terparah yakni kanker kulit.
2. Komputer
Penyakit yang timbul, menurut Davis, yakni problem jantung dan obesitas karena kurang gerak. Kejang otot juga pernah terjadi sebab terlalu usang memakai mouse atau salah posisi mengetik.
3. IPods
Davis menerangkan penelitiannya yang mengatakan bahwa menyimak musik dengan iPods selama satu jam setengah dapat mengusik indera pendengaran, bahkan pada perkara terparah adalah tuli.
4. Smart phone
Radiasi dari ponsel dapat menyebabkan tak bisa tidur,stres,darah tinggi,tumot otak, sampai kanker. Disamping itu, sering chatting, borwsing, dan aktifitas lainnya secara serempak akan melemahkan kerja otak serta memajukan kecemasan.
Mengetik pesan terlalu sering pun mampu menimbulkan memar dan tremor pada jari hingga pergelangan tangan.
5. Game player
Nyeri pungung dan pundak merupakan imbas yang paling umum dinikmati, namun ini kesudahannya berakibat pada pertumbuhan tulang yang tidak tepat, mirip bungkuk. Game akan terserang penyakit tendonitis akut, yakni peradangan pada jaringan yang menghubungkan otot dan tulang.

Salah seorang pakar dan konsultan pendidikan yang kini mengabdikan hidup menjadi guru di pedalaman nun jauh di pelosok Indonesia.