Tuak: Minunan Tradisional Beralkohol Rendah

Gambar Gravatar

Tuak ialah sejenis minuman beralkohol Nusantara yang ialah hasil fermentasi  dari nira, beras, atau materi minuman/buah yang mengandung gula. Tuak ialah produk minuman yang mengandung alkohol (sekitar 4%). Bahan baku yang umum digunakan ialah beras atau cairan yang diambil dari flora mirip nira  pohon enau atau nipah, atau legen dari pohon siwalan atau tal, atau sumber lain. Kadar alkohol tuak di pasaran berlainan-beda bergantung daerah pembuatnya. Tuak jenis arak yang dibentuk di pulau Bali yang dikenal juga dengan nama Brem Bali, dikenal mengandung alkohol yang kadarnya cukup tinggi.

Beberapa daerah di Pulau Madura dahulu diketahui sebagai selaku penghasil tuak, tetapi orang Madura tidak memiliki kebiasaan minum yang berpengaruh. Saat ini dapat dibilang sungguh sedikit orang Madura yang minum tuak atau arak.

Bacaan Lainnya

Masyarakat Suku Batak (Tapanuli, Sumatera Utara), menilai bahwa tuak berguna menyehatkan tubuh alasannya mengandung efek menghangatkan badan. Hal yang serupa ditemui pada penduduk suku Toraja (Sulawesi Selatan) dan Bali yang mempunyai kebiasaan minum tuak. Selain untuk menghangatkan badan, tuak dari pohon enau di Toraja dan Bali sudah menjadi minuman pada ritual-ritual adat. Sehingga setiap pelaksanaan ritual adab sudah pasti tersedia tuak. Untuk tempat bali juga digunakan untuk sesajen.

Jenis tuak

1. Tuak beras

Tuak beras adalah sejenis minuman masyarakat Iban di Kalimantan. Biasanya tuak beras dimasak dari sejenis beras yang disebut “beras pulut” (beras ketan). Beras tersebut akan direndam air di dalam tempayan yang disebut “Tajau”. Proses tersebut akan mengambil waktu setidaknya dua minggu sebelum mampu diminum dan beras tersebut juga akan menjadi masakan yang disebut “tapai”. Namun ketika ini proses pengerjaan tuak beras berlawanan sedikit, adalah selain dibuat memakai beras ketan, juga diaduk dengan gula pasir supaya rasanya lebih manis.

Biasanya tuak beras akan dihidangkan pada peringatan tertentu seperti peringatan Gawai Dayak, Gawai Hantu, Gawai Kenyalang dan sebagainya. Selain dari masyarakat Iban, terdapat juga penduduk lain seperti Bidayuh, Orang Ulu yang juga membuat tuak dengan cara mereka sendiri. Tuak jenis ini mempunyai kandungan alkohol yang cukup untuk membuat mabuk jikalau diminum berlebihan.

2. Tuak nira

Tuak nira umumnya dihasilkan dari menyadap nira dari mayang (tongkol bunga) pohon enau  atau nipah. Virgo enau atau nipah akan dibiarkan akan menjadi buah, dipotong dan air cantik yang menitik dari tandan yang dipotong itu akan dikumpulkan dalam wadah, lazimnya buluh bambu. Air nira yang terkumpul dan belum mengalami fermentasi tidak mempunya kandungan alkohol dan lazimdijual selaku minuman kue legen. Bila dibiarkan, kandungan gula di dalamnya akan menjadi alkohol lewat proses fermentasi selama beberapa hari dengan kandungan alkohol sekitar 4%. Tuak enau atau nipah ini mampu diminum selepas beberapa hari.

Biasanya tuak nira dihidangkan pada perayaan tertentu mirip pesta perkawinan. Bila tuak enau atau nipah ini dibiarkan terlalu usang akan menjadi masam dan lama-kelamaan akan menjadi cuka secara alami tanpa mencampurkan bahan aneh.

Ada banyak sekali nama kawasan untuk tuak, mirip:

⏺Indonesia: Saguer, arak, tuak/Ballo’
⏺Aljazair / Tunisia:lāgmi [ˈlaːɡmi]
⏺Bangladesh: তাড়ি taṛi, তাড়ু taṛu, tuak
⏺Kamboja:Tuk tnout choo
⏺Kamerun:mimbo, matango, mbuh
⏺Tiongkok: 棕榈酒 (diucapkan “zōng lǘ jiǔ”)
⏺Republik Demokratik: Kongomalafu ya ngasi (Kikongo), masanga ya mbila (Lingala), vin de palme
⏺Gabon: toutou
⏺Gambia: singer
⏺Ghana:doka, nsafufuo, palm wine, yabra, dεha (diucapkan “der ‘ha”)
⏺Guam: tuba
⏺India: (Tamil -கள்ளு-kallu) Kallu(കള്ള് – Kerala ), kali (kawasan Karnataka dan Kerala berbahasa Tulu ), kaLLu-ಕಳ್ಳು(Karnataka), Thati kallu తాటి కల్లు (Andhra Pradesh), Tadi (Bihar and Assam), Tãḍi (ତାଡ଼ି) (Odisha), Taadi (Marathi), toddy, tuak,Tari, neera, তাড়ি/তাড়ু taṛi/taṛu (Bengal Barat), Tadi (Charwada)
⏺Kenya: Mnazi
⏺Kiribati: Karawe
⏺Libya: lāgbi [ˈlaːɡbi]
⏺Mali:bandji, sibiji, chimichama
⏺Malaysia:kallu (கள்ளு), tuak[1] (Sarawak), toddy (Inggris), bahar (Kadazan/Dsun), goribon (Rungus)
⏺Maladewa: Dhoaraa, Rukuraa, Meeraa
⏺Myanmar: htan yay
⏺Meksiko: tuba (ditaburi kacang), berasal dari Filipina
⏺Namibia: omulunga, palm-wine
⏺Nigeria: Palm-wine, Palmy, Ukọt nsuñ, Mmin efik, Emu, Oguro, Tombo liquor, Mmanya ngwo, Nkwu enu, Nkwu Ocha.
⏺Papua Nugini: segero, tuak
⏺Filipina: tubâ,soom, lambanog (tubâ yang didistilasi), bahal (Visaya)
⏺Afrika Selatan: ubusulu
⏺Seychelles: kalou
⏺Sierra: Leonepoyo
⏺Sri Lanka:Raa (Sinhala), kallu (Tamil), panam culloo
⏺Timor Leste: tuaka, bau tanah mutin, (jenis brendi-nya disebut tua sabu)
⏺Tuvalukaleve (belum fermentasi): kao (terfermentasi), atau dalam Bahasa Inggris, toddy (belum fermentasi), sour toddy (terfermentasi)
⏺Vietnam: rượu dừa ruou dua
⏺Inggris: coconut wine

Referensi:
Wikipedia

Pos terkait