
The Three Stooges
—————————
The Three Stooges yakni suatu group komedi lawak dari Amerika yang terbentuk melalui proses panjang sejak tahun 1922 dan gres pada tahun 1934 nama tersebut resmi digunakan karena menerima perjanjian dari Columbia. Anggotanya berisikan Moe, Larry dan Curly tetapi sempat beberapa kali ganti personil dengan Shemp, Joe dan Curly Joe. Ratusan film pendek telah dibuat dan setidaknya menciptakan sejarah tersendiri bagi dunia lawak Amerika.
Dalam film ini sosok yang ditampilkan ialah Larry (Sean Hayes), Curly (Will Sasso) dan Moe (Chris Diamantopoulus) yang ialah tiga orang kerabat kembar. Film ini dibagi kedalam tiga sesi yaitu sesi pertama berjudul more orphan than not, sesi kedua berjudul banana split dan sesi ketiga berjudul no moe mister nice guy. Cerita dimulai dikala ada sebuah mobil yang membuang tas didepan pintu suatu panti asuhan yatim piatu. Begitu tas dibuka cukup mengejutkan karena ada bayi didalamnya, tidak cuma satu melainkan tiga bayi kembar laki-laki yang berikutnya diberi nama Larry, Curly dan Moe. Walaupun kembar tetapi mereka mempunyai paras dan fisik yang tidak sama.
Ketiganya termasuk anak yang bandel dan malas serta kurang pandai. Hampir semua yang dijalankan selalu salah dan mencelakai orang lain. Bahkan para suster telah pada ketakutan akibat kenakalan mereka tergolong suster Mary Mengele (Larry David) yang senantiasa menjadi korban.
Tumbuh dan menjelma remaja tetapi kelakuan dan sifatnya masih tetap saja seperti itu, konyol.
Akibat tindakan Larry, Curly dan Moe selama ini maka panti asuhan memiliki hutang sebanyak 830.000 US dollar yang digunakan untuk membiayai perawatan orang-orang yang luka dan barang-barang yang rusak. Hal ini alasannya tidak diasuransikan dan juga sebab asuransi tidak ada yang mau bekerja sama dengan panti asuhan yang beranggotakan ketiga orang tersebut.
Mereka ingin membantu mencari uang untuk mengeluarkan uang hutang tersebut di dunia riil di luar panti asuhan. Tentu saja tidak mudah untuk menerima pekerjaan terlebih untuk mereka yang gres pertama kali keluar rumah dan berinteraksi dengan orang-orang yang tidak dikenalnya. Hal ini dimanfaatkan oleh Lydia (Sofia Vergara) dan selingkuhannya Mac (Craig Bierko) untuk membunuh suaminya yang bernama Teddy (Kirby Heyborne). Secara kebetulan ternyata Teddy ialah teman mereka ketika kecil yang pernah tinggal di panti asuhan yang sama. Lama-kelamaan mereka bertiga tahu rencana jahat tersebut sehingga mereka berupaya memberitahukan Teddy akan rencana tersebut. Namun ternyata Lydia juga berselingkuh dengan ayah tiri Teddy dan mengorbankan Mac.
Sayangnya walaupun Teddy sudah dibantu mengungkap persekongkolan jahat tersebut tetapi tidak bersedia membantu mengeluarkan uang hutang sebesar US $830.000 walaupun dia adalah seorang yang kaya. Kebingungan dan keputusasaan merasuk dalam asumsi tiga bersaudara tersebut. Secara tak sengaja tingkah laris Moe membuat kepincut pencari bakat untuk bermain pada reality show di TV. Tentu saja kehadiran Moe menciptakan kebisingan dan kalang kabut semua peserta reality show. Tak disangka program tersebut sukses dan menghadirkan duit bagi Moe.
Kekurangan dalam film ini adalah banyak adegan lucu yang dibalut dengan kekerasan. Sebagai teladan contohnya menusuk mata dengan jari tangan, membenturkan kepala, saling menghantam tubuh, menampar pipi, kepala dipukul dengan palu godam dan kepala digergaji serta air kencing bayi yang diumbar kemana-mana. Eksploitasi fisik atau bullying dalam menghadirkan suatu kelucuan ada yang bersifat pro dan kontra, penulis yakni salah satunya yang termasuk kontra. Hal yang serupa mirip dengan apa yang dikerjakan oleh group lawak Srimulat jaman dulu atau acara opera van java yang menghancurkan aksesoris-aksesoris yang dipakai. Di simpulan film ini terdapat pesan oleh sang sutradara selaku peringatan untuk tidak menjiplak adegan-adegan tsb di rumah khususnya untuk anak kecil. Alat-alat dan perkakas yang dipakai adalah dari materi karet.
Yang namanya film komedi atau lawak tentu saja suatu kelucuan yang dibutuhkan walaupun kadang mesti mengabaikan pola pikir dan logika yang wajar . Yang penting yakni tertawa dan tertawa.