
The Grey
————
Bila dilihat dari judulnya maka film ini memiliki arti debu-abu. Abu-bubuk mampu diartikan dengan banyak makna misalnya saja makna fisik yakni suatu warna antara hitam dan putih. Namun kalau berarti psikis maka bisa berarti antara hidup dan mati. Nah anda lebih suka pilih yang mana ? Sebuah pertanyaan yang mudah tetapi jawabannya yang sulit. Atau bubuk-bubuk punya arti lain lagi ?
Dalam film ini makna fisik ditampilkan dalam situasi siang yang sarat salju berwarna putih dan situasi malam yang gelap gulita serta lapisan kabut yang berwarna bubuk-bubuk. Makna psikis ditampilkan dengan keinginan untuk mati dan harapan untuk berjuang tetap hidup. Suatu batas yang tipis untuk dapat memilih sebuah pilihan, ya debu-bubuk menggambarkan hal tsb.
Sebuah film hasil adaptasi cerpen berjudul Ghost Walker karya Ian Mackenzie Jeffers. Ian di dapuk pula sebagai penulis skenario dalam film ini. Cerita bergotong-royong sederhana sekali adalah terjadinya kecelakaan pesawat melayang dan ada 7 orang yang selamat. Namun mereka terdampar di suatu pegunungan salju yang jauh dari pemukiman penduduk. Perjuangan untuk bertahan hidup dari tempat tak bertuan, cuaca yang hambar, kesulitan makanan dan tidak ada tim penolong satupun. Namun tidak cuma itu saja, satu hal lagi yang membuat mereka berjuang keras yaitu srigala. Ya, srigala ialah makna lain dari kata debu-bubuk.
Ottway yang diperankan oleh Liam Neeson bermain dengan sungguh cantik. Sorot mata, ekspresi paras dan bunyi yang khas menunjang penampilannya. Pemeran lainnya juga bermain cukup lumayan seperti melakoni peran dalam kehidupannya sendiri, terkesan natural. Mungkin sungguh jarang film yang menampilkan sosok laki-laki yang menangis namun dalam film ini ada dan ditampilkan tidak dengan cengeng tetapi dengan mewah . Beberapa adegan cukup dramatis dan mampu menguras air mata anda.
Kalau dianalisa ada sesi kisah yang klise yang telah sering ditampilkan juga pada kebanyakan film yang lain. Pertama, adanya sosok huruf yang mbalelo atau tidak mau dikontrol dalam suatu kelompok. Kedua, konsep kisah yang semula adalah pemburu yang kesudahannya malah dikejar . Ketiga, seseorang yang dalam kondisi terdesak atau menghadapi akhir hayat pasti akan bercerita perihal kenangan abad lalunya.
Sayang sekali icon benda yang ada dalam film yang sudah disinggung dari permulaan tidak menjadi kunci penting diakhir kisah. Misalnya jam tangan yang mempunyai teknologi gps dan konon mampu memancarkan sinyal hingga berkilo-kilo meter. Penonton pasti berharap bahwa icon ini akan menjadi benda yang sungguh berguna untuk melintasi kawasan gurun salju tetapi ternyata hal tsb tidak terjadi. Ya, kemungkinan memang alasannya adalah skenarionya yang tidak menginginkan dongeng dengan hasil happy ending.
Pemandangan alam ditampilkan cukup mempesona dalam film ini dan terlihat natural meskipun pada beberapa adegan merupakan hasil dari teknik Istimewa efek. Penggambaran kecelakaan pesawat cukup nyata dari detik demi detik seolah-olah penonton dibawa ikut mencicipi kejadian tsb. Hal ini membuat penulis agak takut juga. Kaprikornus yang pernah stress berat dengan pesawat terbang seharusnya menutup mata pada sesi ini.
Perjuangan terhadap keganasan tiga unsur alam ditampilkan di dalam film ini. Unsur udara diwakili dengan kecelakaan pesawat terbang dan menyeberangi tali antara gunung dan pohon. Unsur tanah diwakili dengan perjalanan melintasi salju yang tebal sampai setinggi lutut dan topan salju. Unsur air diwakili dengan peristiwa hanyutnya ottway dkk di suatu sungai yang mengalir deras. Lengkap telah petualangan yang dialami mereka dan sekaligus menguji seberapa beraninya nyali penonton.
Apakah anda ingin menjajal mencicipi sensasi mengalami kecelakaan pesawat terbang ? Bila ya maka tontonlah film ini.