Taken 2
————
Film ini ialah kelanjutan dari film berjudul Taken yang dirilis pada tahun 2008 dengan bintang yang sama ialah Liam Neeson sebagai Bryan dan Maggie Grace sebagai Kim. Penulis skenarionya juga masih sama yaitu Luc Besson dan Robert Mark Kamen tetapi untuk posisi sutradara kali ini diduduki oleh Olivier Megaton yang menggantikan Pierre Morel. Taken 2 berhasil mencetak box office di Amerika Serikat dengan pemasukan sebesar $50 juta pada permulaan bulan Oktober.
Setidaknya kita harus mengenang sedikit tentang film seri pertamanya adalah sang ayah, Bryan menyelamatkan anak gadisnya yang bernama Kim dari penculikan yang dijalankan oleh sebuah jaringan pedagang gadis-gadis untuk dilacurkan. Tak bisa dipungkiri bahwa ada korban bagi pihak lawan. Pada seri kedua ini, keluarga dari para jaringan yang berasal dari Albania melakukan balas dendam kepada Bryan. Kaprikornus jika pada seri pertama yang menjadi sasaran penculikan yaitu putrinya maka pada seri kedua ini yang menjadi target penculikan ialah Bryan. Dia dianggap bertanggung jawab kepada tewasnya keluarga mereka.
Bryan yang sedang melaksanakan perjalanan dinas ke Istambul mengajak serta Lenore ialah mantan istrinya dan anaknya sekaligus untuk berlibur. Tak disangka Bryan dan Lenore diculik oleh sekelompok orang dari Albania yang dipimpin oleh Murad (Rade Serbedzija). Untungnya Kim yang tidak ikut bepergian terhindar dari agresi penculikan tersebut. Walaupun ia sendiri sempat dicari-cari di dalam hotel namun berhasil sembunyi.
Rupanya Murad dan anak buahnya terlalu meremehkan Bryan padahal dia yakni pensiunan agen CIA yang tentu saja mempunyai kemampuan khusus. Strategi dan cara untuk survive mampu dilakukan dengan baik bahkan budi dan ketelitiannya dapat menuntun Kim untuk menemukan tempat penahanannya. Suara kapal di pelabuhan, bunyi orang bermain biola dan suara burung-burung bisa digunakan selaku tolok ukur oleh Bryan.
Kelebihan dari film ini yaitu cerita dihidangkan dengan “lurus” tanpa adanya pandangan ganda atau teka-teki yang tak terjawab. Semuanya berjalan dengan tanpa kendala dan happy ending. Ketiga personil tersebut mampu memerankan aktingnya dengan baik.
Kekurangan dalam film ini ialah ketika Lenore digorok nadinya di leher dan diperkirakan dalam waktu 30 menit akan mati sebab darah yang mengalir terus menerus. Dalam adegan selanjutnya tidak terlihat goresan pisau dileher tsb. Sampai rentang waktu yang usang darah tidak habis dan masih hidup padahal tidak diobati, semestinya sudah mati sebab darah mengalir terus selama beberapa jam.
Film ini ingin mengatakan bahwa balas dendam tidak akan ada berhentinya. Bila pihak yang satu kalah maka keluarganya akan balas dendam demikian juga bila pihak kedua yang kalah maka keturunannya akan balas dendam. Untuk itu dalam dialognya ada perkataan ”aku lelah dengan semua ini”. Film ini cukup menghibur dari sisi action dan alur ceritanya.
