Ekr = ½ I.ω2 |
Dengan :
Ekr = energi kinetik rotasi (Joule)
I = momen inersia (kg.m2)
ω = kecepatan sudut (rad/s).
Energi Kinetik Benda Menggelinding
Ketika suatu benda menggelinding , maka benda tersebut melakukan dua gerak selakigus yakni gerak rotasi dan gerak translasi sehingga energi kinetik total benda yakni jumlah energi kinetik translasi dan energi kinetik rotasi. Secara matematis sanggup ditulis :
Ektotal = Ekt + Ekr |
Ektotal = ½ m.v2 + ½ I.ω2 |
Dengan :
Ektotal = energi kinetik total(Joule)
Ekt = energi kinetik translasi (Joule)
m = massa benda (kg)
v = kecepatan linear benda (m/s)
I = momen inersia (kg.m2)
ω = kecepatan sudut (rad/s)
⇒ Ektotal = ½ m.v2 + k ½ m.v2
⇒ Ektotal = ½ m.v2 (1 + k)
Ektotal = ½ m.v2 (1 + k) |
Dengan :
k = bilangan skalar pada rumus momen inersia benda.
(misal untuk silinder pejal k = ½).
Sebuah benda berupa bola pejal memiliki massa 5 kg dan jari-jari 20 cm. Jika benda berotasi dengan kecepatan sudut 40 rad/s , maka tentukanlah energi kinetik rotasi benda.
Dik : m = 5 kg; r = 0 ,2 m; ω = 4 rad/s.
Ingat , momen inersia bola pejal dijumlah dengan rumus :
I = ⅖ m.R2
⇒ I = ⅖ (5).(0 ,2)2
⇒ I = ⅖ (5) (0 ,04)
⇒ I = 0 ,08 kg m2
Maka energi kinetik rotasi benda yakni :
Ekr = ½ I.ω2
⇒ Ekr = ½ (0 ,08).(4)2
⇒ Ekr = ½ (0 ,08).(16)
⇒ Ekr = 0 ,64 Joule.
Contoh 2 : Energi Kinetik Bola Pejal
Sebuah bola pejal bertranslasi dan berotasi dengan kecepatan linear dan kecepatan sudut masing-masing v dan ω. Tentukan energi kinetik total bola pejal tersebut dalam bentuk v.
Untuk bola pejal , I = ⅖ m.R2 , maka k = ⅖.
Berdasarkan penurunan rumus yang sudah dibahas di atas , maka :
Ektotal = ½ m.v2 (1 + k)
⇒ Ektotal = ½ m.v2 (1 + ⅖)
⇒ Ektotal = ½ m.v2 (7⁄5)
⇒ Ektotal = 7⁄10 m.v2
Seorang penari balet berputar 60⁄π ppm dengan kedua lengannya direntangkan. Pada di saat itu momen inersia penari 8 kg.m2. Kemudian kedua lengannya dirapatkan sehingga momen inersianya menjadi 2 kg.m2. Tentukanlah energi kinetik rotasi penari setelah momen inersianya berubah.
Dik ω1 = 60⁄π ppm = 60⁄π (π⁄30) = 2 rad/s.
Dengan menggunakan aturan kekealan saat-saat sudut , maka diperoleh kecepatan sudut penari setelah momen inresianya berganti , yakni :
I1.ω1 = I2.ω2
⇒ 8 (2) = 2 ω2
⇒ ω2 = 8 rad/s
Maka energi kinetik rotasi benda yakni :
Ekr = ½ I.ω2
⇒ Ekr = ½ (2).(8)2
⇒ Ekr = ½ (2).(64)
⇒ Ekr = 64 Joule.
Benda berupa cakram bermassa 4 kg berjari-jari 0 ,1 m mula-mula berotasi dengan kecepatan 4 rad/s. Jika benda dipercepat 2 rad/s2 , maka tentukanlah energi kinetik rotasi benda setelah 4 detik.
Dengan rumus GMBB , kita dapatkan kecepatan sudut setelah 4 detik.
ωt = ωo + α.t
⇒ ωt = 4 + (2) (4)
⇒ ωt = 12 rad/s.
Momen inersia cakram atau silinder pejal yakni :
I = ½ m.R2
⇒ I = ½ (4).(0 ,1)2
⇒ I = 0 ,02 kg m2
Energi kinetik rotasi benda yakni :
Ekr = ½ I.ω2
⇒ Ekr = ½ (0 ,02).(12)2
⇒ Ekr = ½ (0 ,02).(144)
⇒ Ekr = 1 ,44 Joule.
Sebuah bola pejal bermassa 5 kg yang mula-mula membisu dilepaskan dari ujung suatu bidang miring dan mulai menggelinding. Jika ketinggian h = 2 ,52 m , tentukanlah kecepatan bola di saat datang di ujung bawah bidang miring.

Pembahasan :
Berdasarkan Hukum Kekekalan Energi Mekanik :
Ep1 + Ek1 = Ep2 + Ek2
⇒ Ep1 + 0 = 0 + Ek2
⇒ Ep1 = Ek2
⇒ Ep1 = Ekt + Ekr
⇒ m.g.h1 = ½ m.v2 (1 + k)
⇒ m.g.h1 = ½ m.v2 (1 + ⅖)
⇒ g.h1 = 7⁄10 v2
⇒ (10) (2 ,52) = 7⁄10 v2
⇒ 252 = 7 v2
⇒ v2 = 252⁄7
⇒ v2 = 36
⇒ v = 6 m/s.

Salah seorang pakar dan konsultan pendidikan yang kini mengabdikan hidup menjadi guru di pedalaman nun jauh di pelosok Indonesia.