Budaya-budaya yang berlawanan memiliki sistem-sistem nilai yang berlawanan dan akhirnya ikut menyeleksi tujuan hidup yang berlawanan , juga menyeleksi cara berkomunikasi kita yang sungguh dipengaruhi oleh bahasa , hukum dan norma yang ada pada masing-masing budaya. Sehingga sebenarnya dalam setiap acara komunikasi kita dengan orang lain senantiasa mengandung potensi Komunikasi Lintas Budaya atau antar budaya , alasannya kita akan senantiasa berada pada “budaya” yang berlawanan dengan orang lain , seberapa pun kecilnya perbedaan itu.
Perbedaan-perbedaan ekspektasi budaya sanggup membuat resiko yang fatal , setidaknya akan membuat komunikasi yang tidak tanpa gangguan , muncul perasaan tidak tenteram atau muncul kesalahpahaman. Akibat dari kesalahpahaman-kesalahpahaman itu banyak kita jumpai dalam banyak sekali insiden yang mengandung etnosentrisme cukup umur ini dalam wujud pertentangan – pertentangan yang berujung pada kerusuhan atau kontradiksi antar etnis.
Sebagai salah satu jalan keluar untuk mengurangi kesalahpahaman – kesalahpahaman akhir perbedaan budaya yakni dengan memahami atau paling tidak mengenali bahasa dan sikap budaya orang lain , mengenali prinsip-prinsip Komunikasi Lintas Budaya dan mempraktikkannya dalam berkomunikasi dengan orang lain.
Kebutuhan untuk mempelajari Komunikasi Lintas Budaya ini kian terasakan alasannya kian terbukanya pergaulan kita dengan orang-orang dari banyak sekali budaya yang berlawanan , disamping keadaan bangsa Indonesia yang sungguh beraneka ragam dengan banyak sekali ras , suku bangsa , agama , latar belakang wilayah (desa/kota) , latar belakang pendidikan , dan sebagainya.
Selamat membaca , biar berharga dan memperbesar pengetahuan kita ,
oleh :
ROMI ARFAN ‘S Pekanbaru , 09 Maret 2015

Seorang pakar sosial budaya yang aktif pada berbagai kegiatan sosial kemasyarakatan. Telah menempuh pendidikan di salah satu universitas swasta terbaik di Indonesia yang mengambil jurusan sosial budaya.