Sejarah Dan Budaya: Struktur Dan Konstruksi Rumah Tradisional Suku Minangkabau

Gambar Gravatar
COLLECTIE TROPENMUSEUM Groepsportret van een Minangkabau familie TMnr 60041723
Rumah Tradisional Suku Minangkabau
1. Sejarah Suku Minangkabau 

COLLECTIE TROPENMUSEUM Groepsportret van een Minangkabau familie TMnr 60041723
Rumah Gadang selaku tempat tinggal keluarga besar di Minangkabau
1890 – 1920 Sumber Tropenmuseum / id.wikipedia.org
Suku Minangkabaumerupakan sekelompok suku bangsa yang mendiami tempat propinsi Sumatera Barat. Menurut Soeroto (Minangkabau , 2005) , Sejarah kebudayaan Minangkabau diperkirakan berawal sekitar 500 tahun SM , di saat rumpun bangsa Melayu Muda masuk ke tanah Minang. Pembauran bangsa Melayu Tua dan Melayu Muda menurunkan leluhur suku Minangkabau selaku penunjang kebudayaan Perunggu dan Megalithikum. 
Sejarah ini tidak jauh berlainan dengan sejarah mengenai asal seruan suku Batak Toba. Sejarah suku Minangkabau banyak diceritakan dalam budaya verbal (oral) , yakni lewat pantun , dongeng atau yang yang disebut selaku tambo. Salah satu model sejarah Minangkabau menyebutkan suku Minang mempercayai nenek moyang mereka yakni salah seorang panglima perang Iskandar Zulkarnaen (sebutan bangsa Melayu untuk Alexander the great). Disebutkan bahwa panglima perang Iskandar Zulkarnaen diusir dari Punjab , India sehabis wafatnya Iskandar Zulkarnaen. Mereka berlayar ke Asia Tenggara dan mendarat di Minangkabau (Laporan KKL Arsitektur ITB , 1979).
2. Lokasi , Topografi ,
Iklim Berdasarkan hasil Kuliah Kerja Lapangan oleh Jurusan Arsitektur ITB (1979) , menyebutkan bahwa tempat Minangkabau secara geografis , hemat , cultural-historis terdiri atas
  • Darek (darat) , 
  • Pasisia (pesisir) dan 
  • Rantau. 
Darek mencakup dataran tinggi pegunungan Bukit Barisan , lembah gunung Singgalang , Tandikat dan lembah gunung Sang Marapi. Daerah tersebut disebut juga Alam Minangkabau. Wilayah Darek dibagi menjadi 3 Luhak , yaitu:
  • Luhak Anam , di lembah dataran tinggi gunung Singgalang Marapi , berpusat di Bukit Tinggi; 
  • Luhak So Koto , di lembah dataran tinggi gunung Sago Marapi , berpusat di Payakumbuh; 
  • Luhak Tanah Datar , di lembah dataran tinggi gunung Tandikat-Singgalang-Marapi , berpusat di Batu Sangkar , 
Pasisia meliputi tempat dataran rendah sebelah barat Bukit Barisan dan memiliki batas dengan Samudra Indonesia , meliputi Kabupaten Padang Pariaman , Kotamadya Padang dan Kabupaten Pasisie Selatan berpusat di Painan. 
Rantau meliputi tempat dataran rendah sepanjang belahan timur Bukit Barisan , meliputi Kabupaten Pasaman , Kabupaten Sawah Lunto – Sijunjung , dan Kabupaten Solok.
Peta%2BWilayah%2BAdat%2BAlam%2BMinangkabau
Gambar Peta WilayahAlam Minangkabau dan Rantaunya
sumber: mozaikminang.files.wordpress
3. Sistem Kekerabatan
Suku Minangkabau menganut metode matrilineal dimana garis keturunan dan warisan lewat garis ibu. Menurut Dawson & Gillow (1994) , perempuan yakni pemilik properti sedangkan suami cuma diperbolehkan berada di rumah pada waktu dan keadaan tertentu , diluar waktu tersebut , suami mesti kembali ke tempat tinggal kerabat perempuannya untuk tidur.
Karena perempuan yang lebih banyak mendiami rumah , maka rumah suku Minang yang disebut juga selaku rumah gadang dihiasi sedemikian rupa dengan pernak-pernik , pahatan dan ragam hias yang kaya motif dan warna.
Beberapa usulan menyebutkan bahwa rumah tradisional Minangkabau dengan ujung atap yang menjulang kemungkinan ialah bentuk rumah yang terindah di kepulauan Indonesia. Bahkan para antropolog banyak yang menyamakan bentuk lengkungan atap rumah dengan epilog kepala perempuan Minang.
800px Rumah Gadang
Rumah Gadang di Nagari Pandai Sikek dengan dua buah Rangkiang
sumber: wikipedia , MichaelJLowe 2005
Sistem aturan tabiat Minangkabau menempatkan ibu selaku sentra keluarga. Meskipun kiprah lelaki selaku kepala keluarga masih sungguh penting , tetapi kesatuan keluarga dihimpun menurut anggota keluarga perempuan yang menikah.
Kesatuan geneologis yang terkecil , yakni ibu dan belum dewasa disebut samandeh (seibu) dan dikepalai kerabat lelaki ibu yang tertua yang disebut Mamak.
Kelompok samandeh yang mendiami rumah gadang disebut sapariuk , yakni satu keluarga berasal dari satu nenek.
Sapariuk dipimpin oleh Mamak tertua yang tugasnya memimpin hidup para kemenakannya. Mamak tertua atau Mamak Tungganai berhak mengontrol penggunaan hasil sawah ladan gmilik keluarga serumah gadang (Soeroto: Minangkabau , 2005).

450px TMII Rumah Gadang West Sumatra
Rumah Gadang ,
West Sumatra pavilion in Taman Mini Indonesia Indah ,
Jakarta sumber: wikipedia.Gunkarta 2010
Rumah gadang sanggup didiami beberapa keluarga bahkan hingga 3 generasi. Yang tinggal di dalam rumah yakni anggota keluarga perempuan , anggota keluarga lelaki bertanggung jawab kepada sawah ladang dan cuma boleh tinggal di dalam rumah di saat malam hari.
Oleh alasannya yakni itu , dalam rumah gadang banyak terdapat bilik-bilik untuk kamar. Kondisi ini banyak berubah seiring dengan pergantian cara hidup dan budaya sejak masa kolonial Belanda.
4. Sistem Kepercayaan , Kosmologi dan Mitologi 

Bacaan Lainnya

Mayoritas suku Minang memeluk agama Islam. Berdasarkan Soeroto (Minangkabau , 2005) , daerah Minangkabau sepertinya tidak dilalui garis penyiaran agama Hindu sehingga suku Minang tidak  mengenal abjad dan budaya kepustakaan. Ditandai dengan tidak ditemui lontar-lontar atau prasasti.
Suku Minang cuma mengenal sastra verbal (oral) berupa petitah-petitih , pantun tabiat , kaba dan tambo-tambo. Tambo-tambo dan pantun tabiat banyak menampung peraturan-peraturan tabiat mengenai cara hidup dan metode kemasyarakatan.

Selain itu , agama Islam juga turut menghipnotis tatanan aturan tabiat dan kemasyarakatan. Hal inilah yang menjadi pembeda suku Minangkabau dengan suku-suku yang lain di kepulauan Nusantara. Suku Minangkabau condong lebih rasional dan tidak banyak dipengaruhi oleh konsep mitologis.
Menurut Soeroto (Minangkabau , 2005) , Landasan berpikir Suku Minang menurut falsafah “Alam takambang jadikan guru” yang maknanya bahwa persepsi hidup didasarkan pada alam faktual , bukan pada alam metafisika atau gaib. Karena itu kebudayaan Minang tidak memedulikan mitos , memuja atau mengkultuskan benda atau manusia.
5. Rumah Tradisional Minangkabau 
Secara biasa , menurut Soeroto (Minangkabau , 2005) , metode pemerintahan Suku Minang dibagi menjadi 2 keserasian , yakni :
  • Keselarasan Datuk Perpatih nan Sabatang yang disebut selaku Laras Bodi Caniago
  • Keselarasan Datuk Katumanggungan yang disebut selaku Laras Koto Piliang. 
COLLECTIE TROPENMUSEUM Minangkabau huis Fort de Kock TMnr 60022900
Rumah Gadang di Fort de Kock , Agam.
1900 – 1925 Sumber Tropenmuseum
Dua keserasian disebut juga Lareh nan Duo. Laras Bodi Caniago lebih beraliran demokratis atau kerakyatan sedangkan laras Koto Piliang beraliran aristokratis lebih feodal atau kerajaan. Pengaruh keserasian tersebut sungguh menghipnotis rumah tradisional Minangkabau.
Terdapat usulan lain yang disebutkan dalam Agus (2006) bahwa terdapat keserasian yang lain , yakni keserasian Lareh Nan Panjang yang berasal dari Pariangan. Pada keserasian ini , azas yang dipakai ialah adonan keserasian Koto Piliang dan Bodi Caniago.
5.1. Pola Pemukiman 
Di tanah Minang terdapat beberapa pedesaan yang tergabung dalam luhak-luhak. Hingga di sekarang ini masih terdapat desa-desa dengan rumah tradisional dan teladan tatanan yang masih utuh dan terawat. Dalam suatu pedesaan terdapat balai tabiat , masjid , dan rumah tradisional lengkap dengan rangkiang (lumbung padi).

Rumah Gadang
Rumah Gadang , sumber wonderfulminangkabau
Rumah tradisional Minangkabau dipahami luas dengan istilah rumah gadang. Menurut Soeroto (Minangkabau , 2005) , sejak zaman kerajaan Dusun Tuo sudah disepakati berdirinya nagari dalam Luhak mesti memiliki sejumlah fasilitas dan prasarana pokok selaku patokan , meliputi:
  • Bakorong bakampung (dusun dan kampung) 
  • Babalai tabiat (balai adat) 
  • Basawah-ladang (sawah-ladang) 
  • Balabuah (jalan) 
  • Batapian (sungai tempat mandi) , dan 
  • Bamasajik (masjid – pemanis sejak masuknya agama Islam periode ke-16)
Prototipe%2Bsusunan%2Brumah%2Bgadang
Gambar 2susunan rumah gadang dan rangkiang keluarga sa-kaum.
Sumber: Soeroto (Minangkabau , 2005 , p.74)
Rumah gadang lazimnya dibangun berdekatan dengan rumah keluarga sebelumnya sehingga dalam suatu area , lazimnya masih ada relasi kekerabatan (Gambar 2.13). Pola tatanan massa memusat di tengah , yakni pada jajaran rangkiang sedangkan jalan kampung berada di belakang rumah. Jalan masuk berada di tengah jajaran rumah gadang.
Keluarga%2Bsa kaum%2Bdi%2Bdesa%2BBalubus
Keluarga sa-kaum di desa Balubus dengan 7 rangkiang
Sumber: Soeroto (Minangkabau , 2005 , p.64-65)
5.2. Karakteristik Arsitektur Rumah Tradisional Minangkabau
Bagian-bagian rumah gadang digambarkan secara rinci dalam pantun selaku berikut:
  • Rumah gadang basandi kerikil , Sandi banamo alua tabiat , Tonggak banamo kasadaran , Atok ijuak dianding baukieh , Gonjong ampek bintang bakilatan , Tonggak gaharu lantai cindano , Tarali gadian baliriak. Bubungan burak katabang , Tuturan labah mangirok , Gonjong rabuang membacuik , Paran gamba ula ngiang , Batatah dengan aie ameh , Salo manyalo aie perak , … dan seterusnya. (Soeroto , Minangkabau , 2005 , p.35)
arsitek%2Brumah%2Bgadang
Denah Rumah Gadang , Arsitektur Tradisional
sumber rebanas.com
Dalam pantun tersebut terlihat aturan dalam menghasilkan bab dari rumah. Rumah gadang bersendi kerikil atau berpondasi kerikil , penempatan tonggak , gonjong dan bubungan. Dengan demikian , pantun tersebut menggambarkan metode konstruksi rumah gadang dan sang arsitek tradisional mesti mengikuti teladan tersebut.
Hasil Laporan Kerja Praktek ITB (1979) menerangkan karakteristik rumah tradisional minangkabau menurut dua keserasian selaku berikut:
  • Laras Koto Piliang Mempunyai saluran dibagian tengah tubuh bangunan pada sisi yang terpanjang. Memiliki ruang pemanis yakni anjung di tempat bermain putri-putri. Anjung ini terletak dikedua ujung bangunan dan memiliki gonjong tersendiri. Pada anjung formasi tiang paling ujung cuma suatu yang hingga ke tanah yakni bab tengah dalam formasi tersebut. Kamar terhormat di ujung sebelah kiri pintu masuk.
Sketsa%2Brumah%2Bgadang%2Blaras%2BKoto%2BPiliang%2BGajah%2BMaharam
Gambar Sketsa rumah gadang laras Koto Piliang Gajah Maharam
Sumber: Laporan KKL ITB (1979 , p.76)
Denah%2Brumah%2Bgadang%2B5%2Bruang%2B4%2Banjuan%2BLaras%2BKoto%2BPiliang
Gambar Denah rumah gadang 5 ruang 4 anjuan Laras Koto Piliang
Disebut juga rumah gadang 9 ruang
Sumber: Soeroto (Minangkabau , 2005 , p.72)
  • Laras Bodi Caniago Pintu masuk rumah gadang laras ini terletak di sisi pendek bangunan. Pada type „sitinjau lauik‟ , kedua ujung rumah diberi pengakhiran atap berupa setengah perisai untuk penjorokan atap atau overstek. Sedangkan type „gajah maharam‟ pengakhiran ujung bangunan berupa bidang dinding yang diawali dari ujung gonjong hingga ke tanah yang berupa bidang segitiga diatas suatu sisi empat. Kamar yang terhormat di sisi paling jauh dari pintu
Sketsa%2Brumah%2Bgadang%2Blaras%2BBodi%2BCaniago
Gambar Sketsa rumah gadang laras Bodi Caniago
Sumber: Laporan KKL ITB (1979 , p.77)
Denah%2Brumah%2Bgadang%2B7%2Bruang%2Blaras
Gambar Denah rumah gadang 7 ruang laras Bodi Caniago
Sumber: Soeroto (Minangkabau , 2005 , p.72)
Soeroto (Minangkabau , 2005) mendeskripsikan konstruksi rumah berupa panggung tersebut beridiri di atas lempengan kerikil dengan tiang-tiang yang ditegakkan dengan kemiringan 91-94°. Jajaran tiang dalam rumah gadang terdiri atas 4 lanjar dengan 5 baris tiang , yaitu: tiang api , tiang temban , tiang tangah , tiang dalam dan tiang saliuk.
Nama tersebut diubahsuaikan dengan fungsi dan kiprahnya , digambarkan pada pantun tabiat yang berbunyi:
  • tiang namun penegur helat , tiang temban suko mananti , tiang tangah manti delapan , tiang dalam puti bakuruang , tiang panjang si Majolelo. (Soeroto , Minangkabau , 2005 , p.38)
Prosesi%2BMendirikan%2BRumah%2BGadang%2Bdi%2BSumpu%252C%2BTanah%2BDatar
Prosesi Mendirikan Rumah Gadang di Sumpu , Tanah Datar
sumber: wonderfulminangkabau

Cara pendirian rumah gadang dilakukan dengan tahapan permulaan menyusun kerangka rumah apalagi dahulu. Pertama-tama sehabis disiapkan lahan dan batang kayu , disusun 1 baris kolom yang berisikan 5 tiang. Setelah diberi ikatan balok lantai dan balok ring , barisan tiang diresmikan dengan cara ditarik beramai-ramai. Selanjutnya , barisan tiang dirangkai menjadi satu kesatuan dengan memberi ikatan balok lantai dan balok ring pada arah membujur rumah.

Sketsa%2Btahap%2Bpembangunan%2Brumah%2Bgadang
Gambar Sketsa tahap pembangunan rumah gadang
Sumber: Laporan KKL ITB (1979 , p.278)
Referensi:

  • STUDI STRUKTUR DAN KONSTRUKSI RUMAH TRADISIONAL SUKU BATAK TOBA , MINANGKABAU DAN TORAJA Oleh: Esti Asih Nurdiah , ST. , MT.
  • http://nasbahrygallery1.blogspot.com/2014/03/nomenklatur-tata-nama-bagian-kulit.html
  • https://rebanas.com/gambar/images/building-architectural-quality-arsitektur-tradisional-sebagai-bersambung-desain-rumah-adat
  • https://www.wonderfulminangkabau.com/filosofi-rumah-gadang/
  • https://id.wikipedia.org/wiki/Rumah_Gadang
  • https://mozaikminang.wordpress.com/2012/02/20/peta-wilayah-adat-alam-minangkabau/
Untitled 3DAYAK

Seorang pakar sosial budaya yang aktif pada berbagai kegiatan sosial kemasyarakatan. Telah menempuh pendidikan di salah satu universitas swasta terbaik di Indonesia yang mengambil jurusan sosial budaya.

Pos terkait