![]() |
Rumah Adat Batak Toba , sumber Pesona Travel |
Kelompok suku Batak berdiam di Propinsi Sumatera Utara. Menurut pertimbangan para antropolog dan sejarah , asal ajakan suku batak Toba tidak jauh berlawanan dengan suku-suku lain di Kepulauan Nusantara yakni berasal dari migrasi zaman Neolithikum dan Megalithikum.
- pre-contact isolation , yakni masa dimana Suku Batak masih hidup terisolasi pada tahun 2000 – 1600 SM;
- pre-western contact , yakni masa sebelum terjadi kontak dengan Bangsa Barat pada tahun sebelum 1600 M; dan
- post-western contact , yakni masa sehabis terjadi kontak dengan Bangsa Barat sampai terbentuknya pemerintahan Indonesia .
![]() |
Gambar Peta kawasan Batak Toba
Sumber: Sargeant & Saleh (1973 , p.26-27)
|
- Hula-hula yakni keluarga dari pihak istri.
- Dongan sabutuha yang secara literal bermakna kawan satu rahim , bermakna anggota keluarga dari garis keturunan lelaki atau ayah , dengan demikian semua lelaki memiliki marga yang sama
- Boru yang bermakna anak wanita , juga bermakna keluarga dari pihak ibu.
Seperti halnya beberapa suku antik di Nusantara , rancangan wacana dunia gaib (mythical world) dan rancangan wacana asal-usul nenek moyang dan dewa-dewa , menghipnotis rancangan wacana dunia selaku tempat hidup dan pada hasilnya menghipnotis konnsep hunian.
Secara mitologis , suku Batak Toba mempercayai bahwa nenek moyang mereka , Siraja Batak yakni keturunan pribadi dari tuhan tertinggi yang disebut Debata Mulajadi Nabolon. Siraja Batak tiba pribadi dari langit dan mendarat di puncak gunung Pusuk Buhit. Akibatnya suku Batak Toba menilai Pusuk Buhit selaku sentra dari dunia dan menjadi susukan menuju ke dunia atas (Loebis , 2000). Pemikiran akan adanya dunia mistis dan pembagian dunia tersebut sungguh besar lengan berkuasa pada rancangan kosmologinya. Secara kosmologi , suku Batak Toba membagi dunia menjadi 3 layer: dunia atas , dunia tengah dan dunia bawah. Dunia atas ialah tempat bertahtanya Mulajadi Nabolon , tuhan tertinggi. Dunia tengah menjadi tempat hidup insan sedangkan dunia bawah menjadi tempat hidup bagi orang yang sudah mati , hantu dan roh-roh jahat. Konsep kosmologi yang membagi dunia menjadi 3 lapis dianggap besar lengan berkuasa pada pembagian tingkatan dalam rumah tradisional menyerupai pada Gambar
![]() |
Gambar Rumah Tradisional Suku Batak Toba yang Menggambarkan Konsep Kosmologi Sumber: Domenig (1981 dalam Fitri , 2004 , p.38) |

![]() |
Rumah Batak Balai Toba , sumber: situsbudaya.id |
Pada observasi Domenig (2003) banyak diulas perihal struktur dan konstruksi rumah dan lumbung padi. Sedangkan Fitri (2004) meneliti perubahan ruang dan rancangan spatial pada rumah Batak Toba dalam thesisnya dan Loebis (2000) meneliti perubahan rancangan arsitektur tradisional Batak Toba. Dari aneka macam publikasi dan observasi sebelumnya , setidaknya mendefinisikan arsitektur tradisional Batak Toba terdiri dari ruma atau jabu dan lumbung padi atau sopo.
“Het Toba-Bataksche Huis” oleh D. W. N. de Boer diterjemahkan dalam bahasa Inggris oleh J.C. Kriest dan Tjandra P. Mualim; dilampirkan dalam “Traditional Building of Indonesia” yang ialah hasil inventaris Sargeant & Saleh , 1973.
![]() |
Gambar Ilustrasi Bagan Penataan Rumah dan Lumbung Padi dalam Huta Sumber: Boer (1920) |
![]() |
Gambar Suasana Kampung Julu. Deretan bangunan menggunakan atap sirap. Sumber: Sargeant & Saleh (1973) |
Aturan yang baku dalam pola pemukiman Batak Toba yakni posisi alaman yang senantiasa berada ditengah , diantara jajaran jabu dan sopo. Gambaran huta yang masih orisinil banyak didapati dalam literatur lama. Kondisi huta di masa sekarang sudah banyak berubah dengan keadaan halaman yang sudah diperkeras atau adanya bangunan gres yang dibangun diantara jabu atau sopo.
![]() |
Gambaran kampung di Pulau Samosir. Sebuah peti mati dari kerikil berdiri di tengah ruang terbuka. Sumber: Sargeant & Saleh (1973) |
![]() |
Batak huizen in een dorp op Sumatra. COLLECTIE TROPEN MUSEUM 1932 |
- „Open‟ sopo , ialah bangunan serba guna dengan loteng tertutup dan tanpa dinding. Dapat difungsikan selaku tempat berkumpul warga , tempat tidur tamu lelaki atau cowok yang belum menikah , dan lumbung padi.
![]() |
Gambar Contoh tipe Open Sopo Sumber: Sargeant & Saleh (1973 , p.16) |
- Jabu sopo , ialah tempat tinggal permanen untuk keluarga. Secara struktur ialah sopo yang sudah dilengkapi dinding. Tangga berada di luar dan pintu di dinding depan. Bentuk rumah ini disebut selaku bentuk rumah yang banyak ditemui di Samosir Sargeant & Saleh (1973). Pada Gambar dibawah , mengobrol pola jabu sopo. Dinding segitiga yang diberi pernak-pernik mulanya ialah dinding gevel sopo , sementara dinding yang tidak diberi pernak-pernik ialah dinding yang disertakan dikala sopo dirubah menjadi ruma.
![]() |
Sopo yang sudah diubah menjadi jabu di Sigumpar , akrab Balige. Sumber: Sargeant & Saleh (1973 , p.11) |
- Ruma sisampuran , ialah tempat tinggal permanen , pintu berada di dinding depan. Biasanya terdapat loteng dan balkon di bawah atap.
![]() |
Gambar Ruma Sisampuran di Tomohok , Samosir. Sumber: Domenig (2003 , p.67) |
- Ruma Sitolumbea , ialah tempat tinggal permanen. Tangga berada di bawah kolong dan pintu masuk berupa tingkap lantai. Terdapat loteng dan balkon di bawah atap.
![]() |
Ruma Sitolumbea di Lumban Garaga (Uluuan) , 1979 Sumber: Domenig (2003 , p.68) |
Lantai tanah di kolong rumah digunakan untuk sangkar ternak.
- Lantai kedua berjarak ±1.60 m di atas tanah , ialah lantai untuk acara sehari-hari atau tempat para cowok tidur di malam hari.
- Lantai ketiga ialah loteng di bawah atap yang ditopang tiang kuat yang berjumlah umumnya 6 buah , digunakan untuk menyimpan beras.
![]() |
Rumah etika Batak Toba Rumah Bolon sumber : simarmata.or.id |
Sedangkan ruma dipahami dengan adanya tangga dan pintu tingkap di lantai , walaupun ada beberapa rumah yang memiliki tangga dan pintu masuk di depan; serta dinding yang melingkupi ruang dalam. Tinggi lantai dari atas tanah ±1.60 m dan kolong juga digunakan untuk sangkar binatang ternak.
- Batang kayu yang bersuara paling jernih dikala dipukul akan ditaruh pada pojok kanan rumah , atau posisi A
- Terbaik kedua akan ditaruh pada posisi O , kemudian posisi G dan
- yang paling jelek ditaruh pada posisi H.
Peletakan kolom ini selaras dengan pembagian ruang dimana pemilik rumah akan tidur di pojok kanan rumah (Jabu bona) akrab perapian , sisi paling penting dari rumah ada di sebelah kanan. Setelah memosisikan dan mendirikan keempat tiang pada posisi masing-masing , berikutnya tiang yang yang lain akan diresmikan dan dijajarkan dari penggalan depan rumah.
![]() |
Gambar Denah peletakan kolom pada jabu
Sumber: Boer (1920)
|
https://id.wikipedia.org/wiki/Arsitektur_Batak
http://marketeers.com/rumah-adat-batak-toba-sarat-akan-filosofi-hidup/
https://perpustakaan.id/rumah-adat-batak/
http://www.becaksiantar.com/2013/08/rumah-adat-batak-makna-dan-filosofi.html
http://www.bukdeinfo.com/2017/09/penjelasan-8-rumah-adat-tradisional.html
STUDI STRUKTUR DAN KONSTRUKSI RUMAH TRADISIONAL SUKU BATAK TOBA , MINANGKABAU DAN TORAJA Oleh: Esti Asih Nurdiah , ST. , MT.

Seorang pakar sosial budaya yang aktif pada berbagai kegiatan sosial kemasyarakatan. Telah menempuh pendidikan di salah satu universitas swasta terbaik di Indonesia yang mengambil jurusan sosial budaya.