Gbr Ilustrasi suku Indonesia , sumber http://foryouinformationn.blogspot.com
Diferensiasi masyarakat variasi pekerjaan , prestise , serta kekuasaan kelompok di penduduk , yang dikaitkan dengan interaksi atau akhir lazim dari proses interaksi sosial yang lain. Perwujudan pengelompokan penduduk atas dasar perbedaan pada kriteria-kriteria yang tidak menimbulkan tingkatan-tingkatan antara lain dalam hal agama , ras , jenis kelamin , klan , profesi , suku bangsa , dan lain nya (Soerjono Soekanto) di Indonesia ditandai dengan beragamnya suku bangsa atau etnis. Suku bangsa ialah adonan sosial yang dibedakan dari golongangolongan sosial yang lain lantaran memiliki ciri fundamental dan lazimnya berhubungan dengan asal undangan dan tempat asal serta kebudayaannya.
Kelompok etnis yakni sebuah populasi yang memiliki identitas kelompok menurut kebudayaan tertentu dan biasanya memiliki leluhur yang sama. Kelompok etnis dibedakan oleh karakteristik budaya yang dimiliki oleh para anggotanya , meliputi agama , bahasa dan wilayah.
Nama orang Indonesia memiliki karakteristik yang bervariasi selaras dengan bervariasinya sejarah dan budaya suku bangsa di Indonesia. Variasi nama Indonesia meliputi sejumlah faktor , tergolong dalam sifat , jenis , jumlah kata atau jumlah unsur/bagian yang digunakan , serta cara penulisannya. Contoh kombinasi tersebut yakni adanya sebagian pengarang Indonesia yang secara tradisional memiliki dan menggunakan nama keluarga/marga/fam , sedangkan sebagian lain ada yang memiliki atau menggunakan gelar adat/kebangsawanan.
Penggolongan nama-nama
Dari faktor pengatalogan , nama pengarang Indonesia yang bervariasi perlu dikelompokkan atau digolongkan dengan cara sistematis , untuk kepentingan penetapan kata utama dan pengendalian tajuk nama pengarang Indonesia. Penggolongan nama pengarang untuk kepentingan pengatalogan , perlu ditangani menurut karakteristik atau contoh lazim nama yang eksklusif terkait dengan contoh penentuan kata utama nama pengarang Indonesia.
Nama memiliki ciri pengenal kolektif
Marga atau nama keluarga yakni nama yang berbincang ciri selaku pengenal seseorang yang berbincang asal-usul keluarga dan biasanya ditaruh di belakang nama diri , misal: Anwar Nasution , Riris K. Sarumpaet , marga ini menjadi identitas dalam penduduk dan adat. Marga diturunkan dari ayah terhadap anak-anaknya (patriarchal) , yang merujuk terhadap nama keluarga dan lazimnya marga dicantumkan pada penggalan belakang nama setelah nama diri.
Nama marga/fam lazimnya digunakan secara kolektif oleh sebuah kelompok penduduk yang terikat dalam sebuah metode kekerabatan dan atau kekeluargaan secara bebuyutan dan ialah ciri pengenal garis keturunan lazim atau kolektif bagi seluruh anggota keluarga/marga/fam tersebut.
Nama keluarga/marga/fam di Indonesia walaupun berfungsi selaku ciri pengenal kolektif , tetapi memiliki perbedaan secara etnik , seumpama halnya penduduk di Batak , Minahasa , dan Indonesia penggalan Timur tanpa menyandang status sosial.
Nama marga/fam ialah produk budaya kolektif dalam metode kekerabatan masyarakat. Pada etnis tertentu di Indonesia , misalnya , orang Jawa dan Sunda tidak lazim menggunakan nama marga/fam , tetapi pada golongan tertentu menggunakan gelar adat/kebangsawanan.
Marga/fam
Klan (Clan) sering juga disebut saudara luas atau keluarga besar (marga). Klan ialah kesatuan keturunan (genealogis) , kesatuan iman (religiomagis) dan kesatuan watak (tradisi). Klan yakni metode sosial yang menurut ikatan darah atau keturunan yang serupa lazimnya terjadi pada penduduk unilateral baik lewat garis ayah (patrilineal) maupun garis ibu (matrilineal).
Klan Marga/fam atas dasar garis keturunan ayah (patrilineal)
antara lain terdapat pada:
Masyarakat Batak (dengan istilah Marga) antara lain :
Masyarakat Minahasa (klannya disebut Fam) antara lain :
Mandagi ,
Lasut ,
Tombokan ,
Pangkarego ,
Paat ,
Supit.
dsb
Masyarakat Ambon (klannya disebut Fam) antara lain :
Pattinasarani ,
Latuconsina ,
Lotul ,
Manuhutu ,
Goeslaw.
dsb
Masyarakat Flores (klannya disebut Fam) antara lain :
Fernandes ,
Wangge ,
Da Costa ,
Leimena ,
Kleden ,
De- Rosari ,
Paeira.
dsb
Klan Marga/fam atas dasar garis keturunan ibu (matrilineal)
antara lain terdapat pada:
Masyarakat Minangkabau
(klannya disebut Suku) ,merupakan adonan dari kampuang – kampuang.
Nama-nama klan di Minangkabau antara lain :
Chaniago ,
Dalimo ,
Kampai ,
Koto ,
Melayu ,
Piliang ,
Sikumbang ,
Solok ,
dsb.
Masyarakat di Flores ,
yaitu suku Ngada juga menggunakan metode Matrilineal.
Nama yang disertai gelar
Sebelum kedatangan bangsa-bangsa Barat di kawasan Nusantara ini , watak yakni satu-satunya metode yang mengendalikan penduduk dan pemerintahan , utamanya di kerajaan-kerajaan Melayu , mulai dari Aceh , Riau , Malaka , Jawa , Banjar , Bugis , hingga Ambon dan Ternate.
Gelar watak maupun gelar darah biru intinya sama seumpama watak pada suku-suku lain , tetapi dengan beberapa perbedaan atau kekhasan selaku cirinya. Kekhasan ini utamanya disebabkan lantaran penduduk sudah menganut metode garis keturunan menurut Ibu (matrilineal) maupun bapak (patrilineal).
Namun ada sebagian gelar watak diberikan terhadap seseorang lantaran jasanya , walaupun tidak punya ikatan darah secara garis keturunan.
Nama Marga/fam mengandung gelar watak atau gelar kehormatan
Nama mengandung gelar watak pada etnik Minang sanggup dibarengi dengan perhiasan kata gelar , misal: Djamaluddin gelar Sutan Maharaja Lelo; nama diri eksklusif dibarengi dengan gelar misal : Rustam Sutan Palindih , Aman Datuk Madjoindo. Penganugerahan gelar watak diberikan pada orang yang dianggap berjasa oleh sebuah kelompok penduduk , menurut pertimbangan selaku berikut :
Tokoh penduduk atau status sosial
Menguasai watak istiadat
Mengerti aturan : – aturan watak & aturan publik
Berperilaku baik
dsb
Nama Marga/fam mengandung gelar kebangsawanan
Di Indonesia , perumpamaan “bangsawan” sering disamakan dengan “keturunan raja”. Namun beberapa kawasan tertentu , darah biru tidak mesti dari keluarga kerajaan. Misalnya , di Bali , kelompok darah biru berisikan apa yang dinamakan Tri Wangsa yakni para brahmana , ksatria dan waisya.
Di Jawa , di samping keturunan raja , ada kelompok bangsawan yang berisikan saudara para pamong praja atau pejabat pemerintahan pribumi di masa Hindia Belanda , mulai dari bupati hingga ke demang.
Gelar kebangsawanan di Indonesia kebanyakan diberikan terhadap penduduk keraton dan orang-orang di luar keraton yang dianggap berjasa terhadap keraton. Gelar kebangsawanan ini diturunkan dari orangtua terhadap anaknya dan biasanya turun-temurun.
Gelar Marga/fam kebangsawanan tersebut antara lain:
Jawa biasanya dibarengi dengan nama diri , misal Raden Ajeng Kartini , 1879- 1904; Raden Ngabehi Ranggawarsita , 1802-1874.
Bugis , misal: Andi Meriem Matalata
Aceh , misal : Tengku Abdul Rahman Saleh; Teuku Umar
dsb
Sumber referensi:
buku PERPUSTAKAAN NASIONAL RI JAKARTA 2012 Daftar Nama Marga/Fam , Gelar Adat dan Gelar Kebangsawanan Di Indonesia ISBN 978-979-008-495-7
Seorang pakar sosial budaya yang aktif pada berbagai kegiatan sosial kemasyarakatan. Telah menempuh pendidikan di salah satu universitas swasta terbaik di Indonesia yang mengambil jurusan sosial budaya.