Sejarah Dan Budaya: Sawah Di Tanah Toraja

Sawah di Tana Toraja yang disebut uma , terdiri atas dua jenis , yakni sawah tadah hujan dan sawah pengairan. Sawah tadah hujan merupakan sawah yang pengairannya cuma menghendaki dari turunnya hujan sedangkan sawah pengairan merupakan sawah yang pengairannya dari sumber air di sekeliling persawahan tersebut baik dari mata air yang ada di sekeliling sawah , dam kecil atau dari sungai-sungai kecil atau besar yang melintasi sawah tersebut.

sumber : palimpsest.lss.wisc.edu

Meski jarang dijumpai , petani juga menanam padi darat di hutan utamanya di Lembang Balusu , sebelah utara Tana Toraja , ± 20 km dari terminal Bolu , kota Rantepao.

potret sawah di tanah toraja , sumber : travel.kompas.com

Sebagian besar sawah di Tana Toraja merupakan sawah tadah hujan. Sawah tadah hujan di Tana Toraja biasanya terdapat di daerah pegunungan dan dibentuk petak-petak kecil yang bertingkat-tingkat dengan luas yang beragam. Sawah di Tana Toraja relatif kecil , ¼ ha -2 ha bahkan lebih kecil terlebih sawah tadah hujan. Luas 2 ha ke atas sungguh jarang ditemui.

Di daerah Sa’dan , sebelah utara Tana Toraja ± 18 km dari terminal Bolu , kota Rantepao , di daerah Nanggala , sebelah utara Tana Toraja ± 12 km dari terminal Bolu kota Rantepao , dan di Sangalla di bab selatan , terdapat sawah pengairan yang cukup luas ketimbang sawah-sawah pengairan yang lain di Tana Toraja.

sumber :
Perempuan dalam Pertanian Padi Sawah di Tana Toraja
Women and Rice Cultivation in Tana Toraja
Selviani MANGGASA