Pengertian Pendidikan Berbasis Budaya
Pendidikan berbasis budaya (culture based education)
merupakan prosedur yang menyediakan potensi bagi setiap orang untuk memperkaya ilmu wawasan dan teknologi lewat pembelajaran seumur hidup. Kemunculan paradigma pendidikan berbasis budaya lebih dipicu oleh dua arus besar. Pertama , berangkat dari estimasi modernisme yang sudah hingga pada titik kulminasinya sehingga condong bikin insan untuk kembali terhadap hal-hal yang bersifat natural (alami). Kedua , modernisasi sendiri yang mengharapkan terciptanya demokrasi dalam segala dimensi kehidupan manusia. Berangkat dari hal tersebut , mau tidak mau pendidikan mesti dikontrol secara lebih maksimal dengan menyediakan kawasan seluas-luasnya bagi partisipasi penduduk dengan muatan value cultur (kebijakan lokal) selaku bab dari tujuan isi dari pendidikan.
Sebagai implikasinya , pendidikan menjadi jerih payah kolaboratif yang melibatkan partisipasi dan tugas kearifan metode nilai budaya di dalamnya. Partisipasi dalam konteks ini berupa koordinasi antara warga dengan pemerintah dalam mempersiapkan , menjalankan , mempertahankan dan menyebarkan acara pendidikan. Sebagai suatu kolaborasi , maka penduduk dengan budayanya diasumsikan mempunyai aspirasi yang mesti diakomodasi dalam proses penyusunan rencana dan pelaksanaan suatu acara pendidikan yang berpondasi dari akar metode nilai budayanya sendiri.
Lebih jauh , masa desentralisasi-otonomi juga mempunyai pengaruh pada kian terbukanya keleluasaan yang dimiliki penduduk untuk mendesain dan menjalankan pendidikan sesuai keperluan sendiri. Akibatnya , upaya-upaya menyelenggarakan pendidikan berbasis culture bassed education remaja ini kian marak.
Dalam persepsi tradisional ,
pendidikan dipandang selaku kesibukan yang berencana atau selaku jalan menuju pencapaian tujuan yang berada di luar proses pendidikan itu sendiri. Misalnya persepsi Aristoteles yang menyaksikan pendidikan selaku fasilitas untuk menolong dalam pencapaian kebahagiaan , kehidupan yang lebih baik , dan kondisi yang final. Artinya , di sini dimengerti bahwa pendidikan yakni alat untuk meraih tujuan , dengan pengandaian bahwa prosesnya terpisah.
Menurut Leo Toltoy ,
pendidikan tak punya sasaran utama di luar pendidikan itu sendiri. Justru tujuan yang ingin diraih dalam pendidikan yakni berasal dari prosesnya sendiri , yakni proses bagaimana ”memahami” realitas yang ada. Dengan demikian , pendidikan sungguh terkait sekali dengan kebudayaan. Artinya , desain ini merangkum seluruh nilai dalam budaya penduduk yang masih eksis.
Dari paparan tersebut sanggup dilihat tidak diragukan lagi bahwa kaitan antara pendidikan dan kebudayaan yakni sungguh mutlak. Pendidikan yakni “proses” (kebudayaan) insan untuk menyebarkan mutu dirinya menuju arah yang lebih baik.
Pendidikan berbasis budaya merupakan
perwujudan dari demokratisasi pendidikan lewat ekspansi pelayanan pendidikan untuk kepentingan masyarakat. Pendidikan berbasis budaya menjadi suatu gerakan penyadaran penduduk untuk terus berguru sepanjang hayat dalam menangani segala tantangan kehidupan yang berubah-ubah dan kian berat. Secara konseptual , pendidikan berbasis budaya yakni versi penyelenggaraan pendidikan yang bertumpu pada prinsip “dari desain budaya , digerakkan oleh budaya dan untuk bikin budaya gres yang bercorak dan bernilai lebih dari budaya sebelumnya”.
Pendidikan dengan desain budaya artinya
pendidikan menyediakan balasan dan penyelesaian atas penciptaan budaya yang didasari oleh keperluan penduduk , tentu dengan tata nilai dan metode yang berlaku di dalamnya. Pendidikan berbudaya artinya penduduk selaku pemilik budaya dengan segala tatanan nilai dan sistemnya diposisikan selaku subjek/pelaku pendidikan , bukan objek pendidikan. Pada konteks ini , semua elemen yang melingkupi penduduk sanggup berperan aktif dalam terciptanya suatu budaya yang melingkupi penduduk itu sendiri.
Indonesia selaku negara yang cukup mempunyai potensi dalam kemajuan pendidikan tentunya mesti bisa menyesuaikan diri dengan kondisi kekinian. Keniscayaan akan format pendidikan yang lebih banyak sudah menjadi “kewajiban” kita bareng dalam jerih payah merealisasikannya. Melakukan suatu jerih payah pembebasan terhadap pendidikan yang selama ini banyak diwarnai nilai-nilai yang meng-hegemoni kreativitas berpikir anak didik , sudah mewajibkan kita berupaya mengganti sembari berupaya menyediakan desain gres tentang pendidikan yang sebenarnya. Memberikan potensi sepenuhnya terhadap anak didik dalam rangka menyebarkan kesanggupan sesuai dengan talentanya. Hal tersebut akan berimplikasi kasatmata terhadap pertumbuhan dan perkembangannya secara alamiah (nature).
Sumber:
makalah pendidikan berbasis budaya , oleh Aginia Ashari ,dkk

Seorang pakar sosial budaya yang aktif pada berbagai kegiatan sosial kemasyarakatan. Telah menempuh pendidikan di salah satu universitas swasta terbaik di Indonesia yang mengambil jurusan sosial budaya.