Sejarah Dan Budaya: Nama Marga/Fam| Gelar Adat| Gelar Aristokrat Di “Jawa Tengah”

Gambar Gravatar
Pakaian Adat Tradisional Jawa Tengah
JAWA TENGAH 
Pakaian Adat Tradisional Jawa Tengah
Gbr. busana budpekerti Jawa Tengah ,
Sumber: carakus.com
Masyarakt Jawa Tengah terdiri atas etnis: Jawa , Karimun , Samin , Bagelen , Banyumas. Masyarakat etnis orisinil yang berada di kawasan Jawa Tengah kebanyakan tak punya nama marga atau nama keluarga , tetapi memiliki nama Klan (nama yang biasanya berasal dari nama orang bau tanah , biasanya lewat garis patrilineal yang kemudian dijadikan selaku nama golongan yang memiliki ikatan darah atau keturunan yang sama). 
Nama Klan pada penduduk etnis Jawa tidak sama dengan nama Klan yang dipakai pada penduduk etnis yang berada pada penduduk Sumatra Utara , Nusa Tenggara , dan sebagainya. 
Pada biasanya nama penduduk etnis di Jawa berpola nama patronemik (nama ayah yang dipakai oleh anaknya) , misalnya: Hasyim Joyohadikusumo nama Klannya yakni Joyohadikusumo yang berasal dari nama ayahnya yakni Sumitro Joyohadikusumo. 
Masyarakat etnis di Jawa Tengah lebih mengenal gelar budpekerti dan gelar kebangsawanan dibandingakan dengan nama marga. Gelar kebangsawanan berasal dari Keraton Surakarta. 
Keraton Surakarta atau lengkapnya dalam bahasa Jawa disebut Keraton Surakarta Hadiningrat yakni istana Kasunanan Surakarta. Keraton ini diresmikan oleh susuhunan Pakubuwono II (Sunan PB II) pada tahun 1744 selaku pengganti istana/keraton yang porak-poranda respon ricuh pecinan 1743. 
Istana terakhir kerajaan Mataram diresmikan di desa Sala (Solo) , suatu pelabuhan kecil di tepi barat Bengawan (sungai) Beton/Sala. Setelah resmi istana kerajaan Mataram selesai dibangun , nama desa itu diubah menjadi Surakarta Hadiningrat. 
Istana ini pula menjadi hukuman bisu penyerahan kedaulatan kerajaan Mataram oleh Sunan PB II terhadap VOC di tahun 1749. Setelah perjanjian Giyanti tahun 1725 , keraton ini kemudian dijadikan istana resmi bagi kasunanan Surakarta. 
Sampai di sekarang ini Keraton Surakarta masih memelihara gelar kebangsawanan yang masih dipakai oleh saudara istana , selain itu juga menampilkan gelar budpekerti pada tokoh penduduk yang dianggap berjasa.

1. Gelar budpekerti (gelar kehormatan) 

Bacaan Lainnya
Gelar budpekerti yang diberikan terhadap tokoh penduduk atau seseorang yang dianggap berjasa atau memiliki kemampuan dibidang tertentu. 
Dibawah ini gelar budpekerti yang diberikan Keraton Surakarta terhadap beberapa orang , yaituantara lain: 
  • Nimas Ayu Tumenggung gelar untuk Julia Perez 
  • Kanjeng Pangeran Haryo Sinyo Harry Sarundajang (Gubernur Sulawesi selatan) 
  • Dr. Marzuki Ali dengan gelar DR. KP Adp. Ar Pamesthinagoro 
  • Prof. Dr. Muhammad Mahfud , MD , SH mendapat gelar Prof. Dr. KP Adp Muhammad Mahfud Kusumonagoro , SH. 
  • Tanri Abeng mendapat gelar KP Ar. Tanri Abeng Adityonagoro. 
  • Hj. Melanie Leimina Suharli mendapat gelar terpanjang , yakni Hj. KRAy Adp Melani Leimena Suharti Retno Kusumaningtyas. 
  • Yeni Wahid juga mendapat gelar yakni KRAy Sitaningrum. 
  • Tina Talisa mendapat gelar KMAyT Tina Talisa Prawitaningrum untuk aktifitasnya di dunia presenter. 
  • Dokter Lula Kamal mendapat gelar KMAyT Husdadiwati , MSc (gelar untuk bidang kesehatan). 
  • Sri Rossa Roslaina Handayani (Rossa) mendapat gelar KMAyT Sri Rossa Swarakaloka (gelar untuk bidang musik) 
  • Puteri Indonesia 2010 Nadine Alexandra Dewi mendapat gelar Kanjeng Mas Ayu Tumenggung Dewi Ames 
  • Puteri Indonesia (pemenang puteri lingkungan) 2010 dr. Reisa Kartikasari mendapat gelar Kanjeng Mas Ayu Tumenggung

2. Gelar kebangsawanan 

Gelar kebangsawana di Keraton Surakarta terdiri atas gelar kesunan dan gelar Mangkunegara. 
2.a. Gelar Kasunanan Surakarta 
Gelar Kasunanan Surakarta berisikan : 
  • Penguasa Kasunanan: Sampeyan Dalem ingkang Sinuhun Kanjeng Susuhunan Prabu Sri Paku Buwana Senapati ing Alaga Ngabdulrahman Sayidin Panatagama Kaping … (SISKS) 
  • Permaisuri Susuhunan Pakubuwana bergelar Gusti Kanjeng Ratu (GKR) , dengan urutan: Ratu Kilen (Ratu Barat) dan Ratu Wetan (Ratu Timur) 
  • Selir Susuhunan Pakubuwana bergelar Kanjeng Bendara Raden Ayu (KBRAy) , dengan urutan: a) Bandara Raden Ayu b) Raden Ayu c) Raden d) Mas Ayu e) Mas Ajeng f) Mbok Ajeng 
  • Pewaris tahta Kasunanan (putra mahkota) bergelar Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Anum Amangku Negara Sudibya Rajaputra Nalendra ing Mataram. 
  • Anak lelaki selain putra mahkota dari permaisuri di saat masih muda bergelar Raden Mas Gusti (RMG) 
  • Anak lelaki selain putra mahkota dari permaisuri di saat sudah cukup umur bergelar Kanjeng Gusti Pangeran (KGP) , dengan urutan: a) Mangku Bumi c) Purbaya b) Bumi Nata d) Puger
  • Anak lelaki dari selir di saat masih muda bergelar Bendara Raden Mas (BRM) 
  • Anak lelaki dari selir di saat sudah cukup umur bergelar Bendara Kanjeng Pangeran (BKP) 
  • Cucu lelaki dari garis lelaki bergelar Bendara Raden Mas (BRM) 
  • Cicit lelaki dan keturunan lelaki lain dari garis lelaki bergelar Raden Mas (RM) 
  • Anak perempuan dari permaisuri di saat belum dinikahkan bergelar Gusti Raden Ajeng (GRA)
  • Anak perempuan dari permaisuri di saat sudah dinikahkan bergelar Gusti Raden Ayu (GRAy) 
  • Anak perempuan tertua dari permaisuri di saat sudah cukup umur bergelar Gusti Kanjeng Ratu (GKR) , dengan urutan: a) Sekar-Kedhaton d) Bendara b) Pembayun e) Angger c) Maduratna f) Timur 
  • Anak perempuan dari selir di saat belum dinikahkan bergelar Bendara Raden Ajeng (BRA) 
  • Anak perempuan dari selir di saat sudah dinikahkan bergelar Bendara Raden Ayu (BRAy) 
  • Anak perempuan tertua dari selir di saat sudah cukup umur bergelar Ratu Alit 
  • Cucu perempuan dan keturunan perempuan lain dari garis lelaki sebelum dinikahkan bergelar Raden Ajeng (RA) 
  • Cucu perempuan dan keturunan perempuan lain dari garis lelaki sesudah dinikahkan bergelar Raden Ayu (RAy)

2.b. Gelar Mangkunegaran 

Gelar yang dipakai di Praja Mangkunagaran Surakarta yakni : 
  • Penguasa Mangkunagaran bergelar Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Harya Mangku Negara Senapati ing Ayuda Kaping … (KGPAA) 
  • Permaisuri Raja Mangkunagara bergelar Kanjeng Bendara Raden Ayu (KBRAy) 
  • Selir Raja Paku Mangkunagara bergelar Bendara Raden Ayu (BRAy) atau Raden Ayu (RAy) 
  • Pewaris tahta Mangkunagaran (putra mahkota) bergelar Pangeran Adipati Harya Prabu Prangwadana 
  • Anak lelaki selain putra mahkota dari permaisuri bergelar Gusti Raden Mas (GRM) 
  • Anak lelaki dari selir: Bendara Raden Mas (RM) 
  • Cucu lelaki dan keturunan lelaki hingga generasi ketiga dari garis pria: Raden Mas (RM) 
  • Keturunan lelaki sesudah generasi keempat lain dari garis pria: Raden 
  • Anak perempuan dari permaisuri di saat belum dinikahkan: Gusti Raden Ajeng (GRA) 
  • Anak perempuan dari permaisuri di saat sudah dinikahkan: Gusti Raden Ayu (GRAy) 
  • Anak perempuan dari selir di saat belum dinikahkan: Bendara Raden Ajeng (BRA) 
  • Anak perempuan dari selir di saat sudah dinikahkan: Bendara Raden Ayu (BRAy) 
  • Cucu perempuan dan keturunan perempuan lain dari garis lelaki , sebelum dinikahkan: Raden Ajeng (RA) 
  • Cucu perempuan dan keturunan perempuan lain dari garis lelaki , sesudah dinikahkan: Raden Ayu (RAy)
2.c. Gelar lain 
Gelar yang diberikan pada penduduk yang berada dilingkungan Keraton kebanyakan ialah orang yang memiliki ikatan kekeluargaan dengan keraton. 
  • Candrakirana (untuk putri ketiga) 
  • Putra tertua dari seluruh Garwa Ampeyan bergelar Bendara Raden Mas Gusti dan akan meningkat menjadi Gusti Pangeran sesudah diangkat menjadi pangeran. Sedangkan putri tertua dari seluruh Garwa Ampeyan bergelar Bendoro Raden Ajeng Gusti dan akan meningkat menjadi Pembayun sesudah menikah. Khusus untuk putri sulung (tertua) dari Garwa Ampéyan mendapat gelar Kanjeng Ratu. 
  • Sekarkedhaton (untuk menyebut putri sulung permaisuri) 
  • Sekartaji (untuk putri kedua) 
Beberapa gelar yang diberikan/dianugerahkan/diturunkan baik oleh trah Kesultanan , Kasunanan , Pakualaman atau Mangkunegaran memiliki beberapa karakteristik khas yang berisikan gelar turunan (darah) dan istimewa. Gelar-gelar turunan cuma hingga generasi ketujuh saja. 
Untuk generasi selanjutnya gelar tersebut berlaku hingga generasi keberapapun dengan catatan berasal dari keturunan lelaki atau pihak pancer trah perempuan memiliki kedudukan aristokrat yang kuat. Pada gelar Raden Bagus , gelar ini akan berubah apabila yang bersangkutan sudah menikah , gelar ini meningkat menjadi Raden Bei/Raden Behi (RB.) 
Dalam lingkup gelar kebangsawanan Mataram Islam , 4 praja nagari 
  • Kesultanan , 
  • Kasunanan , 
  • Pakualaman , 
  • Mangkunegaraan
juga mengenal Gelar Istimewa. Gelar-gelar ini dibedakan menjadi 2 macam , yakni sanggup diteruskan pada generasi selanjutnya baik putra maupun putri dan yang tidak sanggup diturunkan pada generasi selanjutnya dengan argumentasi ialah gelar jabatan. 
Pada gelar istimewa yang sanggup diturunkan , untuk keturunan dari lelaki sanggup menemukan gelar yang serupa dengan generasi sebelumnya , khusus keturunan dari perempuan gelarnya akan diturunkan sesuai tingkatan gelar umum. 
Jika tingkatan gelar keturunan dari perempuan habis maka keturunan selanjutnya tidak mendapat gelar lagi , kecuali trah dari garis perempuan memiliki kedudukan kebangsawanan yang kuat. Contoh gelar yang sanggup digunakan:

Putra : 

  • Mas/Mas Anom/Aryo Bagus/Bagus (merupakan gelar terakhir: ditulis lengkap , biasanya ialah istilah bagi seseorang) 
  • Raden (R.) 
  • Raden Aryo Panji 
  • Raden Bagus (RB.) 
  • Raden Bei (RB.) 
  • Raden Mas (R.M.) 
  • Raden Panji (RP.) 
Putri : 
  • Dyah/Ayu/Nimas (merupakan gelar terakhir : ditulis lengkap , biasanya ialah istilah bagi seseorang) 
  • Raden Ajeng (RA.)/Raden Ayu (RAy.) 
  • Raden Nganten (RNgt.) 
  • Rara (Rr.) 
Gelar-gelar pada poin di atas ialah gelar-gelar kebangsawan Jawa yang diakui secara aklamasi di seluruh Nusantara supaya sanggup diturunkan terhadap anak cucunya tanpa batas. Pada Gelar Putri , gelar Rara (Rr.) sanggup diturunkan hingga generasi keberapapun dengan catatan Trah Pihak Wanita memiliki kedudukan bangsawan/Trah yang kuat/Tinggi. 
Pada poin terakhir pada masing-masing gelar di putra maupun putri , istilah gelar tersebut ialah suatu penghormatan bagi orang-orang yang ialah trah aristokrat tetapi sudah habis grad penurunan gelarnya. 
Gelar tersebut tidak mesti dituliskan di Akta Kelahiran. Penggunaan gelar Raden Bagus sanggup dimisalkan dengan : Seorang Ibu dengan gelar RA atau Rr menikah dengan seorang Bapak tanpa gelar , jikalau anaknya perempuan maka anaknya akan mendapat gelar Rr. (dengan catatan si Bapak mesti diwisuda dengan gelar baru). Namun jikalau anaknya lelaki maka gelarnya yakni Raden Bagus , apabila sudah menikah meningkat menjadi Raden Bei. Penggunaan gelar Raden Bei juga dipakai pada anak pertama laki-laki.

3. Gelar-gelar jabatan


Gelar-gelar jabatan antara lain:
  • 1. Kanjeng Mas Ayu ; putri 
  • 2. Kanjeng Mas Ayu Tumenggung ; putri 
  • 3. Kanjeng Radèn Harya Tumenggung (KRHT) ; putra 
  • 4. Kanjeng Radèn Mas Tumenggung (KRMT) ; putra 
  • 5. Ki Ageng ; putra 
  • 6. Ki Tumenggung Adipati ; putra 
  • 7. Kyai Ageng ; putra 
  • 8. Mas Ayu ; putri 
  • 9. Mas Bekel ; putra 
  • 10. Mas Ngabéi (MNg) ; putra 
  • 11. Mas Ngebel ; putra 
  • 12. Mas Radèn Harya Tumenggung (MRHT) ; putra 
  • 13. Mas Tumenggung / Mas Adipati ; putra 
  • 14. Nimas Ayu ; putri 
  • 15. Nyai ; putri 
  • 16. Nyai Adjeng ; putri 
  • 17. Nyai Tumenggung ; putri 18. Raden Hangabehi (RNg) ; putra 
  • 19. Radèn Mas Tumenggung (RMT) ; putra 
Perlu diamati pada gelar jabatan putra & putri , gelar-gelar tersebut sanggup diwisudakan pada generasi selanjutnya dengan beberapa pendapat: 
  • 1. Jika keturunannya sudah cukup umur , atau 
  • 2. Jika sudah dikenali pihak keraton , atau 
  • 3. Jika disetujui pihak keraton. 
Polemik gelar itu masih simpang siur. Namun bagi keturunan yang sudah percaya dengan gelar yang disandang , hendaklah arif menggunakan gelar tersebut sebab menyangkut harkat dan martabat generasi di atasnya. Khusus untuk gelar putri apabila ada seorang putri dengan gelar RA. menikah dengan bangsawan alit (masyarakat biasa) dan memiliki anak putri maka gelar anaknya tersebut diturunkan menjadi Rr. dan seterusnya. 
Gelar spesial sebab Jabatan Biasa disandang oleh para:
  • Priyayi Anom , 
  • Adipati , 
  • Patih , 
  • Bupati , 
  • Wedana , 
  • Camat , 
  • Mantri dsb. 
(gelar ini dulu disandangkan pada lakilaki , sebab pemangku jabatan lebih banyak didominasi yakni lelaki , sedangkan istrinya juga mendapat gelar istimewa tetapi jarang)
Sumber Referensi:

Buku PERPUSTAKAAN NASIONAL RI JAKARTA 2012 Daftar Nama Marga/Fam , Gelar Adat dan Gelar Kebangsawanan Di Indonesia ISBN 978-979-008-495-7

https://carakus.com/pakaian-adat-indonesia/
http://kinerja.lib.itb.ac.id
https://sultansinindonesieblog.wordpress.com
https://www.kaskus.co.id

Untitled 3DAYAK

Seorang pakar sosial budaya yang aktif pada berbagai kegiatan sosial kemasyarakatan. Telah menempuh pendidikan di salah satu universitas swasta terbaik di Indonesia yang mengambil jurusan sosial budaya.

Pos terkait