Sejarah Dan Budaya: Kerajaan Kuripan

Gambar Gravatar
Kerajaan Kuripan , atau disebut pula Kahuripan , merupakan kerajaan antik yang beribukota di kecamatan Danau Panggang , Hulu Sungai Utara , Kalimantan Selatan. Kerajaan Kuripan berlokasi di sebelah hilir dari negeri Candi Agung (Amuntai Tengah).
Diduga sentra pemerintahan kerajaan ini berpindah-pindah di sekeliling Kabupaten Hulu Sungai Utara dan Kabupaten Tabalong di saat ini. Kabupaten Tabalong terletak di sebelah hulu dari Kabupaten Hulu Sungai Utara , alasannya merupakan di kawasan Kabupaten Hulu Sungai Utara sungai Bahan/sungai Negara bercabang ke arah hulunya menjadi dua yakni kawasan fatwa sungai Tabalong dan kawasan fatwa sungai Balangan. Menurut kebiasaan di Kalimantan , penamaan suatu sungai umumnya menurut nama kawasan yang ada di sebelah hulunya. Karena itu penamaan sungai Tabalong menurut nama kawasan yang ada di sebelah hulu dari sungai tersebut , yang pada zaman Hindia Belanda disebut Distrik Tabalong. Sungai Tabalong merupakan anak sungai Bahan , sedangkan sungai Bahan merupakan anak sungai Barito yang bermuara ke maritim Jawa.
Diduga nama Kerajaan Kuripan istilah lain dari Kerajaan Tabalong yang disebutkan dalam Kakawin Nagarakretagama yang ditulis pujangga Majapahit yakni Mpu Prapanca pada tahun 1365. Sebutan Kerajaan Tabalong menurut nama kawasan dimana kerajaan tersebut berada. Sedangkan nama Kuripan mungkin nama ibukotanya di saat itu. Nama Kuripan disangka merupakan nama usang Amuntai (kota) di Kabupaten Hulu Sungai Utara yang terletak di sekeliling muara sungai Tabalong.
Menurut Tutur Candi , Kerajaan Kahuripan merupakan kerajaan yang lebih dahulu bangkit sebelum Kerajaan Negara Dipa. Karena raja Kerajaan Kahuripan mencintai Empu Jatmika selaku anaknya sendiri maka sehabis ia bau tanah dan mangkat lalu seluruh wilayah kerajaannya (Kahuripan) dinamakan selaku Kerajaan Negara Dipa , yakni nama kawasan yang didiami oleh Empu Jatmika. (Fudiat Suryadikara , Geografi Dialek Bahasa Banjar Hulu , Depdikbud , 1984
Kerajaan Kuripan ini disangka merupakan kerajaan yang serupa dengan Kerajaan Tanjungpuri atau Kerajaan Nan Sarunai atau mungkin pula Nan Sarunai merupakan bawahan dari Kuripan. Selanjutnya kekuasaan kerajaan orang pribumi lalu digantikan penguasa gres kawasan ini yakni Dinasti Negara Dipa yang berdarah Majapahit.
Pemerintahan suku Maanyan di kerajaan Nan Sarunai memperoleh serangan dari Jawa (Majapahit) sebanyak dua kali yang disebut orang Maanyan dengan perumpamaan Nansarunai Usak Jawa , sehingga suku Maanyan menyingkir ke pedalaman pada kawasan yang dihuni suku Lawangan kecuali sebagian yang lalu bergabung ke dalam pemerintahan orang Majapahit. Diduga serangan yang kedua merupakan serangan dari Pangeran Surya Nata I yang sudah mengokohkan kedudukannya selaku Raja Negara Dipa sehabis menikah dengan Putri Junjung Buih. 
Menurut orang Maanyan , kerajaan Nan Sarunai ini sudah ada pengaruh Hindu , yakni adanya pembakaran tulang-tulang dalam upacara selesai hidup suku Maanyan , yang merupakan fatwa Hindu-Kaharingan , sebelumnya tidak dimengerti pembakaran tulang-tulang dalam agama Kaharingan yang asli. Periode Kerajaan Kuripan/Nan Sarunai ini sezaman dengan Kerajaan Kutai Martadipura , sedangkan Periode Negara Dipa sezaman dengan Kerajaan Kutai Kartanegara yakni pada masa kerajaan Majapahit. Negara Dipa merupakan kerajaan yang multi-etnik yang pertama di Kalimantan Selatan
Referensi : bimbie.com , id.wikipedia.org
Untitled 3DAYAK

Seorang pakar sosial budaya yang aktif pada berbagai kegiatan sosial kemasyarakatan. Telah menempuh pendidikan di salah satu universitas swasta terbaik di Indonesia yang mengambil jurusan sosial budaya.

Pos terkait