Sejarah Dan Budaya: Ken Dedes

Gambar Gravatar
Prajnaparamita Java
Prajnaparamita Java
Arca Prajnaparamita ditemukan 
dekat candi Singhasari dipercaya 
sebagai arca perwujudan Ken Dedes 
(koleksi Museum Nasional Indonesia)
Ken Dedes adalah nama permaisuri dari Ken Arok pendiri Kerajaan Tumapel (Singhasari). Ia lalu dianggap selaku leluhur raja-raja yang berkuasa di Jawa , nenek moyang wangsa Rajasa , trah yang berkuasa di Singhasari dan Majapahit. Tradisi setempat menyebutkan ia selaku perempuan yang memiliki keayuan hebat , perwujudan keayuan yang sempurna.
Perkawinan Pertama
Menurut Pararaton , Ken Dedes merupakan putri dari Mpu Purwa , seorang pendeta Buddha dari desa Panawijen. Pada suatu hari Tunggul Ametung akuwu Tumapel singgah di rumahnya. Tunggul Ametung jatuh hati padanya dan secepatnya mempersunting gadis itu. Karena dikala itu ayahnya sedang berada di hutan , Ken Dedes meminta Tunggul Ametung supaya sabar menunggu. Namun Tunggul Ametung tidak kuasa menahan diri. Ken Dedes pun dibawanya pulang dengan paksa ke Tumapel untuk dinikahi.
Ketika Mpu Purwa pulang ke tempat tinggal , ia murka mendapati putrinya sudah diculik. Ia pun mengutuk barangsiapa yang sudah menculik putrinya , maka ia akan mati akhir keayuan Ken Dedes.
Perkawinan Kedua
Tunggul Ametung memiliki pengawal dogma berjulukan Ken Arok. Pada suatu hari Tunggul Ametung dan Ken Dedes pergi bertamasya ke Hutan Baboji. Ketika turun dari kereta , kain Ken Dedes tersingkap sehingga auratnya yang bersinar terlihat oleh Ken Arok.
Ken Arok menyodorkan hal itu terhadap gurunya , yang berjulukan Lohgawe , seorang pendeta dari India. Menurut Lohgawe , perempuan dengan ciri-ciri menyerupai itu disebut selaku perempuan nareswari yang diramalkan akan menurunkan raja-raja. Mendengar ramalan tersebut , Ken Arok kian berkeinginan untuk menyingkirkan Tunggul Ametung dan menikahi Ken Dedes.
Maka , dengan menggunakan keris bikinan Mpu Gandring , Ken Arok sukses membunuh Tunggul Ametung di saat tidur. Yang dijadikan kambing hitam merupakan rekan kerjanya , sesama pengawal berjulukan Kebo Hijo. Ken Arok lalu menikahi Ken Dedes , bahkan menjadi akuwu gres di Tumapel. Ken Dedes sendiri dikala itu sedang dalam kondisi mengandung anak Tunggul Ametung.
Keturunan Ken Dedes
Lebih lanjut Pararaton menceritakan kesuksesan Ken Arok menggulingkan Kertajaya raja Kadiri tahun 1222 , dan memerdekakan Tumapel menjadi suatu kerajaan baru. Dari perkawinannya dengan Ken Arok , lahir beberapa orang anak yakni , Mahisa Wonga Teleng , Panji Saprang , Agnibhaya , dan Dewi Rimbu. Sedangkan dari perkawinan pertama dengan Tunggul Ametung , Ken Dedes dikaruniai seorang putra berjulukan Anusapati.
Seiring berjalannya waktu , Anusapati merasa dianaktirikan oleh Ken Arok. Setelah mendesak ibunya , alhasil ia tahu kalau dirinya bukan anak kandung Ken Arok. Bahkan , Anusapati juga diberi tahu kalau ayah kandungnya sudah mati dibunuh Ken Arok.
Maka , dengan menggunakan tangan pembantunya , Anusapati membalas dendam dengan membunuh Ken Arok pada tahun 1247.
Keistimewaan Ken Dedes
Tokoh Ken Dedes cuma terdapat dalam naskah Pararaton yang ditulis ratusan tahun sehabis zaman Tumapel dan Majapahit , sehingga kebenarannya cukup diragukan. Namanya sama sekali tidak terdapat dalam Nagarakretagama atau prasasti apa pun. Mungkin pengarang Pararaton ingin bikin sosok leluhur Majapahit yang istimewa , yakni seorang perempuan yang bersinar auratnya.
Keistimewaan merupakan syarat mutlak yang didambakan penduduk Jawa dalam diri seorang pemimpin atau leluhurnya. Masyarakat Jawa yakin kalau raja merupakan opsi Tuhan. Ken Dedes sendiri merupakan leluhur raja-raja Majapahit model Pararaton. Maka , ia pun dikisahkan sejak permulaan sudah memiliki gejala selaku perempuan nareswari. Selain itu dibilang pula kalau ia selaku seorang penganut Buddha yang sudah menguasai ilmu eksekusi alam amamadang , atau cara untuk lepas dari samsara.
Dalam kisah maut Ken Arok sanggup disimpulkan kalau Ken Dedes merupakan saksi mata pembunuhan Tunggul Ametung. Anehnya , ia justru rela dinikahi oleh pembunuh suaminya itu. Hal ini mengambarkan kalau antara Ken Dedes dan Ken Arok sebetulnya saling mengasihi , sehingga ia pun mendukung rencana pembunuhan Tunggul Ametung. Perlu dikenang pula kalau perkawinan Ken Dedes dengan Tunggul Ametung dilandasi rasa keterpaksaan.
Kepustakaan
R.M. Mangkudimedja. 1979. Serat Pararaton Jilid 2. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan , Proyek Penerbitan Buku Sastra Indonesia dan Daerah
Slamet Muljana. 2005. Menuju Puncak Kemegahan (terbitan ulang 1965). Yogyakarta: LKIS
Slamet Muljana. 1979. Nagarakretagama dan Tafsir Sejarahnya. Jakarta: Bhratara
sumber: wikipedia.org
Untitled 3DAYAK

Seorang pakar sosial budaya yang aktif pada berbagai kegiatan sosial kemasyarakatan. Telah menempuh pendidikan di salah satu universitas swasta terbaik di Indonesia yang mengambil jurusan sosial budaya.

Pos terkait