Sejarah Dan Budaya: Gelar Penguasa Toraja Jaman Purba Hingga Era Xii

Gambar Gravatar
Menurut beberapa penulis literatur Sejarah Toraja ,  sejak  jaman purba hingga pada kurun ke- XII , Tondok Lepongan Bulan Tana Matarik Allo sudah mengalami 3 (tiga) kali pergeseran bentuk Kekuasaan dan pemerintahan dengan Gelar masing-masing bagi Penguasa-penguasanya , alasannya yakni mengikuti gelombang munculnya Penguasa-penguasa masing -masing yang antara lain:
Penguasa yang pertama: dengan Gelar “Ambe’” atau “Siambe’ Pong” ,berasal dari kata “Ambe Arroan” dan “Pong Pararrak” , yang menurut beberapa literatur sejarah Toraja adalah:
Ambe’ Arroan (ambe’ = bapak; arroan = golongan manusia).artinya , bapak/kepala golongan manusia
Pong Pararrak (Pong = utama-pokok ; pararrak = penjelajah) artinya , kepala/pemimpin Penjelajah.
maka terjadilah Gelar Siambe’ Pong contohnya antara lain:
  • Siambe’ Pong Simpin ,
  • Siambe’ PongTiku ,
  • Siambe’ Pong Maramba’ ,
  • Siambe’ Pong Panimba’ ,
  • Siambe’ Pong Palita , dll.
Penguasa yang kedua: dengan gelar “Puang” yakni Penguasa yang terbentuk dari “Bamba Puang” Daerah Selatan Tondok Lepongan Bulan Tana Matarik Allo asalnya dari “Puang Lembang” (Pemimpin Orang yang empunya Perahu) yang setiap Gelar penguasanya disambung dengan nama Tongkonannya atau Tempatnya/Daerah yang dikuasai pola nya antara lain:
  • Puang ri Buntu ,
  • Puang ri Papan Sura’ ,
  • Puang ri Tabang ,
  • Puang ri Su’pi ,
  • Puang ri Barang ,
  • Puang ri Batu ,
  • Puang ri Borong , dll.
Penguasa yang ketiga: dengan Gelar “Ma’dika” yakni Gelar Penguasa yang diciptakan oleh “Tangdilino’” Penguasa pertama dari Banua Puan Marinding , yakni seorang Puang (Pemimpin Orang yang empunya Perahu) yang memerdekakan dirinya dari hukum dan pemerintahan Puang , dan kata Ma’dika ini mungkin sekali berasal dari kata Maradika (merdeka , bebas) yang dijalankan di bab Barat Tana Tondok Lepongan Bulan Tana Matarik Allo , yang dalam memanfaatkan gelar Ma’dika itu senantiasa dihubungkan atau disambungkan dengan nama Daerah atau Wilayah Kekuasaan atau penguasa pemerintahan wilayah itu umpamanya :
  • Ma’dika Simbuang ,
  • Ma’dika Ulusalu ,
  • Ma’dika Mamasa , dll..
Dari ke-tiga Daerah Adat Toraja (Tondok Lepongan Bulan Tana Matarik Allo) menurut Aluk Pitung Sa’bu Pitu Ratu’ Pitung Pulo Pitu (Aturan 777) tersebut , pada kenyataannya bahwa ‘Tiap Daerah Adat itu semenjak dulu tidak menguasai satu sama yang lain , tetapi tetap ialah satu kesatuan Negeri yang berjulukan Tondok Lepongan Bulan Tana Matarik Allo , kesatuan dan kondisi pada waktu tersebut berlaku hingga munculnya Penguasa Baru dengan satu zaman tersendiri yang dipahami dengan zaman  datangnya Tomanurun-Tomanurun di Tondok Lepongan Bulan Tana Matarik Allo yakni pada permulaan kurun ke-13.

Rangkuman:
Sejak masa permulaan Arroan (Purba) hingga masa Banua Puan (sekitar kurun VI – XII) sudah terbentuk tiga wilayah kekuatan susila dengan gelarnya masing-masing , yakni :

Bacaan Lainnya
  • Bagian Selatan , di daerah bamba puang dan sekitarnya (sekarang masuk wilayah Enrekang) disebut daerah di-puangng-i dengan gelar Puang.
  • Bagian Tengah , di daerah Tallu Lembangna , yakni Makale , Sangalla , dan Mengkendek disebut daerah di-puangng-i dengan gelar Puang.
  • Bagian Timur , di daerah Rantepao , Sanggalangi , Rinding allo , dan Sesean disebut daerah di-parengnge’-i (di Siambe’i , di Siindo’i )dengan gelar Siambe’ bagi pria dan Siindo’ bagi perempuan.
  • Bagian Barat , di daerah Saluputti dan Bonggakaradeng disebut daerah di-ma’dika-i dengan gelar Ma’dika 
Untitled 3DAYAK

Seorang pakar sosial budaya yang aktif pada berbagai kegiatan sosial kemasyarakatan. Telah menempuh pendidikan di salah satu universitas swasta terbaik di Indonesia yang mengambil jurusan sosial budaya.

Pos terkait