![]() |
Gmbr Ilustrasi Ma` Badong , Sumber : galampang.wordpress.com |
Badong merupakan warisan kebudayaan yang sudah diwariskan bebuyutan oleh penduduk orisinil dan keturunan suku Toraja sejak berabad-abad yang lalu. Karena kekhasan , fungsi dan peranan , serta nilai kebudayaan untuk bantu-membantu mendoakan orang yang sudah meninggal menghasilkan ma’badong masih bertahan sampai kini , bahkan sering dilaksanakan.
![]() |
Gmbr Ilustrasi Ma` Badong di Toraja Rambu Solo` Sumber : victorsumua.blogspot.com |
Badong dijalankan di setiap upacara kematian di Tana Toraja , dan dijalankan di tanah lapang atau pelataran yang cukup luas , yakni di tengah-tengah lantang (rumah budpekerti yang cuma dibikin untuk sekali pakai pada dikala program pesta kematian.
- Untuk membentuk bulat selaku nyanyian doa , penari badong paling sedikit mesti berjumlah lima orang.
- Syair lagu badong merupakan syair yang sudah terorganisir sesuai dengan keempat fungsi disertakan dengan riwayat hidup orang yang meninggal dunia.
- Badong dilaksanakan di upacara pemakaman di lapangan terbuka yang dikelilingi lantang (rumah adat).
- Badong dilaksanakan oleh lelaki dan perempuan dewasa.
- Badong cuma dijalankan di upacara kematian dan bersifat sakral , bukan untuk permainan sehingga tidak akan dijalankan di upacara yang lain.
- Rangkaian gerakan badong berupa gerakan kepala , pundak , tangan , dan kaki , serta perputarannya tidak mengalami pergeseran dan kombinasi , tetapi berupa sistem yang masih sama dengan yang diwariskan turun-temurun.
- badong pa’ pakilala (badong nasihat) ,
- badong umbating (badong ratapan) ,
- badong ma’ palao (badong berarak) , dan
- badong pasakke (badong selamat atau berkat).
- E..! Umbamira sangtondokta ?
- To mai sangbanuanta ?
- Sangti’ doan tarampakta ?
- Ke de’ ko anta umbanting !
- Rapana ta’ rio-rio ,
- Tatannun rosso maa.
- Tang marandenkoka iko ?
- Tae’ko dallo riomu ?
- Lako te datu masallo’ ?
- Ambe’ perangikan mati’ ,
- Ambe’ tanding talingakan ,
- Angki lolloan batingki.
- Ke umpokadaki’ bating ,
- Untannun mario-rio ;
- Da’ tabarrugai bating ,
- Da’ talalan peninggoi.
- Umbating tengki’ siada’ ,
- Rintin sipakilalaki’ ;
- Tae’ki’ lindona senga’ ,
- Rampo ma’kekeran bassi.
- Da’ anta lambi bating ru’seng ,’
- Tu rintin pa’ealian ;
- Anta masakke mairi’ ,
- Madariding sola nasang.
- Tonna masaki ulunna ,
- Tiku ramman beluakna ;
- Nenne’ samandu-mandunna ,
- Kerangan umbongi-bongi.
- Samari terlihat sarrona ,
- Te upu’ pekaindo’na ;
- Ka’tu angin dipudukna ,
- Ronta’ tondon to batanga.
- Sokan sokannamo ia ,
- Te dao nene’ mendeatanta ;
- Sola to dolo kapuanganta ,
- Unnamboran tinaranna.
- Namboran salarika ,
- Nasio’ tang tongan dika ;
- Dengka tau tang nabasa ,
- Tang nalulun baratai ?
- La ditulakraka langi’ ,
- La dimnangairika ? ;
- Sokan2 ia Nene’ ,
- Tang ma’ga’ta’ to dolota.
- Ke napapatui lenki’ ,
- Ke nasanda simisa’ki’ ;
- Sanda’2 dilempangan ,
- Pangkun dipentilendungan.
- Tallang turanannaki’ Puang ,
- Awo’ bela’-belaranna ;
- Aur tebas-tebasannya ;
- Ke disaile sulei ,
- La dibandika menasan.
- Inde dao to tungara ,
- Rintin to mennulu sau’ ;
- Umpolo bintanna Sali ,
- Sirundu’ karasan tanga.
- Malemi situru’ gaun ,
- Sikaloli’ rambu ruaja ;
- Naempa-empa salebu’ ,
- Sau’ tondok Pong Lalondong.
- Unnola tossoan Adang ,
- Panta’daran Tau bunga’ ;
- Dadi deatami lolo’ ,
- Kombongmi to palullungan.
- La umbengki’ tua’ sanda ,
- Paraja sanda’ mairi’ ;
- Anta masakke mairi’ ,
- Madarinding sola nasang.
- Tiromi tu tau tongan ,
- Tu to natampa puangna ;
- Tae’ sanglindo susinna ,
- Sanginto’ rupa-rupanna.
- Pada ditampa bintun tasak ;
- Pada dikombang bunga’ lalan ;
- Sumbang bulan naesungi ,
- Kurapak allo natadongkonni.
- Mallulun padang naola ,
- Umpamampu’ padang2 ;
- Buda kinallo lalanna ,
- Dikki’ barra’ karunna.
- Malemi naturu’ gaun ,
- Naempa-empa salebu’ ;
- Sau’ tondok Pong Lalondong.
- Ilo’ bambana makkun.
- La sangtondok to dolona ,
- Sangisungan to menggaraganna ;
- Ia nasang mintu’ tau ,
- Mairi’ sangtolinoan.
- Sampa’ batingkira tondo ,
- Pango’tonan marioki ;
- Napokinallo ilalan ,
- Sau’ rumombena langi’.
- Sau’ tondok Pong Lalondong ,
- Ilo’ tondok to Mario ;
- Ganna’ sampin pebalunna ,
- Sukku’ todeng tunuanna.
- Nariamo tangkean suru’ ,
- Nasaladan kada rapa’ ;
- Anta masakke mairi’ ,
- Madarinding sola nasang.
- Hai..! Di manakah orang sekampung kita ?
- Yaitu tetangga kita ?
- Rumpun keluarga kita ?
- Ayo! Berdirilah kemudian kita menuangkan kesedihan kita
- Saya melongo dengan sungguh sedih
- Mari kita menguraikan kesedihan hati.
- Tidakkah engaku berduka ?
- Tidakkah kesedihan di hatimu?
- Kepada raja yang budiman ini ?
- Bapa dengarkanlah kami.
- Ya bapa miringkanlah telinga.
- supaya kami bisa menyodorkan syair kesedihan kami
- Kalau kita hendak menyampaikan kesedihan ,
- janganlah kita perolokkan kesedihan ,
- jangan kita buat menyerupai permainan.
- Kalau kita bersedih saling memperingati :
- Kita bukanlah orang lain ,
- Tiba untuk mengkonsumsi besi (berduka)
- Jangan kita sebut bersedih itu salah ,
- Mengungkapkan ragam pertentangan
- Supaya kita selamat sekalian
- Bersentosa semuanya.
- Pada waktu kepalanya sakit ,
- Semua rambutnya merasakannya ;
- Makin keras sekerasnya ,
- Bertambah dari malam ke malam.
- Hanya sedih keluh penghabisannya ,
- Sehabis ratapan mengundang ibunya ;
- Putuslah angin pada mulutnya (artinya mati);
- Habislah jiwa pada badannya (artinya mati)
- Sayang sioh sayang beliau ,
- Yang di atas nenek leluhur kita ;
- Bersama pertuanan kita ,
- Mengamburkan sumpitannya.
- Dihamburkan salakah ,
- Diukur tidakkah benar;
- Adakah orang yang yang tak dikena ,
- Yang tidak disapu ratakan ?
- Akan ditantangkah langit ke atas ,
- Akan ditaruhkan kayu pilar?
- Sayang sioh sayang ia Nenek ,
- Leluhur kita tidak adil.
- Kalau ditunjukkan terhadap kita ,
- Kalau dikenakan pada kita masing-masing;
- Tak akan sanggup dielakkan ,
- Tak sanggup dilindungi.
- Seakan kita ini pohon bambu tebangan Tuhan ,
- Kalau kita menoloh kembali ,
- Kita tidak akan menenteng penyesalan.
- Ini di atas orang melentang ,
- Yang berbaring arah ke selatan ;
- Melintasi ikatan papan lantai ,
- Mengikuti balak tengah rumah.
- Sudah pergi bareng dengan embun ,
- Bersama dengan asap bara api ;
- Diikut-ikuti oleh awan ,
- Ke selatan negeri tuhannya jiwa di negeri jiwa
- Mengikuti jejak Adam ,
- Mengikuti insan pertama ;
- Sudah menjadi berhala di sana ,
- Sudah menjadi pelindung.
- Akan menampilkan kita berkat yang cukup.
- Keselamatan masing2 sekalian ;
- Supaya kita selamat sekalian ,
- Semuanya bersentosa.
- Lihat orang yang sebenarnya ,
- Orang yang ditempa oleh ilahnya ;
- Sepertinya tidak sepadan ,
- Yang setara dengan keadaannya.
- Bersamaan ditempa dengan bintang gemerlap.
- Bersamaan dibikin dengan bunga’ lalan (nama bintang)
- Bulan purnama yang didudukinya ,
- Sinar matahari yang ditempatinya.
- Padang berlumpur dilewati olehnya ,
- Menganguskan rerumputan ;
- Banyak perbekalan di jalannya ,
- Berasnya melimpah pada waktu sore.
- Telah berangkat disertai embun ,
- Diikuti awan-awan ;
- Ke selatan negeri Pong Lalondong.
- Di sana kotanya yang tetap.
- Akan senegeri dengan nenek moyangnya ,
- Sekedudukan dengan yang menenpanya ;
- Semua yang berwujud insan ,
- Dengan insan di bumi.
- Begitulah uraian kesedihan kau ,
- Penjelasan kesedihan kami ,
- Menjadi bekal perjalannya ,
- Keselatan ujung2nya langit.
- Ke selatan negeri tuhannya jiwa.
- Di sana negeri orang yang bersedih ;
- Cukup dengan kain pembungkusnya ,
- Genap kerbau bantaiannya.
- Sudahlah ditatang dengan tangkean suru ,
- Telah dipelihara dengan kata sepakat.
- Supaya kita semua selamat ,
- Kita sekalian bersentosa
- Beberapa foto ma’badong

Seorang pakar sosial budaya yang aktif pada berbagai kegiatan sosial kemasyarakatan. Telah menempuh pendidikan di salah satu universitas swasta terbaik di Indonesia yang mengambil jurusan sosial budaya.