Sejarah Dan Budaya: Arkeologi

Gambar Gravatar
Oleh : Iwan Pranajaya
Pengertian
Arkeologi , berasal dari bahasa Yunani , archaeo yang bermakna “kuno” dan logos , “ilmu”. Nama alternatif arkeologi yakni ilmu sejarah kebudayaan material. Arkeologi yakni ilmu yang mempelajari kebudayaan (manusia) masa kemudian lewat kajian sistematis atas data bendawi yang ditinggalkan. Kajian sistematis termasuk penemuan , dokumentasi , analisis , dan interpretasi data berupa artefak (budaya bendawi , menyerupai kapak kerikil dan bangunan candi) dan ekofak (benda lingkungan , menyerupai batuan , rupa tampang bumi , dan fosil) maupun fitur (artefaktual yang tidak sanggup dilepaskan dari tempatnya (situs arkeologi). Teknik observasi yang khas yakni penggalian (ekskavasi) arkeologis , walaupun survei juga mendapat takaran yang cukup besar.
Tujuan
Tujuan arkeologi bervariasi dan menjadi perdebatan yang panjang. Di antaranya yakni yang disebut dengan paradigma arkeologi , yakni menyusun sejarah kebudayaan , mengerti sikap insan , serta mengerti proses pergantian budaya. Karena berencana untuk mengerti budaya insan , maka ilmu ini tergolong ke dalam golongan ilmu humaniora. Meskipun demikian , terdapat banyak sekali ilmu bantu yang digunakan , antara lain sejarah , antropologi , geologi (dengan ilmu wacana lapisan pembentuk bumi yang menjadi contoh relatif umur sebuah temuan arkeologis) , geografi , arsitektur , paleoantropologi dan bioantropologi , fisika (antara lain dengan karbon c-14 untuk mendapat pertanggalan mutlak) , ilmu metalurgi (untuk mendapat unsur-unsur sebuah benda logam) , serta filologi (mempelajari naskah lama).
Peruntukan
Arkeologi pada masa sekarang merangkumi banyak sekali bidang yang berkait. Sebagai contoh , penemuan jenazah yang dikubur akan menawan perhatian pakar dari banyak sekali bidang untuk mengkaji wacana busana dan jenis materi digunakan , bentuk keramik dan cara penyebaran , keyakinan lewat apa yang dikebumikan bareng jenazah tersebut , pakar kimia yang dapat menyeleksi usia galian lewat cara menyerupai metoda pengukuran karbon 14. Sedangkan pakar genetik yang ingin mengenali pergerakan perpindahan insan purba , meneliti DNAnya.
Secara khusus , arkeologi mempelajari budaya masa silam , yang telah berusia renta , baik pada masa prasejarah (sebelum dimengerti tulisan) , maupun pada masa sejarah (ketika terdapat bukti-bukti tertulis). Pada perkembangannya , arkeologi juga sanggup mempelajari budaya masa sekarang , sebagaimana dipopulerkan dalam kajian budaya bendawi terbaru (modern material culture).
Sumber :
Treat group SURYA MAJAPAHIT
Untitled 3DAYAK

Seorang pakar sosial budaya yang aktif pada berbagai kegiatan sosial kemasyarakatan. Telah menempuh pendidikan di salah satu universitas swasta terbaik di Indonesia yang mengambil jurusan sosial budaya.

Pos terkait