Sejarah Dan Budaya: Andi Abdullah Amis Massepe

Gambar Gravatar
Andi Abdullah Bau Massepe bw 253x300 1
Andi Abdullah Bau Massepe bw
Pic : Andi Abdullah Bau Massepe
Andi Abduhlah Bau Massepe , merupakan seorang Asisten Residen (Ken Kanrikan) terbuat oleh Jepang ketika itu. Asisten Residen ini membawahi lima wilayah Onder Afdeling , Parepare , Sulawesi Selatan , selaku Kantor Pusat , Pinrang , Barru , Sidrap , dan Enrekang. 
Ketika mendengar Jepang sudah mengalah terhadap sekutu. Andi Abdullah Bau Masepe percaya Indonesia niscaya merdeka. Tiga bulan sesudah Jepang mengalah , beberapa prajurit Jepang (Heiho) melarikan diri ke Suppa meminta pemberian Andi Andullah Bau Masepe. Tentara Heiho ini diterima baik oleh Andi Abdullah Bau Masepe dan menilai mereka merupakan Duta Suppa untuk dipergunakan tenaganya dalam kesatuan bersenjata. 
Dr. Ratulangi mengunjungi Andi Abdullah Bau Masepe untuk mengadakan dan membentuk Partai Nasional Indonesia (PNI). Perintah Dr. Ratulangi itu , disampaikan ke seluruh anggota Onder Afdeling , mudah-mudahan mereka membentuk PNI. Saat itu semua rakyat yang berumur 15 tahun keatas masuk PNI yang juga merupakan orang-orang rebuliken. 
Pada tanggal 21 Agustus 1945 diadakan rapat raksasa dan upacara penaikan Bendera Merah Putih di lapangan La Sinrang dengan maksud memasyarakatkan Sang Merah Putih. Pada ketika itu , Andi Abdullah Bau Massepe berpidato menyerukan mudah-mudahan semua rakyat menjaga kemerdekaan samai tetes darah penghabisan. 
Pada rapat-rapat berikutnya , Andi Bau Massepe senantiasa menekankan perlunya persatuan dan kesatuan untuk terus berjuang menjaga kemerdekaan. Selain itu , Andi Bau Massepe juga menyusun satu kesatuan bersenjata untuk mem pertahankan Indonesia. 
“Kalau perlu kita mesti berkorban harta dan jiwa. Kalau kita tak sanggup menikmati kemerdekaan , nanti anak cucuku kita yang mencicipinya , di Indonesia niscaya mereka.” Begitu ucapan Andi Abdullah Bau Massepe ketika mengadakan konferensi diam-diam yang berjalan di rumahnya di Majennang , yang didatangi para pegawai swapraja Suppa dan pemuka-pemuka penduduk Suppa. Pada rapat diam-diam itu disepakati menyepakati dan mengangkat sumpah menyampaikan “Polopa polopanni narekko naposiri ipomateni idi’ atae”. 
Pada ketika itu juga oleh Andi Abdullah Bau Massepe mengutus Andi Arsyad , AndiSelle , Labanggo Siradja untuk menyusun laskar BPRI guna antisipasi tempur melawan NICA (Belanda) dan dibantu oleh bekas Heihodari Jepang yang melarikan diri dan berjuang untuk kemerdekaan RI. Kemudian dibikin juga Persatuan Merah Putih. Para komandan laskar tersebutm , masing-masing Andi Cammi di Sidrap dengan gelar Ganggawa , Andi Abu Bakar Masenrengpulu di Enrekang gelarnya BPRI Andi Prenrengi di Majene dengan gelar Kris Muda , Di Barru diberi gelar BPRI. 
Tanggal 30 Agustus 1945 , Andi Abdullah Bau Massepe bareng Andi Makkasau mengadakan demonstrasi barisan keliling kota Parepare dengan menjinjing bendera Merah Putih , sekitar 400 orang dari Suppa dengan menggunakan Kopiah berlambang merah putih , bergabung dengan PNI Parepare yang dipimin Usman Isa yang juga Ketua PNI Parepare. Gerakan itu dijalankan untuk memamerkan bahwa mereka siap menjaga kemerdekaan RI. 
Ketika Tentara NICA berkuasa , Andi Abdullah Bau Massepe bareng pasukannya terus melakukan perlawanan terhadap prajurit NICA. Pasukan dibawah Komando Andi Abdullah Bau Masepe itu melakukan gerakan gerilla dan berulang kali terjadi kontak senjata dengan prajurit NICA. Untuk keperluan persenjataan , Andi Bau Massepe melakukan kontak dengan Juli , seorang Komandan Polisi NICA di Balik Papan (Kaltim). Juli yang juga seorang pejuang sejati itu , mensuplai ratusan senjata dan amunisidan diselundupkan masuk lewat pelabuhan Suppa. 
Rupanya gerakan usaha Andi Abdullah Bau Massepe menghasilkan sakit kepala prajurit NICA. Komandan Tentara NICA kemudian menemui Andi Abdullah Bau Massepe ke Kantor Swapraja di Suppa. NICA memberikan selembar kertas mudah-mudahan ditandatangani. Isi surat itu , mudah-mudahan Andi Abdullah Bau Massepe mau menyepakati eksistensi Belanda di wilayahnya. 
Tawaran itu ditolak mentah-mentah. “Permintaan tuan tidak sanggup dipenuhi. Indonesia niscaya merdeka , tidak ditawar-tawar kalau perlu saya korban bahu-membahu dengan rakyat di Suppa , kalau perlu korban darah dan jiwa pun saya rela dan saya tidak sanggup mengatakan dua kali , cuma sekali dilahirkan oleh ibu saya , tidak cukup dua kali dan berpesan lebih baik mati berkalang tanah dibandingkan dengan dijajah kembali oleh Belanda.” tegas Andi Abdullah Bau Massepe ketika itu. 
Perkataan itu menghasilkan Komandan Tentara NICA marah. Beberapa hari kemudian , prajurit Belanda menngkap Andi Abdullah Bau Masepe bareng Andi Baso Daeng Erang Sulawatang Suppa , Andi Mojong Pabbicara Suppa dan Syamsuddin Juru tulis Suppa. Kelimanya ditahan Belanda di barak prajurit NICA di kampung Kariango. Bulan Desember , Andi Abdullah Bau Massepe dan Andi Baso Daeng Erang dibunuh di Palia , yang yang lain ditembak mati di Suppa. 
Dari usaha Andi Abdullah Bau Massepe , lahirlah Resimen I Paccekke Brigade 16. Penganugerahan terhadap pejuang selaku pahlawan nasional oleh pemerintah merupakan merupakan sebuah bentuk penghargaan pemerintah terhadap jasa para pahlawan yang sudah berkorban jiwa dan raga demi dan semata-mata untuk membebaskan bangsa ini dari belenggu penjajahan dimasa yang silam merupakan manifestasi bahwa bangsa kita remaja ini meski di ronrong banyak sekali permasalahan dan polemik tetap dan tak akan lekang menghargai pengorbanan para pahlawan bangsa ini , alasannya merupakan Bangsa yang besar merupakan bangsa yang senantiasa menghormati dan menghargai jasa pahlawannya. 
Begitu pun sejarah heroik yang sudah dilakoni oleh sosok Andi Abdullah Bau Massepe pejuang yang dengan begitu gigih berjuang bareng penduduk Sulawesi Selatan dalam menghalau penjajahan dari bumi Sulawesi , yang dalam rangkaian perjalanan yang begitu panjang dan berliku dan tanpa mengenal letih serta pengorbanan harta dan nyawa sudah menjinjing bangsa ini ke zaman yang kita nikmati ketika ini , kemerdekaan dan kebebasan. 
Olehnya pemerintah sentra berkenan menganugerahkan Letnan Jenderal Tentara Nasional Indonesia Andi Abdullah Bau Massepe selaku pahlawan nasional pada momen Hari Pahlawan tanggal 10 November 2005 bertempat di Istana Negara Jakarta oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono , yang didatangi segenap pejabat tinggi negara serta andal waris , keluarga dan saudara Andi Abdullah Bau Massepe serta penduduk Sulawesi Selatan sendiri. 
Letnan Jenderal Tentara Nasional Indonesia Andi Abdullah Bau Massepe merupakan pejuang heroik dari kawasan Sulawesi Selatan yang dianugerahi gelar Pahlawan nasional Indonesia. Ia merupakan Panglima pertama TRI Divisi Hasanuddin dengan pangkat Letnan Jendral. Beliau lahir di Massepe , Kabupaten Sidenreng Rappang , Sulawesi Selatan , pada tahun 1918 dan wafat di Pare-pare , Sulawesi Selatan , pada tanggal 2 Februari 1947 pada umur 29 Tahun.
Andi Abdullah Bau Massepe merupakan putra dari Andi Mappanyukki (salah satu pahlawan Nasional dari Sulawesi Selatan) dan ibunya Besse Bulo (putri Raja Sidenreng) di kawasan Massepe , Kabupaten Sidenreng Rappang. (Massepe dahulunya merupakan salah satu sentra kerajan Addatuang (kerajaan) Sidenreng.
Beliau merupakan pewaris tahta dari dua kerajaan besar di Sulawesi Selatan yakni Kerajaan Bone dan Gowa. Ia juga merupakan pewaris tahta dari lima kerajaan di sebelah barat Danau Sidenreng yakni Suppa , Allita , Sidenreng Rappang dan Sawito. Ia pernah mengecap pendidikan formal pada Sekolah Rakyat selama 1 tahun (1924) , HIS (Hollands Inslander School (selesai 1932).
Semasa hidupnya Bau Massepe tiga kali beristri. Istri yang pertama berjulukan Andi Maccaya melahirkan putri berjulukan Andi Habibah , Istri yang kedua berjulukan Linge Daeng Singara melahirkan seorang putra yang berjulukan Andi Ibrahim dan seorang putri berjulukan Bau te’ne. Pada tahun 1933 menikah dengan Andi Soji Petta Kanje’ne yang kemudian dianugerahi putra-putri yang masing-masing bernama: Bau Kuneng , Bau Amessangeng , Bau Dala Uleng dan Bau Fatimah.
Jabatan/Keorganisasian yang pernah dilakoni oleh Beliau anatara lain; Datu Suppa tahun 1940 , Bunken Kanrekan Pare-Pare , Ketua Organisasi SUDARA Pare-Pare , Ketua Pusat Keselamatan Rakyat Penasehat Pemuda/Pandu Nasional Indonesia , Ketua Umum BPRI (Badan Penunjang Republik Indonesia) , Kordinator usaha bersenjata bagi cowok didaerah sekitar Pare-Pare.
Andi Abdullah Bau Massepe , merupakan seorang Asisten Residen (Ken Kanrikan) terbuat oleh Jepang ketika itu. Asisten Residen ini membawahi lima wilayah Onder Afdeling , Parepare , Sulawesi Selatan ,sebagai Kantor Pusat , Pinrang , Barru , Sidrap , dan Enrekang.
Di sebuah peluang Dr. Ratulangi mengunjungi Andi Abdullah Bau Masepe untuk mengadakan dan membentuk Partai Nasional Indonesia (PNI). Perintah Dr. Ratulangi itu , disampaikan ke seluruh anggota Onder Afdeling , mudah-mudahan mereka membentuk PNI. Saat itu semua rakyat yang berumur 15 tahun keatas masuk PNI.
Pada tanggal 21 Agustus 1945 diadakan rapat raksasa dan upacara penaikan Bendera Merah Putih dilapangan La Sinrang dengan maksud memasyarakatkan Sang Merah Putih. Pada ketika itu , Andi Abdullah Bau Massepe berpidato menyerukan mudah-mudahan semua rakyat menjaga kemerdekaan samai tetes darah penghabisan. Pada rapat-rapat berikutnya , Andi Bau Massepe senantiasa menekankan perlunya persatuan dan kesatuan untuk terus berjuang menjaga kemerdekaan.Selain itu , Andi Bau Massepe juga menyusun satu kesatuan bersenjata untuk menjaga Indonesia.
Tanggal 30 Agustus 1945 , Andi Abdullah Bau Massepe bareng Andi Makkasau mengadakan demonstrasi barisan keliling kota Parepare dengan menjinjing bendera Merah Putih , sekitar 400 orang dari Suppa dengan menggunakan Kopiah berlambang merah putih , bergabung dengan PNI Parepare yang dipimpin Usman Isa yang juga Ketua PNI Parepare. Gerakan itu dijalankan untuk memamerkan bahwa mereka siap menjaga kemerdekaan RI.
Ketika Tentara NICA berkuasa , Andi Abdullah Bau Massepe bareng pasukannya terus melakukan perlawanan terhadap prajurit NICA. Pasukan dibawah Komando Andi Abdullah Bau Masepe itu melakukan gerakan gerilya dan berulang kali terjadi kontak senjata dengan prajurit NICA. Untuk keperluan persenjataan , Andi Bau Massepe melakukan kontak dengan Juli , seorang Komandan Polisi NICA di Balik Papan (Kaltim). Juli mensuplai ratusan senjata dan amunisi yang dikirim lewat pelabuhan Suppa.
Pihak Belanda yang mengenali gerakan usaha Andi Abdullah Bau Massepe memintanya menandatangani surat yang isinya mudah-mudahan Andi Abdullah Bau Massepe mau menyepakati eksistensi Belanda di wilayahnya. Namun anjuran itu ditolak mentah-mentah oleh Andi Abdullah Bau Massepe
Beberapa hari kemudian , prajurit Belanda menangkap Andi Abdullah Bau Masepe bareng Andi Baso Daeng Erang Sulawatang Suppa , Andi Mojong Pabbicara Suppa dan Syamsuddin Juru tulis Suppa. Kelimanya ditahan Belanda di barak prajurit NICA di kampung Kariango. Bulan Desember , Andi AbdullahBau Massepe dan Andi Baso Daeng Erang dibunuh di Palia , yang yang lain ditembak mati di Suppa.
Andi Abdullah Bau Massepe wafat ditembak oleh pasukan Mayor Raymond Westerling -Korps Baret Merah Belanda- pada tanggal 2 Februari 1947 sesudah ditahan selama 160 hari. Wafat 10 hari sesudah konferensi Pacekke (tanggal 20 Januari 1947). Makam dia sanggup didapatkan di Taman Makam Pahlawan kota Pare-Pare (110 kilometer utara Kota Makassar).
Andi Abdullah Bau Massepe diakui selaku pejuang yang teguh pendirian dan berani berkorban demi tegaknya NKRI. Hal ini diakui oleh Westerling yang disampaikan terhadap istrinya , A. Soji Petta Kanjenne , dia berkata; “suamimu merupakan jantan dan pria pemberani. Ia bertanggung jawab atas semua tindakannya , tidak mau mengorbankan orang lain demi kepentingan sendiri , perilaku jantan ini sungguh saya hormati.”
Atas segala jasa-jasanya Andi Abdullah Bau Massepe diangkat selaku pahlawan nasional pada 7 November 2005 dengan Keppres No. 82/TK/2005 , yang diberikan ketika momen Hari Pahlawan tanggal 10 November 2005 bertempat di Istana Negara Jakarta oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono , yang didatangi segenap pejabat tinggi negara serta andal waris , keluarga dan saudara Andi Abdullah Bau Massepe serta penduduk Sulawesi Selatan sendiri.
Sumber : 
id.wikipedia.org/wiki/Andi_Abdullah_Bau_Massepe
kompasiana.com/sulhayattakdir/pahlawan-nasional-sulsel-letjen-andi-abdullah-bau-massepe
biografi-tokoh-ternama.blogspot.com
koranmakassaronline.com/v2/andi-abdullah-bau-massepe
Untitled 3DAYAK

Seorang pakar sosial budaya yang aktif pada berbagai kegiatan sosial kemasyarakatan. Telah menempuh pendidikan di salah satu universitas swasta terbaik di Indonesia yang mengambil jurusan sosial budaya.

Pos terkait