Dari contoh di atas jelaslah bahwa dengan adanya perbedaan tekanan, berbeda pula makna kalimatnya.
b. Nada
Tinggi rendahnya suara dalam suatu ujaran akan membentuk nada.
Sebagaimana tekanan, nada juga berfungsi sebagai pembeda arti. Nada sifatnya relatif.
Secara garis besar nada kita bedakan menjadi empat, yaitu: nada rendah, nada normal, nada tinggi, dan nada tinggi sekali.
Agar mendapat gambaran yang lebih jelas nada-nada tersebut secara berturut-turut kita lambangkan dengan angka 1, 2, 3, dan 4.
angka 1 : nada rendah
angka 2 : nada normal
angka 3 : nada tinggi
angka 4 : nada tinggi sekali
Perhatikan contoh berikut:
2 2-1
M a n d i_ (memberi tahu)
2 3-2
M a n d i? (bertanya)
3 4-3
M a n d i! (menyuruh)
Ketiga kalimat di atas sama bentuknya, tetapi dengan adanya nada yang berbeda, maka berbeda pula maknanya.
c. Jeda
Dalam ujaran kita sering berhenti sejenak untuk mengatur nafas, mengatur acapan, dan sebagainya.
Perhentian itu tidak sama lamanya. Ada yang cepat, ada pula yang lambat.
Dengan perhentian itu kita dapat memisahkan satu kata dengan kata , lainnya, satu kelompok kata dengan kelompok kata lainnya, dan satu kalimat dengan kalimat lainnya.
Sama halnya dengan nada dan tekanan, perhentian berfungsi sebagai pembeda arti.
Contoh :
– Adik ibu Hasan/sedang bersembahyang. (Yang sedang bersembahyang adalah adik ibu Hasan, bukan kakaknya.)
– Adik ibu/Hasan sedang bersembahyang. (Yang sedang bersembahyang adalah adik ibu yang bernama Hasan, bukan Harun.)
– Adik/ibu Hasan sedang bersembahyang. (Yang sedang bersembahyang adalah Ibu Hasan bukan Ibu Harun.)
Dari contoh di atas, jelaslah bahwa perhentian berfungsi membedakan arti. Perhentian disebut jeda atau kesenyapan.
d. Tempo
Panjang pendeknya suara dalam mengucapkan suatu suku kata akan membentuk tempo.
Lain halnya dengan tekanan, nada, dan jeda, tempo tidak berfungsi sebagai pembeda arti.
Tempo akan tampak jelas jika kita bandingkan ucapan orang yang sedang emosi atau gugup, dengan orang yang dalam keadaan tenang.
Orang yang gugup atau emosi biasanya mengucapkan kata serba cepat. Sedangkan orang yang dalam keadaan tenang, akan mengucapkan sesuatu dengan Iambat atau pelan-pelan. (*)
Sumber : Sari Tata Bahasa Indonesia
Penulis : Sumiati Budiman