Soal 1 : Menentukan Suasana yang Digambarkan Puisi
Bacalah puisi berikut ini dengan seksama!
Sinar
Di sudut hitam itu
Kulihat betapa tajam sinarmu
Menusuk hati dan jiwaku
Namun apa daya
Ketika kucoba menangkapnya
Sinar itu menghilang bagai ditelan badai
Hari ini pun meredup
Bagai malam ditinggalkan sang rembulan
Tak ada harapan
Tak ada sinar
Dan sinar itu tak akan kembali
(Karya Rian Ardiani)
Puisi berjudul sinar di atas menggambarkan situasi …
A. Kebimbangan
B. Kekecewaan
C. Kebahagiaan
D. Ketakutan
E. Keheningan
Pembahasan :
Suasana yang digambarkan dalam suatu puisi biasanya tergambar dari penyeleksian atau pemakaian kata-kata tertentu yang merefleksikan situasi tersebut. Hal ini biasanya berhubungan dengan isi hati dari sang penyair sehingga kata-kata yang digunakan biasanya diadaptasi untuk menggambarkan isi hati tersebut.
Pada puisi berjudul “Sinar” ini , situasi yang ingin digambarkan oleh penyair yakni kekecewaan. Suasana tersebut tergambar dari beberapa kata sifat atau kata memiliki arti kondisi yang digunakan menyerupai umpamanya “Namun apa daya” , “Hari ini pun meredup” , “Tak ada harapan” , dan sebagainya.
Soal 2 : Menentukan Maksud dari Larik Puisi
Maksud larik terakhir dari puisi pada soal nomor satu di atas yakni ….
A. Harapan untuk memiliki seseorang yang dikagumi dan dicintai
B. Keinginan untuk memiliki seseorang yang menjadi dambaan hati
C. Keinginan untuk menyayangi seseorang , tetapi banyak hambatan
D. Usaha untuk memiliki orang yang disayang mendapat tantanga
E. Kekecewaan seseorang sebab gagal mendapat sesuatu yang diinginkan.
Pembahasan :
Maksud dari suatu puisi biasanya akan bermitra dengan situasi yang digambarkan oleh puisi tersebut. Seperti yang dibahas pada soal nomor satu , puisi ini menggambarkan ketidakpuasan , sehingga maksud dari puisi ini juga tidak jauh dari nuansa kekecewaan. Mari amati larik terakhir puisi ini.
Baris dari larik terakhir puisi ini yakni “Dan sinar itu tak akan kembali”. Hal itu menggambarkan adanya ketidakpuasan sebab apa yang dibutuhkan tidak sukses diraih. Ketika sesorang mengungkapkan larik terakhir puisi ini tentu sebetulnya ia berharap sinar itu tiba kembali , yang artinya ia berharap sesuatu yang ia harapkan sanggup ia capai. Tapi kenyataannya tidak sehingga menjadikannya kecewa.
Soal 3 : Menentukan Maksud dari Sebuah Puisi
Bacalah puisi berikut ini denga seksama!
Karangan Bunga
Tiga anak kecil
Dalam langkah malu-malu
Datang ke Salemba
Sore itu
“Ini dari kami bertiga
Pita hitam dalam karangan bunga
Sebab kami ikut berduka
Bagi abang yang ditembak mati
siang tadi”
Maksud dari puisi tersebut yakni …
A. Menggambarkan insiden kedukaan
B. Menceritakan tiga anak kecil datang
C. Menggambarkan anak kecil yang malu
D. Menceritakan insiden sore itu
E. Menunjukkan pita hitam dalam karangan bunga
Pembahasan :
Jika dilihat sekilas dari judulnya , mungkin maksud dari puisi ini sanggup saja aneka macam hal yang biasanya melibatkan karangan bunga. Namun pada salah satu baris dalam puisi tersebut digunakan kata “Pita hitam” dalam rangkaian bunga yang biasanya digunakan untuk menyatakan duka. Hal itu disokong dengan baris selanjutnya “Sebab kami ikut berduka“. Dengan demikian , maksud dari puisi ini yakni menggambarkan insiden kedukaan.
Soal 4 : Menentukan Amanat dari Sebuah Puisi
Amanat dari puisi berjudul “Karangan Bunga” di atas yakni ….
A. Perjuangan sekelompok anak kecil yan ikut berduka
B. Segeralah ke Salemba untuk menuntut keadilan
C. Berjuanglah untuk menjaga golongan tertentu
D. Hendaklah kita menghargai pengorbanan yang membela kebenaran
E. Segala usaha apabila tidak dilandasi dengan keimanan akan terkalahkan.
Pembahasan :
Pada puisi tersebut digambarkan situasi murung dan bagaimana tiga gadis kecil yang meluangkan waktu mereka menenteng karangan bunga dengan pita hitam untuk menyediakan bahwa mereka ikut berduka atas gugurnya cowok yang membela kebenaran. Dengan demikian , amanat yang inding disampaikan oleh penyair yakni mudah-mudahan kita menghargai pengorbanan mereka , orang-orang yang rela mengorbankan nyawa demi mebela kebenaran.
Soal 5 : Menentuan Gambaran Suasana dalam Puisi
Bacalah kutipan puisi berikut ini dengan seksama!
Gerimis yang Diam-diam
Pada suatu temaram subuh
Yang hirau taacuh oleh perjalanan musim
Adakah kamu lihat di atas atap rumah-rumah
Gerimis yang menyebar diam-diam
Datang dari kelam langit
Pada di saat itu
Adakah kamu cair pikirkan
Bahwa sang mahadurjana
Fitnah yang merajalela di mana-mana
Merasuki tiap jengkal tanah-tanah di bumi
Dari kelam kehidupan diam-diam
Seperti desis gerimis?
Suasana yang digambarkan oleh kutipan puisi tersebut yakni ….
A. Kekacauan
B. Kekhawatiran
C. Kesunyian
D. Keraguan
E. Kesedihan
Pembahasan :
Jika diamati makna dari tiap baris puisi di atas , maka ada satu hubungan antara satu dengan yang lain dan hal itu menggambarkan “kekhawatiran”. Suasana kegundahan tersebut tergambar dari beberapa kata atau kata kondisi yang digunakan dalam puisi itu umpamanya : mahadurjana , fitnah merajalela , menyebar rahasia , merasuki tiap jengkal tanah , dan sebagainya. Kata-kata tersebut menyediakan kegundahan seseorang (penyair) akan suatu fenomena yang tengah terjadi di tengah masyarakat.
Soal 6 : Menentukan Makna dari Isi Puisi
Maksud dari isi larik pertama puisi “Gerimis yang Diam-diam” di atas yakni ….
A. Cuaca hirau taacuh yang tidak dibutuhkan oleh masyarakat
B. Masyarakat mudah-mudahan berhati-hati akan hadirnya hujan deras
C. Munculnya fenomena kehidupan yang tidak disadari masyarakat
D. Masyarakat mudah-mudahan menjaga lahan dan rumahnya masing-masing
E. Menyadarkan bahwa hidup ini sarat misteri yang tak terduga.
Pembahasan :
Karena puisi menggunakan kata-kata yang memiliki arti konotatif , maka tentunya makna kata yang digunakan pada larik pertama tidaklah menerangkan makna sebetulnya melainkan hanyalah suatu kiasan. Maksud dari larik tersebut yakni hadirnya suatu fenomena kehidupan yang tidak disadari oleh masyarakat. Maksud ini tercermin dari sebutan “Adakah kamu lihat di atas atap rumah , gerimis yang menyebar diam-diam”. (Dalam hal ini penyair merasa takut itu tidak disadari).
Soal 7 : Menentukan Objek yang Dibicarakan dalam Puisi
Bacalah kutipan puisi berikut ini dengan seksama!
AKU
Kalau hingga waktuku
Kumau tak seorang kan merayu
Tidak juga kau
Tak perlu sedu sedan itu
Aku ini hewan jalang
Dari kumpulannya terbuang
Biar peluru menembus kulitku
Aku tetap meradang menerjang
Luka dan sanggup kubawa berlari
Berlari
Hingga hilang pedih peri
Dan saya akan lebih tidak peduli
Aku mau hidup seribu tahun lagi
(Karya Chairil Anwar).
Objek yang dibbicarakan dalam puisi tersebut yakni ….
A. Kekecewaan si Aku sebab dikucilkan oleh lingkungan
B. Ketidakpuasan si Aku dalam melaksanakan masa remajanya
C. Pemberontakan si Aku atas ketidakbebasan yang dialaminya
D. Keinginan si Aku dalam hidup seribu tahun lagi
E. Harapan si Aku menjangkau impian yang diinginkan.
Pembahasan :
Objek yakni sesuatu yang menjadi penderita atau yang dibahas dalam suatu karya tulis. Objek yang dibicarakan dalam puisi tersebut yakni “Kekecewaan si Aku sebab dikucilkan oleh lingkungannya”. Hal itu tergambar dari beberapa baris umpamanya “Aku ini hewan jalang” , “Dari kumpulannya terbuang” dan “Tak perlu seduh sedan itu”.
Ketiga baris tersebut menerangkan bersama-sama si Aku merasa dikucikan dan tidak dipedulikan oleh lingkungannya (Aku ini hewan jalang , terbuang dari kumpulan) serta merasa tak mau dikasihani (tak perlu seduh sedan itu). Kaprikornus , dari segi tersebut terlihat ada ketidakpuasan dari si Aku.
Soal 8 : Menentukan Isi Puisi
Isi puisi Aku tersebut yakni ….
A. Kekerasan hati si Aku dalam menghadapi kesuksesan hidup
B. Kekecewaan si Aku sebab orang-orang sekitarnya tidak peduli
C. Kebebasan si Aku dalam megarungi kehidupan
D. Ketulusan si Aku dalam menghadapi ujian hidup
E. Keinginan si Aku yang tidak sanggup dihalangi oleh siapapun.
Pembahasan :
Isi puisi sanggup diputuskan dengan membaca keseluruhan baitnya. Meskipun apresiasi dan sudut pandang orang berbeda-beda (bisa saja mengartikan isi puisi tersebut secara berbeda) , tetapi setidaknya ada benang merah yang menyediakan hal yang sama.
Pada soal sebelumnya sudah disebutkan bawha objek yang dibicarakan dalam puisi “Aku” ini yakni ketidakpuasan si Aku sebab dikucilkan oleh lingkungannya. Secara keseluruhan , isi dari puisi tersebut yakni menceritakan perihal ketulusan si Aku dalam menghadapi ujian hidup meskipun sekitranya tidak acuh dengan apa yang ia hadapi.
Soal 9 : Gaya Bahasa Penulis dalam Puisi
Bacalah puisi berikut ini dengan seksama!
KAU
Kau ajari saya memetik gitar kehidupan
Agar tercipta kasih yang usang tak kudengarkan
Kau yang ajari saya mengeja nama Tuhan
Yang usang tersingkur dalam benak
Tahukah kau? Semua itu membuat
Kekagumanku tandas untukmu
Kau izinkan saya duduk di beranda hatimu
Agar cukup kudongakkan kepalaku
Untuk menyaksikan apa yang disimpan di sana
Dan mengambil sebongkah cinta untukku
Kau yang ajari saya sisa hidup
Menghitung karunia yang tak terhingga
Bersama sapu tangan jingga di langit biru
Dan
Marilah kita bersandar
Di setiap kasih yang kita tegakkan
Mari kita berteduh
Di bawah pilar kebersamaan yang kita bangun
Gaya romantisme pengarang dalam puisi tersebut tergambar secara mayoritas pada bait ….
A. Pertama
B. Kedua
C. Ketiga
D. Keempat
E. Kelima
Pembahasan :
Pada dasarnya setiap puisi mengandung gaya bahasa tersendiri tergolong puisi berjudul “Kau” ini. Jika dibaca baitnya secara keseluruhan memang menggambarkan nuansa romantisme. Namun , dari beberapa bait tersebut , gaya romantisme maling mayoritas pada bait ketiga.
Jika diamati pada bait ketiga ini terdapat beberapa kata yang merefleksikan romantisme umpamanya kata cinta dan hati. Gaya romantisme sendiri ialah gaya pengarang dalam mengungkapkan pemikiran di setiap bait puisi tersebut.
Demikianlah pembahasan beberapa soal ujian nasional bahasa Indonesia wacana puisi. Jika pembahasan soal ujian nasional wacana puisi ini berfaedah , bantu kami membagikannya terhadap teman-teman anda lewat tombol share di bawah ini. Terimakasih.
Salah seorang pakar dan konsultan pendidikan yang kini mengabdikan hidup menjadi guru di pedalaman nun jauh di pelosok Indonesia.