Ovulasi Dan Proses Terjadinya Siklus Menstruasi

Gambar Gravatar
skema siklus menstruasi.JPG
Cafeberita.com – Berbeda dengan pria , perempuan cuma mengeluarkan 1 sel telur selama kurun waktu tertentu. Kurun waktu tersebut merupakan siklus reproduksi wanita. Siklus itu dikelola oleh hormon dan berafiliasi dengan insiden ovulasi atau pelepasan sel telur. Pada insan dan primata , siklus reproduksi juga dipahami dengan perumpamaan siklus menstruasi. Pada binatang mamalia yang lain , siklus reproduksinya disebut siklus estrus. Perbedaan utama antara siklus estrus dan siklus menstruasi terletak pada ada atau tidaknya pendarahan. Pada siklus menstruasi , kalau tidak terjadi pembuahan maka endometrium akan dikeluarkan bareng darah. Sedangkan pada siklus estrus endometrium diserap kembali oleh uterus sehingga tidak terjadi pendarahan. Pada peluang ini kita akan membahas proses ovulasi dan proses terjadinya menstruasi pada wanita.

Pengertian Ovulasi

Ovulasi merupakan proses pelepasan sel telur yang sudah matang dari ovarium. Proses ini berhubungan dengan siklus yang dikelola oleh hormon. Hormon yang menghipnotis proses ovulasi antaralain FSH (Follicle Stimulating Hormone) dan LH (Luteinizing Hormone).

Bacaan Lainnya

Ovulasi biasanya terjadi pada sekitar 13-15 hari sebelum hari pertama haid. Pada ketika inilah seorang perempuan dibilang mengalami masa subur. Setelah itu , siklus menstruasi akan dimulai. Satu siklus menstruasi akan dimulai pada hari pertama sehabis hari terakhir masa haid sebelumnya dan akan berkahir pada hari pertama masa haid berikutnya.

Pada ketika ovulasi , sel telur yang sudah masak akan dikeluarkan dari ovarium sehingga folikel menjadi kosong. Sel telur kemudian masuk ke dalam oviduk atau tuba fallopi lewat infundibulum yang berupa seumpama jari-jari selanjutnya bergerak menuju uterus.

Dengan adanya pengaruh hormon LH , sel folikel yang sudah kosong akan membentuk korpus luteum atau tubuh kuning yang mau menyebabkan terbentuknya hormon progesteron dan estrogen.

Selama proses ovulasi , kandungan estrogen tinggi sehingga lendir pada serviks atau leher rahim menjadi tipis. Kondisi ini mempermuda sp3rma untuk bergerak dari v4gina menuju uterus.

Setelah ovulasi , kandungan hormon progesteron akan meningkat dan lendir pada serviks akan kembali menebal dan menjadi lengket sehingga mempersulit susukan sp3rma menuju uterus.

Baca juga : Pengaruh Hormon pada Sistem Reproduksi.

Proses Terjadinya Menstruasi

Siklus menstruasi perempuan biasanya memiliki periode 28 hari hingga 1 bulan sehingga sering disebut dengan perumpamaan “mens” yang artinya bulan. Silus menstruasi dimulai pada masa pubertas dan akan rampung pada masa menopause.

Setiap bulan , perempuan wajar yang sudah memasuki massa pandai balig atau cukup umur secara biologis akan mengalami menstruasi. Siklus menstruasi perempuan dipengaruhi oleh hormon-hormon reproduksi yang dihasilkan oleh kelenjar hipotalamus , hipofisis , dan ovarium.

Menstruasi terjadi alasannya merupakan sel telur yang dilepaskan oleh folikel tidak dibuahi oleh sp3rma. Dengan kata lain , tidak terjadi pembuahan. Folikel yang kosong membentuk korpus luteum dan menyebabkan sekresi hormon progesteron.

Hormon progesteron akan mengakibatkan dinding rahim mengalami penebalan. Selanjutnya , progesteron akan menyusut dan endometrium atau dinding rahim mengalami degenarasi dan luruh bareng darah.

Peristiwa meluruhnya endometrium yang dikeluarkan bareng darah inilah yang disebut menstruasi. Dengan kata lain , menstruasi merupakan proses luruhnya sel telur yang tidak dibuahi yang sudah menjadi mati bareng dengan selaput lendir dinding rahim yang kaya pembuluh darah.

Massa menstruasi biasanya berjalan selama 4 hingga 7 hari. Setelah masa menstruasi selesai , maka siklus reproduksi yang gres akan dimulai yakni diawali dengan pulihnya endometrium dan dihasilkannya FSH yang menghipnotis proses pembentukan sel telur.

Siklus menstruasi

Siklus menstruasi pada perempuan berisikan tiga fase , yaitu:
1. Fase Poliferasi
2. Fase Sekresi
3. Fase Menstruasi

Fase Poliferasi
Fase poliferasi merupakan fase dimana estrogen memegang kendali. Karena dikendalikan oleh hormon estrogen , maka fase poliferasi juga disebut fase estrogen. Fase ini dimulai pada hari ke-5 hingga hari ke-14 dari siklus.

Fase ini diawali dengan menurunnya kadar progesteron yang menyebabkan FSH untuk menghipnotis folikel di ovarium untuk menciptakan hormon estrogen. Selanjutnya , kenaikan estrogen menghalangi fungsi hormon FSH dan memacu LH.

Estrogen berfungsi membangun endometrium sehingga endometrium rahim mengalami penebalan sekitar 5-7 cm. Selain itu , estrogen juga menghipnotis kelenjar serviks untuk menciptakan cairan encer.

Pada tahap simpulan dari fase ini yakni sekitar hari ke-14 dari siklus , folikel graaf akan pecah sehingga ovum akan terlepas dan terlempar ke luar. Peristiwa ini disebut ovulasi. 

Fase Sekresi
Fase sekresi berjalan sehabis poliferasi hingga hari ke-28 dari siklus menstruasi. Pada fase ini hormon progesteron memegang kontrol sehingga disebut juga fase progesteron.

Pada fase sekresi , endometrium akan terus menebal dan arterinya membengkak serta menciptakan cairan yang kaya glikogen. Selain itu kelenjar endometrium juga akan tumbuh.

Fase ini diawali dengan terbentuknya korpus rubrum dari folikel graff yang pecah pada ketika ovulasi. Korpus rubrum mengandung banyak darah. Karena pengaruh LH , korpus rubrum bermetamorfosis korpus luteum yang mensekresikan hormon progesteron.

Selanjutnya , hormon progesteron dan estrogen menghipnotis pergeseran endometrium. Jika tidak terjadi pembuahan , korpus luteum akan mengalami degenarasi sehingga progesteron dan estrogen menurun.

Baca juga : Kumpulan Soal dan Jawaban Siklus Menstruasi.

Fase Menstruasi
Menstruasi merupakan fase terjadinya peluruhan endometrium dan pendarahan. Fase menstruasi biasanya berjalan selama 4 – 7 hari. Peristiwa ini terjadi seiring dengan menurunnya kadar estrogen dan progesteron.

Jika tidak terjadi pembuahan (sel telur tidak dibuahi) , maka korpus luteum akan menghentikan buatan hormon estrogen dan progesteron. Akibatnya , endometrium mengalami degenerasi. Endometrium kemudian akan dikeluarkan bareng darah haid.

Seiring dengan menurun dan hilangnya kadar progesteron dan estrogen , maka hormon FSH akan kembali dibuat dan berfungsi aktif. Dengan demikian , siklus menstruasi yang gres dimulai kembali.

Skema siklus menstruasi

Ketika seorang perempuan memasuki masa menopause (usia 45-50 tahun ke atas) , maka ia tidak akan mengalami menstruasi. Hal ini terjadi alasannya merupakan indung telur perempuan pada masa menopause tidak berfungsi sehingga progesteron juga berhenti.

Share ke Facebook >>Share ke Twitter >>
Cafeberita.com merupakan blog tentang materi belajar. Gunakan Kolom Search atau pencarian untuk mendapatkan materi berguru yang ingin dipelajari.
Temukan Kursus Bahasa Inggris di Bekasi untuk Menguasai Bahasa Inggris dengan Cepat 1

Salah seorang pakar dan konsultan pendidikan yang kini mengabdikan hidup menjadi guru di pedalaman nun jauh di pelosok Indonesia.

Pos terkait