Outpost 37
————–
Film ini menceritakan sebuah kisah perang manusia melawan Aliens. Pada tahun 2021 manusia berhasil mengalahkan Aliens dan pesawat induk Aliens melarikan diri dari bumi meninggalkan beberapa Aliens yang masih tertinggal. Aliens bentuknya tinggi besar dengan senjata lasernya dan seperti yang ada dalam film predator. Aliens disini disebut dengan panggilan Heavy. Untuk melawan Heavy maka PBB telah dibubarkan dan diganti dengan USDF yang membangun pos-pos pertahanan militer yang diberi nama outpost 1 sampai dengan outpost 37.
Tahun 2031 cuma tersisa outpost 37 sebagai kamp militer terakhir yang berada di tempat pakistan. Kamp dipimpin oleh Spears (Rick Ravanello). Kamp kehadiran beberapa orang tentara baru dan dua orang kamerawan yang meliput kehidupan sehari-hari mereka. Cerita pun diselingi oleh wawancara seseorang dengan para prajurit satu per satu di suatu tempat. Sayangnya siapa yang melaksanakan wawancara tidak dijelaskan. Kapan dan dimana wawancara dijalankan tidak diterangkan.
Para tentara yakin bahwa masih ada heavy yang tertinggal di bumi dan melaksanakan pembantaian terhadap manusia meskipun insan lainnya sudah melupakan serangan Aliens yang pernah terjadi sebelumnya. peperangan tidak hanya terjadi terhadap heavy namun juga menerima perlawanan dari para pemberontak setempat. Hal ini semakin memperberat tugas mereka. Untunglah mereka dibantu oleh Saleem, seorang masyarakatsetempat yang menjadi penterjemah.
Saleem melaporkan bahwa ada fenomena gila ialah ternak kambing milik masyarakatlokal banyak yang mati dengan cara hancur tercincang. Tiba-tiba muncul seorang perjaka dengan menenteng bom bunuh diri. Juga terjadi tembak menembak dengan heavy yang menyebabkan hilangnya North. Berdasarkan kamera yang ada ternyata North dibawa oleh heavy. Di malam hari Saleem hampir terbunuh oleh heavy yang mengejarnya. Untunglah ada drone yang mengintai dan melaksanakan pengeboman terhadap heavy. Sayangnya drone tersebut tidak ditampilkan atau ditunjukkan wujudnya.
Saleem mencari informasi ihwal eksistensi North dan sekembalinya ke kamp memberikan hal yang gila. Tiba-datang ia menembak Frankie. Terpaksa sobat-temannya menembak Saleem yang di kepalanya tertulis “kill me” dengan guratan dari pisau. Tentara melakukan penyisiran di desa tempat Saleem tinggal. Tak disangka didapatkan North yang luka parah dan dalam keadaan koma. North cuma bisa mengedipkan matanya yang tertutup dengan menawarkan arahan-isyarat longitute dan latitute, yaitu posisi koordinat suatu tempat. Rupa-rupanya di belakang lehernya terdapat bekas luka yang serupa dengan Saleem. Luka tersebut dibuka dan ternyata ada semacam alat yang ditanam oleh heavy. Alat tersebut digunakan untuk menertibkan insan.
Spears dan pasukannya mengusut posisi koordinat tersebut dan membawanya ke suatu kawasan berupa suatu menara. Disana ternyata mereka bertemu dengan penduduk setempat dan heavy serta terjadi tembak-menembak. Di menara tersebutlah orang-orang yang pernah hilang dipasangi alat untuk menjadi sekutu heavy. Tentara berhasil meledakkan menara tersebut dan orang-orang menjadi normal kembali. Sayangnya tiba-tiba timbul benda-benda dari langit dan sehabis dilihat ternyata ini adalah serangan kedua dari Aliens. Makara siap-siap dibuatkan seri keduanya.
Skenario dan dongeng film ini terasa datar dan lemah yang dibentuk oleh Jabbar Raisani yang sekaligus merangkap sebagai sutradara. Maunya dianggap selaku film semi dokumenter namun terlihat tidak mendalam dan mendetil. Akar permasalahan dan solusinya juga tidak begitu terperinci. Kalau memang heavy yang melakukan operasi dan mengganti orang menjadi dalam kontrolnya. Mengapa tidak diperlihatkan caranya atau laboratoriumnya dll.
Kedahsyatan senjata Aliens dalam perang sebelumnya yang menghancurkan gedung-gedung bertingkat tidak tampakdalam pertempuran ini. Senjata laser yang dipakai tidak sehebat yang seharusnya. Peperangan yang terjadi juga tidak seramai film-film yang lain. Apakah sebab bukan bikinan Hollywood melainkan produksi dari Afrika Selatan ?