Sebelum terjawab , pertantanyaan tersebut awalnya menjadi pekerjaan rumah bagi para ilmuwan pada masa itu. Sejumlah ilmuwan kemudian menjajal mengemukakan teori mereka untuk menerangkan penyebab tanda-tanda hantaran listrik pada larutan elektrolit.
Pada uji hantaran listrik yang dijalankan pada banyak sekali larutan terdapat dua tanda-tanda yang menjadi ciri dari larutan elektrolit sekaligus selaku menandakan bahwa larutan itu sanggup menghantarkan listrik. Gejala tersebut merupakan hadirnya gelembung gas dalam larutan dan menyalanya lampu indikator.
Menyalanya lampu indikator pada pengujian daya hantar listrik larutan menampilkan bahwa ada arus listrik yang mengalir lewat larutan. Namun kesimpulan tersebut tidak cukup untuk menerangkan mengapa tanda-tanda kelistrikan itu cuma terjadi pada larutan elektrolit.
Satu-satunya titik terang yang tersisa merupakan hadirnya gelembung gas pada larutan elektrolit. Munculnya gelembung gas pada larutan elektrolit sanggup jadi merupakan respon dari sifat hantaran listrik yang dimilikinya lantaran larutan nonelektrolit sama sekali tidak menciptakan gelembung gas tersebut.
A. Teori Ionisasi Arrhenius
Pada tahun 1887 spesialis kimia dari Swedia mengemukaan suatu teori yang menjawab pertanyaan mengapa larutan elektrolit sanggup menghantarkan listrik. Ilmuwan tersebut merupakan Svante August Arrhenius. Beliau mengemukaan teori ion yang menyediakan klarifikasi bikin puas atas pertanyaan tersebut.
Teori ionisasi yang dijaukan Arrhenius menerangkan bahwa larutan elektrolit sanggup menghantarkan arus listrik lantaran larutan elektrolit mengandung ion-ion yang sanggup bergerak bebas. Ion-ion tersebutlah yang menghantarkan listrik lewat larutan elektrolit.
Larutan elektrolit mengandung ion-ion yang sanggup bergerak bebas lantaran pada larutan tersebut terjadi ionisasi. Ketika senyawa elektrolit dilarutkan dalam air , maka senyawa akan terurai membentuk ion aktual dan ion negatif.
Timbulnya gelembung gas di dalam larutan elektrolit merupakan salah satu indikator bahwa di dalam larutan tersebut berjalan ionisasi atau pembentukan ion-ion. Pada larutan elektrolit berefek , senyawa elektrolit terurai tepat sehingga dihasilkan banyak ion dan daya hantarnya baik.
Sedangkan pada larutan elektrolit lemah , senyawa elektrolit yang dilarutkan dalam air cuma mengalami ionisasi sebagian sehingga ion yang dihasilkan tidak sebanyak larutan elektrolit berefek dan kesudahannya , daya hantar listriknya juga buruk.
Larutan nonelektrolit tidak sanggup menghantarkan listrik lantaran dikala senyawa nonelektrolit dilarutkan dalam air , senyawa tersebut tidak megalami ionisasi sehingga masih dalam bentuk senyawa. Karena tidak ada ion yang bergerak bebas , maka larutan itu tidak sanggup menghantarkan listrik.
B. Percobaan Michael Faraday
Munculnya gelembung gas pada hasil uji kehantaran larutan juga sanggup diterangkan dengan percobaan yang dijalankan oleh Michael Faraday. Berdasarkan percobaan tersebut , dikenali bahwa jikalau ke dalam larutan elektrolit dialirkan arus listrik , maka akan terjadi elektrolisis.
Elektrolisis merupakan bencana penguraian suatu elektrolit oleh arus listrik. Peristiwa ini menciptakan gelembung gas dalam larutan elektrolit. Gelembung tersebut muncul lantaran ion aktual mengalami reaksi reduksi dan ion negatif mengalami oksidasi.
Sebagai pola , pada larutan asam klorida (HCl) terjadi elektrolisis dengan reaksi selaku berikut:
Reaksi ionisasi : HCl(aq) → H+(aq) + Cl–(aq)
Reaksi reduksi : 2H+ + 2e– → H2(g)
Reaksi oksidasi : 2Cl–(aq) → Cl2(g) + 2e–
Dari kategori di atas , maka sanggup ditarik suatu kesimpulan selaku respon atas pertanyaan mengenai tanda-tanda hantaran listrik pada larutan. Larutan elektrolit sanggup menghantarkan listrik lantaran pada larutan elektrolit terdapat ion-ion yang sanggup bergerak bebas. Ion tersebutlah yang menghantarkan listrik lewat larutan.

Demikianlah pembahasan singkat mengenai argumentasi mengapa larutan elektrolit sanggup menghantarkan listrik sementara larutan nonelektrolit tidak. Jika postingan yang anda baca berfaedah , silahkan bagikan terhadap kawan anda lewat tombol share yang tersedia.

Salah seorang pakar dan konsultan pendidikan yang kini mengabdikan hidup menjadi guru di pedalaman nun jauh di pelosok Indonesia.