Menentukan Tinggi Bayangan Yang Dihasilkan Cermin Cembung

Gambar Gravatar
cara menentukan tinggi bayangan pada cermin cembung image
Cafeberita.com – Tinggi Bayangan pada Cermin Cembung. Pada potensi sebelumnya , edutafsi sudah membahas cara menyeleksi tinggi bayangan yang dihasilkan oleh cermin cekung. Kali ini , akan dibahas cara menyeleksi tinggi bayangan pada cermin cembung. Pada dasarnya , cara menyeleksi tinggi bayangan pada cermin cembung sama menyerupai pada cermin cekung. Hanya saja , ada beberapa keadaan khusus yang mesti diperhatikan. Kondisi khusus tersebut berhubungan dengan huruf khas dari cermin cembung dan sifat bayangan yang dihasilkannya. Seperti yang sudah dibahas sebelumnya , cermin cembung senantiasa menciptakan bayangan yang sifatnya maya , tegak , dan diperkecil. Lalu , apa kaitan sifat bayangan tersebut terhadap tinggi bayangan yang dihasilkan? Di bawah ini akan dijabarkan beberapa keadaan yang biasa dalam menyeleksi tinggi bayangan pada cermin cembung.

A. Hubungan Tinggi Bayangan dan Perbesaran

Salah satu sifat bayangan yang berafiliasi eksklusif dengan ukuran (tinggi atau besar) bayangan yakni sifat perbesarannya. Perbesaran bayangan atau perbesaran linear yang dihasilkan oleh suatu cermin lengkung termasuk tiga kemungkinan , yakni diperbesar , diperkecil , atau berskala sama dengan bendanya. Lalu , bagaimana dengan cermin cembung?

Bacaan Lainnya

Cermin cembung tergolong jenis cermin lengkung tetapi cuma mengobrol satu kemungkinan untuk perbesaran bayangan , yakni ukuran bayangan senantiasa lebih kecil dari benda aslinya. Dengan kata lain , pada cermin cembung bayangan yang dihasilkan senantiasa diperkecil. Jika ukuran bayangan lebih kecil dari ukuran benda , otomatis tinggi bayangan juga lebih kecil dari tinggi benda.

Pada dasarnya perbesaran berbanding lurus dengan tinggi bayangan dan berbanding terbalik dengan tinggi benda. Jika suatu benda dengan tinggi h ditaruh di depan suatu cermin cembung dan dihasilkan bayangan dengan tinggi h’ , maka perbesaran yang dihasilkan oleh cermin tersebut sanggup dijumlah dengan rumus berikut :

M = h’/h

Keterangan :
M = perbesaran bayangan yang dihasilkan
h’ = tinggi bayangan yang dihasilkan (cm)
h = tinggi benda gotong royong (cm).

Dari persamaan di atas , kita sanggup menyeleksi tinggi bayangan yang dihasilkan oleh suatu cermin cembung bila perbesaran dan tinggi bendanya diketahui. Jika perbesaran bayangan dan tinggi benda dikenali , maka tinggi bayangan sanggup diputuskan dengan rumus berikut ini.

h’ = M . h

Poin penting yang mesti dperhatikan dari rumus di atas yakni nilai dari perbesaran (M). Seperti yang sudah diterangkan , bayangan yang dihasilkan oleh cermin cembung senantiasa lebih kecil dari benda (diperkecil). Itu artinya , nilai M niscaya senantiasa lebih kecil dari 1. Karena M < 1 , maka h' haruslah lebih kecil dari h. Jika pada perkiraan anda dapatkan h' tidak lebih kecil dari h , maka niscaya ada yang keliru dalam perkiraan tersebut.

B. Hubungan Tinggi Bayangan dan Jarak Bayangan

Selain berafiliasi eksklusif dengan tinggi benda dan perbesaran bayangan , tinggi bayangan juga memiliki korelasi dengan jarak bayangan dan jarak benda. Hubungan tersebut terlihat dari persamaan untuk perbesaran bayangan. Selain dinyatakan dalam besaran tinggi bayangan , perbesaran juga sanggup dinyatakan dalam besaran jarak bayangan.

Hubungan perbesaran dan tinggi bayangan :
⇒ M = h’/h

Hubungan perbesaran dan jarak bayangan :
⇒ M = |s’/s|

Karena M yakni besaran yang serupa , maka nilai M haruslah sama untuk kedua rumus di atas. Karena M sama , maka berlaku persamaan berikut :
⇒ M = M
⇒ h’/h = |s’/s|

Jika jarak benda , jarak bayangan , dan tinggi benda dikenali dalam soal , maka tinggi bayangan sanggup diputuskan dengan rumus berikut ini :

h’ = |s’/s| . h

Keterangan :
h’ = tinggi bayangan yang dihasilkan (cm)
|s’| = nilai mutlak jarak bayangan (cm)
|s| = nilai mutlak jarak benda (cm)
h = tinggi benda gotong royong (cm).

Contoh :
Sebuah benda ditaruh di depan cermin cembung pada jarak 8 cm dan menciptakan bayangan pada jarak 6 cm. Jika tinggi benda gotong royong yakni 5 cm , maka tentukanlah tinggi bayangan yang dihasilkan.

Pembahasan :
Dik : s = 8 cm , s’ = -6 cm , h = 5 cm
Dit : h’ = ….. ?

Perhatikan , pada soal tidak disebutkan nilai s’ bertanda negatif. Namun pada di saat pembahasan kita sendiri yang mesti menggunakan tanda negatif. Kenapa s’ negatif? Karena bayangan pada cermin cembung senantiasa berada di belakang cermin (ruang semu) sehingga nilainya bertanda negatif. Selain itu , tanda negatif pada s’ juga mengobrol bahwa bayangannya maya.

Berdasarkan rumus di atas , maka diperoleh tinggi bayangan :
⇒ h’ = |s’/s| . h
⇒ h’ = |-6/8| . 5
⇒ h’ = 3/4 . 5
⇒ h’ = 3 ,75 cm

Jadi , tinggi bayangan yang dihasilkan yakni 3 ,75 cm. Perhatikan bahwa tinggi bayangan yang diperoleh sudah lebih kecil dari tinggi benda (h’ < h yakni 3 ,75 cm < 5 cm).

C. Menetukan Tinggi Bayangan Jika Perbesaran Tidak Diketahui

Jika anda amati dengan jeli , gotong royong rumus pada poin A dan poin B yakni sama , yakni sama-sama menggunakan perbesaran. Pada poin A perbesaran dinyatakan denan M sedangkan pada poin B perbesaran masih dinyatakan dalam bentuk |s’/s|.

Pada poin B kita sanggup langung menjumlah tinggi bayangan alasannya yakni jarak bayangan juga diketahui. Tapi bagaimana bila jarak bayangan tidak diketahui? Jika dalam soal cuma jarak konsentrasi , tinggi benda , dan jarak benda yang dikenali , maka tinggi bayangan sanggup dijumlah lewat langkah berikut :
1). Ditentukan apalagi dulu jarak bayangan
2). Ditentukan perbesaran bayangan yang dihasilkan
3). Ditentukan tinggi bayangan yang dihasilkan.

Contoh :
Sebuah benda yang tingginya 6 cm ditaruh di depan suatu cermin cembung pada jarak 5 cm. Jika jarak konsentrasi cermin tersebut yakni 10 cm , maka tentukanlah tinggi bayangan yang dihasilkan.

Pembahasan :
Dik : h = 6 cm , s = 5 cm , f = -10 cm
Dit : h’ = … ?

Perhatikan bahwa pada soal lazimnya nilai f tidak diberi tanda negatif tetapi dalam pembahasan kita mesti menggunakan tanda negatif. Mengapa f pada cermin cembung bertanda negatif? Pada cermin cembung , letak titik konsentrasi berada di belakang cermin sehingga titik fokusnya yakni titik konsentrasi maya. Karena ialah titik konsentrasi maya , maka nilai f bertanda negatif.

Jarak bayangan yang dihasilkan :
⇒ 1/s’ = 1/f − 1/s
⇒ 1/s’ = 1/-10 − 1/5
⇒ 1/s’ = -1/10 − 2/10
⇒ 1/s’ = (-1 − 2)/10
⇒ 1/s’ = -3/10
⇒ s’ = -10/3 cm

Perbesaran yang dihasilkan :
⇒ M = |s’/s|
⇒ M = |(-10/3) / 5|
⇒ M = 10/15 kali

Perhatikan , tanda negatif pada s’ hilang dalam perkiraan di atas alasannya yakni rumusnya menggunakan tanda mutlak yang artinya diambil nilai positifnya (karena perbesaran tidak negatif).

Tinggi bayangan yang dihasilkan :
⇒ h’ = M . h
⇒ h’ = 10/15 . 6
⇒ h’ = 60/15
⇒ h’ = 4 cm

Menentukan tinggi bayangan pada cermin cembung

Jadi , tinggi bayangan yang dihasilkan yakni 4 cm. Perhatikan bahwa hasil perkiraan mengobrol tinggi bayangan lebih kecil dari tinggi benda (h’ < h yakni 4 cm < 6 cm). Itu artinya , perkiraan sudah sesuai dengan huruf bayangan pada cermin cembung bahwa bayangan yang dihasilkan diperkecil.

Demikianlah pembahasan singkat perihal cara menyeleksi tinggi bayangan yang dihasilan oleh cermin cembung. Jika materi berguru ini berharga , bantu kami membagikannya terhadap kawan anda lewat tombol share di bawah ini.

Share ke Facebook >>Share ke Twitter >>
Cafeberita.com yakni blog wacana materi belajar. Gunakan Kolom Search atau pencarian untuk mendapatkan materi berguru yang ingin dipelajari.
Temukan Kursus Bahasa Inggris di Bekasi untuk Menguasai Bahasa Inggris dengan Cepat 1

Salah seorang pakar dan konsultan pendidikan yang kini mengabdikan hidup menjadi guru di pedalaman nun jauh di pelosok Indonesia.

Pos terkait