A. Ciri Khas Cermin Cembung
Sebelum membahas perbesaran linear yang dihasilkan oleh cermin cembung , ada baiknya apabila kita kembali mengingat sifat khas atau karakateristik dari suatu cermin cembung. Hal ini cukup penting lantaran huruf ini besar lengan berkuasa pada proses penggunaan rumus atau perhitungan. Seringkali murid salah dalam perkiraan lantaran melalaikan poin penting yang menjadi ciri khas dari cermin cembung.
Cermin cembung merupakan salah satu jenis cermin lengkung yang bab mengkilapnya melengkung ke depan atau keluar. Pada cermin cembung , titik konsentrasi (F) dan titik sentra kelengkungan (P) berada di belakang cermin sehingga konsentrasi cermin cembung biasa disebut selaku titik konsentrasi maya. Dalam hal pemantulan cahaya , cermin cembung bersifat divergen lantaran memajukan berkas cahaya pantul seakan-akan berasal dari titik fokus.
#1 Jarak Fokus
Poin penting pertama terkait huruf cermin cembung merupakan harga jarak fokusnya. Seperti yang sudah diterangkan , titik konsentrasi cermin cembung berada di belakang cermin (ruang semu) sehingga jarak konsentrasi cermin cembung bernilai negatif. Yang perlu diamati , biasanya tanda negatif tidak dituliskan dalam soal , tetapi kita mesti menggunakannya dalam perhitungan.
#2 Sifat Bayangan
Poin selanjutnya yang perlu diamati merupakan perihal sifat bayangan yang dihasilkan oleh cermin cembung. Tidak menyerupai cermin cekung yang menciptakan bayangan dengan sifat bermacam-macam , cermin cembung memiliki huruf yang khas , yakni menciptakan sifat bayangan yang serupa dimanapun benda ditaruh di depan cermin. Bayangan yang dihasilkan senantiasa maya , tegak , dan diperkecil.
B. Rumus Umum untuk Cermin Cembung
Konsep selanjutnya yang juga perlu dikaji ulang sebelum membahas perbesaran linear cermin cembung merupakan rumus biasa cermin lengkung. Rumus biasa merupakan suatu persamaan yang menyatakan kekerabatan antara jarak konsentrasi , jarak benda , dan jarak bayangan. Lalu , mengapa ini penting dipelajari lagi?
Rumus biasa cermin penting untuk diketahui kembali alasannya merupakan salah satu besaran yang digunakan untuk menyeleksi perbesaran linear diputuskan dengan memakai rumus umum. Besaran tersebut merupakan jarak benda atau jarak bayangan. Jika jarak bayangan tidak dimengerti dalam soal , maka biasanya mesti diputuskan apalagi dulu memakai rumus umum.
1/f = 1/s + 1/s’ |
Keterangan :
f = jarak konsentrasi cermin (cm)
s = jarak benda ke cermin (cm)
s’ = jarak bayangan ke cermin (cm).
Berdasarkan huruf cemin cembung yang sudah diterangkan pada bab A , maka sanggup didapatkan suatu keadaan khusus yang berlaku untuk cermin cembung sehubungan dengan rumus biasa di atas. Karena jarak konsentrasi (f) cermin cembung bertanda negatif , maka nilai s’ selalu bermanfaat negatif.
Apa artinya? Tanda negatif pada nilai jarak bayangan (s’) mengambarkan bahwa bayangan yang terbentuk pada cermin cembung senantiasa berada di belakang cermin (di ruang semu). Karena berada di belakang cermin , maka bayangan yang dihasilkan senantiasa bersifat maya.
Selain itu , lantaran jarak fokusnya negatif , nilai mutlak dari s’ atau biasa ditulis |s’| akan senantiasa lebih kecil dibandingkan dengan nilai jarak benda (s). Karena |s’| < s , maka bayangan yang dihasilkan oleh cermin cembung senantiasa lebih kecil dibandingkan dengan bendanya. Dengan kata lain , bayangannya bersifat maya dan diperkecil.
C. Perbeseran Linear Cermin Cembung
Jika dihubungkan dengan keadaan khusus yang sudah dibahas pada poin B , maka nilai perbesaran linear yang dihasilkan oleh cermin cembung juga menampilkan keadaan yang khusus. Seperti yang sudah diterangkan , cermin cembung senantiasa menciptakan bayangan yang bersifat maya dan diperkecil. Lalu apa arti keadaan tersebut untuk perbesaran linear cermin cembung?
Perbesaran linear merupakan nilai atau angka yang menyatakan tingkat perbesaran yang sanggup dihasilkan oleh alat optik. Secara matematis , perbesaran linear sanggup diartikan selaku perbandingan antara jarak bayangan dengan jarak benda atau perbandingan antara tinggi bayangan dengan tinggi benda.
|
Keterangan :
M = perbesaran yang dihasilkan
|s’| = nilai mutlak jarak bayangan ke cermin (cm)
s = jarak benda ke cermin (cm)
h’ = tinggi bayangan (cm)
h = tinggi benda (cm).
Ketentuan sifat bayangan menurut nilai M :
1). Jika M < 1 , maka bayangan diperkecil
2). Jika M = 1 , maka bayangan sama besar dengan benda
3). Jika M > 1 , maka bayangan diperbesar.
Karena bayangan yang dihasilkan oleh cermin cembung senantiasa diperkecil (lebih kecil dari bendanya) , maka nilai M senantiasa lebih kecil dari 1 (M < 1). Jika dalam perkiraan anda menerima nilai M tidak lebih kecil dari 1 , maka sudah niscaya ada yang keliru dalam perkiraan tersebut.
Contoh :
Sebuah benda ditaruh di depan cermin cembung pada jarak 4 cm. Jika jarak konsentrasi cermin tersebut merupakan 12 cm , maka tentukanlah perbesaran bayangan yang dihasilkan.
Pembahasan :
Dik : s = 4 cm , f = -12 cm
Dit : M = …. ?
Jika ditanya apakah bayangan diperbesar atau diperkecil , pasti jawabannya merupakan diperkecil lantaran cermin cembung senantiasa menciptakan bayangan yang diperkecil. Tapi pada soal ini , kita diminta mencari berapa nilai perbesaran tersebut.
Berdasarkan rumus biasa , maka diperoleh jarak bayangan :
⇒ 1/s’ = 1/f − 1/s
⇒ 1/s’ = 1/-12 − 1/4
⇒ 1/s’ = -1/12 − 3/12
⇒ 1/s’ = (-1 − 3)/12
⇒ 1/s’ = -4/12
⇒ 1/s’ = -1/3
⇒ s’ = -3 cm
Perbesaran linear yang dihasilkan :
⇒ M = |s’|/s
⇒ M = 3/4
⇒ M = 0 ,75 kali.
Jadi , bayangan yang dihasilkan lebih kecil dibandingkan dengan bendanya dengan perbesaran 0 ,75. Artinya , bayangan yang dihasilkan berskala 0 ,75 kali dari ukuran bendanya.
Demikianlah pembahasan singkat perihal cara menyeleksi perbesaran bayangan yang dihasilkan oleh cermin cembung. Jika materi berguru ini bermanfaat , bantu kami membagikannya terhadap teman-teman anda lewat tombol share di bawah ini.
Salah seorang pakar dan konsultan pendidikan yang kini mengabdikan hidup menjadi guru di pedalaman nun jauh di pelosok Indonesia.