Man On A Ledge

Gambar Gravatar
film man on a ledge
film+man+on+a+ledge

Man on a Ledge
———————-
Hampir secara serentak hadir dua buah film yang memperlihatkan orang hendak bunuh diri dari sebuah gedung yang tinggi. Salah satunya ialah film Man on a Ledge ini yang dibintangi oleh Sam Worthington ini. Bersetting dikota New York dengan gedung-gedung tingginya cukup menawan untuk disimak. Sebuah film dengan tema unik dan menawan.
Siapa yang akan bunuh diri ? Dia yaitu Nick Cassidy (Sam Worthington), seorang mantan anggota polisi yang pernah dipenjara selama 2 tahun karena dituduh mencuri suatu berlian besar seharga 30 juta dollar milik pengusaha populer. Bila dirupiahkan dgn kurs 10 ribu maka seharga 300 milyar rupiah. Frustasi, depresi, tertekan, aib, takut semuanya bercampur menjadi satu. Setidaknya faktor-aspek itulah yang menjadikan seseorang melaksanakan bunuh diri.
Bermula dari kesempatan dalam kesempitan, Nick yang menghadiri pemakaman ayahnya memiliki potensi untuk meloloskan diri alias lari dari polisi yang menjaganya. Dan kemudian menetapkan untuk pergi ke jendela hotel, bangkit dan hendak bunuh diri. Penonton diajak untuk berpikir setidaknya hingga adegan ini. Frustasikah ? Stresskah ? Mengingat latar belakang dari Nick yang kurang cantik yaitu melaksanakan kriminal, dipenjara, laga dengan sesama tahanan dll. Bahkan disalahkan oleh sang adik Joey alasannya maut ayah mereka akibat mikirin Nick yang berada dipenjara.
Di Amerika Serikat berlawanan dengan di Indonesia dalam hal penanganan orang yang mau bunuh diri. Terasa sekali bahwa nyawa orang sungguh berguna sekali sehingga perlu untuk diselamatkan dan dikerahkan orang-orang dari golongan kepolisian, kalangan pemadam kebakaran dan seorang negosiator bahkan jalanan disekitarnya ditutup untuk melokalisir kawasan peristiwa kasus serta disiapkan peralatan-perlengkapan pendukung yang lengkap. Lain halnya kalau terjadi di Indonesia. Dalam film ini penggambaran tsb cukup baik.
Seorang negosiator Lydia (Elizabeth banks) diminta untuk membujuk Nick supaya tidak jadi melaksanakan niatnya. Namun seiring dengan berjalannya waktu terlihat bahwa sesungguhnya ada tujuan lain dari sekedar bunuh diri. Penonton digiring untuk menyaksikan tujuan dari Nick adalah suatu impian untuk dilihat orang banyak, diliput oleh banyak televisi dan media yang lain. Dari pada mati tidak terkenal lebih baik mati dengan cara populer itulah tujuan keduanya.
Setelah tujuan kedua tsb disadari oleh penonton namun ternyata ada tujuan yang ketiga ialah pencurian. Ya adiknya melaksanakan pencurian berlian di gedung sekitarnya. Penontonpun terbawa dalam sangkaan bahwa Nick ialah seorang yang betul-betul kriminal kelas wahid, melengkapi track record sebelumnya. Bahkan melarikan diri dari penjara dan ditetapkan selaku buron yang dicari polisi dari departemen lain. Jadi tidak salah jikalau merencanakan pencurian lagi.
Namun pencurian yang sudah direncanakan sebelumnya bukan mempunyai arti berjalan dengan mulus, banyak hambatan yang ada. Setelah bersusah payah membuka brankas besi dengan instruksi-kodenya dan sensor-sensornya serta kamera-kameranya ternyata berlian yang ingin dicuri tidak ada disana. Padahal waktu sudah sungguh terbatas, terpaksa plan B yang dikerjakan.
Ada beberapa hal yang belum jelas dalam film ini yaitu dikala bekas partner polisinya, Mike Ackerman mengambil dokumen di trailler yg digunakan sbg gudang dan membakarnya. Juga dikala Mike mengambil dan menyembunyikan berkas dokumen dari penjara Sing-sing. Apa bergotong-royong berkas tsb ? tidak ada penjelasannya.
Diakhir film, penonton akan tahu bahwa ada tujuan keempat dari Nick adalah rehabilitasi diri alias pembersihan diri. Aksi pencurian yang dilakukannya bukan untuk memperkaya diri sendiri melainkan untuk membuktikan bahwa dirinya tidak bersalah dalam perkara sebelumnya. Bila anda menerima laporan adanya suatu penyelewengan dari 1 orang mungkin anda tidak akan percaya. Lalu bagaimana biar anda mampu percaya ? Jawabannya ialah salah satu pesan dari film ini ialah carilah perhatian sebanyak mungkin dari media massa.

Pos terkait