Syarat-syarat Karangan yang Baik
Karangan ialah rangkaian kalimat yang mengungkapkan asumsi atau ide penulis dalam satu kesatuan tema yang utuh. Artinya , semua paragraf di dalam karangan haruslah memiliki kekerabatan keterkaitan sehingga membentuk kesatuan wangsit yang padu.
Pada dasarnya , karangan berfungsi untuk menyodorkan wangsit atau ide penulis mengenai topik tertentu. Maka poin paling penting yang mesti diamati yakni sejauh mana karangan tersebut sanggup ditangkap dan diketahui oleh pembaca. Apakah pembaca sanggup mengerti ide penulis atau tidak.
Agar ide atau asumsi yang ingin disampaikan sanggup diterima dengan baik oleh pembaca , maka penulis juga mesti menyusun karangan dengan baik. Sebuah karangan dibilang baik kalau sudah menyanggupi beberapa syarat , yakni memiliki kesatuan , koherensi , urutan asumsi , kalimat utama , dan kalimat penjelas.
Baca juga : Pengertian , Unsur , Syarat-syarat dan Jenis Paragraf.
#1 Kesatuan
Sebuah karangan dibilang baik kalau semua kalimat yang membangun paragraf-paragraf mengacu pada satu tema atau satu fikiran. Dengan kata lain , dikala membaca paragraf-paragrafnya , kita pribadi tahu apa topik atau tema yang dibahas dalam karangan tersebut.
#2 Koherensi
Koherensi yakni keterpaduan dalam suatu paragraf. Paragraf dibilang koherensi kalau semua kalimat yang membangun paragraf saling berhubungan. Karangan akan padu kalau semua paragraf di dalamnya saling berafiliasi atau saling mendukung.
Berikut beberapa hal yang sanggup dijalankan untuk membangun koherensi:
1. Pengulangan kata kunci
2. Penggunaan kata ganti
3. Perincian dan urutan isi paragraf
4. Penggunaan kata atau frasa konjungsi
#3 Perincian dan Urutan
Sebuah karangan sanggup dibilang baik kalau menggunakan perincian dan urutan pikiran yang jelas. Artinya , kalimat yang mengandung pikiran utama dikembangkan menjadi paragraf dan menghubungkannya dengan paragraf-paragraf lain yang berisi pikiran penjelas.
#4 Kalimat Utama dan Penjelas
Sebuah paragraf yang bagus mesti memiliki kalimat utama yang jelas. Kalimat utama ialah kalimat inti yang dikembangkan menjadi paragraf utuh. Selain itu , setiap kalimat utama mesti disokong dengan kalimat penjelas. Letak kalimat utama mesti disesuiakan dengan jenis karangan yang digunakan.
#5 Penggunaan Tanda Baca dan Ejaan
Agar menjadi suatu karangan yang padu , penggunaan tanda baca mesti sesuai dengan fungsinya masing-masing. Penggunaan tanda titik , koma , titik koma , abjad kapital , abjad miring , penulisan kata serapan , dan sebagainya mesti pada tempatnya.
Baca juga : Perbedaan antara Lafal , Intonasi , Tekanan , dan Jeda.
Cara Menyusun Karangan
Untuk menyusun suatu karangan sanggup diawali dengan berlatih menulis paragraf. Setelah paragraf-paragraf tersusun , barulah digabungkan menjadi wacana yang utuh. Langkah-langkah menyusun karangan dimulai dengan menegaskan topik , merumuskan tema , menghasilkan kerangka karangan , menghimpun materi , dan membuatkan kerangka menjadi karangan.
#1 Menentukan Topik
Topik yakni inti utama dari seluruh isi karangan. Tidak semua topik sanggup dikembangkan menjadi banyak sekali jenis karangan. Oleh alasannya yakni itu , penentuan topik karangan mesti diubahsuaikan dengan jenis karangan yang mau dibentuk apakah karangan narasi , deskripsi , eksposisi , alasan , atau persuasi.
#2 Merumuskan Tema
Tema yakni perumusan dari topik atau pokok asumsi utama yang mau dijadikan landasan dan tujuan yang mau dicapai. Tema dirumuskan dalam bentuk kalimat lengkap dan disusun menurut topik yang sudah dipilih.
Setelah topik dan tema diputuskan , umumnya kita juga sanggup menegaskan judulnya secara pribadi alasannya yakni intinya topik , tema , dan judul saling berhubungan. Untuk lebih jelasnya amati contoh penentuan topik dan tema dberikut ini.
Topik : Pelajar dan Media Sosial
Tema : Meningkatkan wawasan dan minat berguru lewat media lazim interaktif
Judul : Belajar Lewat Media Sosial
Berikut beberapa kiat menegaskan tema karangan:
1. Jangan menegaskan tema yang lingkupnya terlalu luas
2. Pilih tema yang kita sukai dan sanggup kita kembangkan
3. Pilih tema yang sumber bahannya gampang diperoleh
Baca juga : Jenis-jenis dan Ciri-ciri Karangan Beserta Contoh.
#3 Membuat Kerangka Karangan
Langkah berikutnya yakni menghasilkan kerangka karangan. Kerangka karangan yakni rencana kerja yang menampung garis-garis besar suatu karangan. Kerangka inilah yang mau menjadi teladan bagi penulis dalam membuatkan karangan sehingga lebih terarah.
Berikut beberapa fungsi kerangka karangan:
1. Memudahkan penyusunan karangan mudah-mudahan lebih teratur
2. Memudahkan penempatan bagian
3. Menghindari pengulangan pembahasan
4. Membantu pengumpulan data
Syarat-syarat kerangka karangan:
1. Maksud yang diungkapakan mesti jelas
2. Tiap bab cuma mengandung satu gagasan
3. Penggunaan simbol mesti konsisten
4. Penyusunan mesti logis dan sistematis
Tahapan-tahapan dalam menyusun kerangka karangan:
1. Mencatat gagasan-gagasan penting yang relevan
2. Mengatur urutan ide secara sistematis
3. Memeriksa kembali urutan ide
4. Membuat kerangka terperinci secara lengkap
#4 Mengumpulkan Bahan
Setelah kerangka karangan final , maka langkah berikutnya yakni menghimpun materi sesuai dengan poin-poin yang ada di dalam kerangka. Bahan sanggup dicari lewat banyak sekali sumber seumpama buku , majalah , surat kabar , laporan observasi , makalah , dan sebagainya.
Dalam menghimpun materi , kita juga perlu memilih materi yang sungguh-sungguh penting yakni bahan-bahan yang sesuai atau berhubungan dengan tema kita. Berikut beberapa hal penting dalam memilih bahan:
1. Catat hal penting semampunya
2. Coba untuk membaca lebih teliti selaku referensi
3. Perbanyak diskusi untuk menegaskan materi yang tepat
#5 Mengembangkan Kerangka Karangan
Langkah berikutnya yakni membuatkan kerangka menjadi paragraf atau karangan. Proses pengembangan bergantung pada jenis karangan , metode , dan pola pengembangan yang ingin kita gunakan. Untuk mengetahui pola-pola pengembangan paragraf , simak pembahasannya lewat link di bawah.
Baca juga : Pola-pola Pengembangan Paragraf Beserta Contohnya.
Salah seorang pakar dan konsultan pendidikan yang kini mengabdikan hidup menjadi guru di pedalaman nun jauh di pelosok Indonesia.