SIPUT YANG CERDIK Siapapun tahu bahwa rusa ialah hewan yang kencang sekali larinya dan siput populer akan lambat jalannya. Walaupun demikian, rusa mampu dikalahkan oleh siput alasannya kecerdikan akalnya. Pada sebuah hari si rusa ditantang untuk lari cepat oleh si siput. Tentu saja si rusa ketawa dan dengan sombongnya menjawab bahwa jikalau dia kalah mak alangit akan runtuh. Siput dan rusa kemudian sepakat untuk menyelenggarakan perlombaan lari disebuah sungai. Siput sudah mengatur siasatnya sedemikian rupa sehingga nanti bisa mengalahkan si rusa. Terjadilah perlombaan itu di suatu sungai. Aba-aba yang digunakan satu, dua, tiga, mulai…. Larihah rusa itu disungai tersebut. Begitu si rusa mengundang siput beliau muncul di depannya. “Halo siput,” “ya”, timbul lagi siput di depannya. “Siput“, “ya“, “siput”, “ya”, sampailah si rusa di garis finis yang telah disepakati sebelumnya. Tapi… si siput sudah duluan timbul. Kalahlah si rusa alasannya kelicikan akan si siput. Rupanya ada ratusan bahkan ribuan siput yang berjejer dibawah air di garis tempatnya lari itu. Begitu siput diundang, muncullah salah satu siput yang ada di bawah air itu, dan begitu seterusnya. Akhirnya mengalah kalahlah si rusa.
Monyet populer akan kecerdikannya dan penyu populer akan kebodohannya. Monyet dan penyu sudah menjalin persahabatan yang bagus. Namun si penyu selalu diperdayakan. Setiap bepergian si simpanse senantiasa minta digendong. Si penyu berjalan kesana kemari dna si kera berdiri atau tiduran di atas punggung si penyu itu. Sekali waktu si monyet tertangkap basah mencuri pisang dan ditangkap oleh pak tani. Petani tersebut sudah sungguh murka terhadap si kera, alasannya adalah setiap pisang yang kuning di kebun pak tani itu senantiasa dicuri dan disantap oleh si simpanse. Monyet yang tertangkap itu kemudian dibawa ke tempat tinggal pak tani dan dimasukkan ke suatu kurungan ayam. Sebentar lagi ia akan disembelih dijadikan santapan keluarga pak tain. Sedang sibuknya pak tani membuat bumbu-bumbu masakan tersebut di dapur, tahu-tahu datang si penyu menemui si monyet. Rupanya beliau telah mencarinya kemana-mana. Maklum simpanse dan penyu yakni teman kentalnya. Tapi, apa kata si monyet terhadap si penyu. “Saya akan dikawinkan dengan anak petani itu. Lihatlah pak tani di dapur sedang menciptakan bedak kuning biar pengantin tampaknya tambah cakep”. Karena ndeso, si penyu minta sama si monyet semoga di saja yang kawn duluan. “Monyet, aku saja yang kawin duluan, ya”. “Baik jika begitu, masuklah ke sini”, kata si monyet. Si penyu masuk ke perangkap dan si monyet keluar dengan bangga, kemudian beliau lari entah kemana. Akhirnya dia (penyu) yang masuk ke kurungan itu dan si kera melepaskan dirinya. Si penyu tidak tahu bahwa beliau ditipu oleh si simpanse. Pak tani menjadi kaget alasannya adalah kera yang ada di kurungan itu lepas, malahan ada si penyu. Kaprikornus, pak tani bukannya membuat sate monyet, namun sate penyu. Demikian, kebodohan si penyu risikonya beliau menjadi korban kebodohannya sendiri.
PENYU YANG BODOH
Baca Juga Nama Bahasa Daerah Bali