Inilah Kuliner Yang Kita Makan 20 Tahun Lagi

Gambar Gravatar

Harga kuliner yang tinggi dan meningkatnya populasi bermakna kita harus memikirkan kembali apa yang kita makan, kata seorang ahli makanan masa depan. Jadi apa yang hendak kita makan 20 tahun lagi?

Memang tidak langsung jelas apa yang menghubungkan Nasa, harga daging dan gelang kuningan, tetapi ketiganya memainkan peran dalam membentuk apa yang hendak kita makan di era depan dan bagaimana kita menyantapnya.
Bunyi-bunyian dari kuningan menciptakan kuliner terasa lebih pahit Bunyi-bunyian ternyata mempunyai pengaruh pada rasa masakan, mirip hasil observasi Universitas Oxford di Inggris.

Suara dan kuliner sudah usang menjadi eksperimen chef Heston Blumenthal. Restoran Fat Duck nya mempunyai hidangan bernama Suara dari Laut yang disuguhkan dengan iPod memainkan bunyi-bunyi di tepi pantai. Suara itu dilaporkan membuat masakan terasa lebih segar.

Tetapi sekarang ilmuan berusaha menggunakan musik untuk menghilangkan bahan-materi yang tidak sehat dari masakan tanpa disadari oleh konsumen.

“Kami tahu frekuensi apa yang membuat makanan terasa lebih anggun,” kata Russel Jones dari perusahaan riset Condiment Junkie yang meneliti efek bunyi pada masakan.

Perusahaan-perusahaan kini mulai memakai hubungan antara kuliner dengan suara pembungkus. Semakin garing bunyi pembungkusnya, konsumen akan merasa makanan itu lebih segar.

Daging yang dikembangkan di laboratorium
Awal tahun ini, ilmuan Belanda sukses memproduksi daging tabung, atau dikenal juga dengan daging bikinan. Mereka menumbuhkan jaringan otot memakai sel punca dari sapi, yang konon mirip dengan cumi goreng tepung. Mereka berharap menciptakan “burger tabung” pertama final tahun ini.

Riset pertama daging tabung ini didanai oleh Nasa, kata ilmuan sosial Dr neil Stephens, yang berbasis di pusat riset Cesagen ESRC Universitas Cardiff. Mereka meneliti daging tabung untuk mengetahui jika daging itu mampu disantap oleh astronot di luar angkasa.

Sepuluh tahun lalu, ilmuan sekarang mengiklankan daging itu sebagai sumber protein hewani yang lebih efisien dan lebih ramah lingkungan.

Ganggang
Meski ganggang berada di dasar rantai kuliner tetapi ganggang mampu menjadi penyelesaian dilema pangan di dunia.

Manusia dan hewan dapat mengkonsumsinya dan dapat ditanam di bahari, bonus besar dengan semakin minimnya tanah serta air tanah untuk merawatnya. Ilmuan juga mengatakan bahan bakar bio dari ganggang dapat membantu meminimalisir kebutuhan bahan bakar fosil.

Ganggang telah lama menjadi makanan di Asia tergolong Jepang yang telah memiliki banyak usaha pertanian ganggang.

Seperti juga serangga, ganggang juga mampu dimasukkan ke dalam makanan kita dalam bentuk bulir granula, granula itu kemudian diaduk dalam sosis bahkan keju.


sumber

Bacaan Lainnya

Cek TKPnya : http://menujuhijau.blogspot.com/2012/08/inilah-makanan-yang-kita-makan-20-tahun.html#ixzz22NCkh3F3

Temukan Kursus Bahasa Inggris di Bekasi untuk Menguasai Bahasa Inggris dengan Cepat 1

Salah seorang pakar dan konsultan pendidikan yang kini mengabdikan hidup menjadi guru di pedalaman nun jauh di pelosok Indonesia.

Pos terkait