Film ini bukanlah sebuah dokumenter, namun didasarkan pada buku nonfiksi berjudul Imperial Life in the Emerald City goresan pena wartawan Washington Post berjulukan Rajiv Chandrasekaran. Buku itu bercerita tentang awal perang irak dan kesemrawutan yang terjadi setelahnya.
Anehnya, film ini dipublikasikan seolah-olah selaku film Bourne yang keempat. Hal ini bisa diketahui mengingat Damon kembali bekerjasama dengan sutradara dua film Bourne, Paul Greengrass. Kerja mereka dalam The Bourne Supremacy dan The Bourne Ultimatum menghasilkan film action beroktan tinggi.
Tetapi, Green Zone tidak meraih patokan Bourne. Plotnya tidak sebagus Bourne dan karakter-abjad yang ada digambarkan secara hitam putih. Sangat gamblang. Pengambilan gambar yang dilakukan Greengras kerap kali membuat kita sakit kepala. Dialog yang ditulis oleh Brian Helgeland bisa ditebak sebelumnya. Misalnya, kalimat “The world is watching” atau “I just want to help my country”.
Kisah ini ber-setting tahun 2003 pada awal pendudukan Amerika di Irak. Miller diperintahkan untuk mencari WMD, suatu tugas yang selalu berakhir sia-sia alasannya adalah Miller tidak pernah memperoleh apa-apa. Awalnya, Miller menduga ada kesalahan data intelijen hingga karenanya dia mendapatkan kebenaran.
Akting Damon ialah penampilan kelas satu, namun bakat Amy Ryan – yang memerankan wartawan Wall Street Journal – tersia-siakan. Penampilan yang anggun justru datang dari Khalid Abdalla yang memerankan seorang warga Irak dan sangat terguncang menyaksikan invasi Amerika ke negaranya. “It’s not for you to decide what happens here.” yakni kata-kata mengesankan yang diucapkan huruf Abdalla kepada Miller.
Green Zone mengungkap fakta kebohongan yang dijalankan oleh pemerintah Amerika. Memang, tema ini sudah bau dikala film diluncurkan. Tetapi film ini bisa kembali mengingatkan pemerintah manapun semoga tidak mengulangi kesalahan yang dilakukan oleh rezim Bush.
Sutradara : Paul Greengrass
Skenario : Brian Helgeland
Pemain : Matt Damon, Khalid Abdalla, Amy Ryan
Rating : 3.5/5