Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Fungsi Kerja Enzim

Gambar Gravatar
penghambatan kerja enzim oleh inhibitor.JPG
Pada postingan sebelumnya kita sudah membahas komponen penyusun enzim , sifat-sifat enzim , dan cara kerja enzim. Berdasarkan pembahasan tersebut dikenali bahwa kerja enzim dipengaruhi oleh beberapa aspek yang sanggup memunculkan terganggunya fungsi enzim atau bahkan memunculkan enzim rusak dan tidak berfungsi lagi. Ketika enzim mengalami kerusakan dan bentuk segi aktifnya berganti , maka enzim tidak lagi sanggup berikatan dengan substrat lantaran bentuknya sudah berbeda. Bagian protein enzim yang bersifat termolabil juga memunculkan enzim sanggup rusak lantaran panas.

Seperti yang dibahas sebelumnya , enzim ialah zat yang berfungsi selaku biokatalisator. Enzim ikut bereaksi untuk mempercepat reaksi tetapi tidak menghipnotis hasil akhir. Pada permulaan reaksi struktur enzim akan berganti dan pada selesai reaksi struktur enzim akan kembali seumpama semula. Karena itulah enzim disebut bersifat bolak-balik.
Meskipun fungsinya cuma selaku katalisator , tugas enzim sungguh menghipnotis metabolisme sel. Tanpa adanya fungsi enzim , proses penyusunan atau penguraian zat-zat akan berjalan lambat sekali dan bahkan sering kali tidak sanggup berjalan sama sekali.

Faktor Yang Mempengaruhi Kerja Enzim

Kerja enzim dipengaruhi oleh empat aspek yakni pH , suhu , fokus , dan inhibitor atau zat penghambat. berikut klarifikasi perihal bagaimana faktor-faktor tersebut menghipnotis kerja enzim.
  1. Pengaruh Suhu
    Karena tersusun dari komponen protein , enzim sungguh peka kepada pergeseran suhu. Secara umu , temperatur optimum enzim berada antara 30o-40o C. Jika enzim berada pada suhu yang terlalu tinggi , maka enzim sanggup mengalami denaturasi protein. Sebaliknya , jikalau suhu terlalu rendah enzim akan mengalami koagulasi.

    Bacaan Lainnya

    Suhu yang sungguh minim besar lengan berkuasa kepada segi aktif enzim yang ialah potongan untuk berikatan dengan substrat. Jika mengalami koagulasi akhir suhu yang terlalu rendah , maka fungsi enzim tidak sanggup berjalan walaupun enzim tidak rusak. Enzim lazimnya akan kembali berfungsi di saat suhu kembali normal.

    Baca juga : Penamaan dan Klasifikasi Enzim Beserta Contohnya.

    Pada suhu yang tinggi (>50oC) , enzim akan rusak akhir denaturasi protein sehingga tidak sanggup melaksanakan fungsinya selaku biokatalisator. Itulah sebabnya di saat kita berada di tempat yang suhunya ekstrim , kita condong tidak sanggup bertahan lantaran tak cuma kelemahan cairan tubuh , metabolisme badan juga menjadi sungguh lambat.

  2. Pengaruh pH
    Enzim cuma sanggup melakukan pekerjaan pada lingkungan yang memiliki derajat keasaman (pH) tertentu. Derajat keasaman yang sesuai untuk enzim disebut pH optimum. Masing-masing enzim memiliki kisaran pH optimum yang berbeda-beda.

    Jika berada pada lingkungan dengan derajat keasaman yang tidak sesuai , enzim akan mengalami ionisasi pada potongan gugus karboksil dan amin serta memunculkan denaturasi. Pada pH yang tidak sesuai , enzim akan mengalami pergeseran struktur sehingga tidak sanggup melakukan pekerjaan dengan baik.

    Ketika pH lingkungan berganti dan menjadi tidak sesuai dengan pH optimum enzim , maka akan terjadi pergeseran asam amino kunci pada segi aktif enzim sehingga membatasi segi aktif tersebut untuk berikatan dengan substratnya.

    Baca juga : Kumpulan Soal dan Jawaban Struktru dan Fungsi Enzim.

  3. Pengaruh Konsentrasi
    Kerja enzim juga dipengaruhi oleh fokus substrat dan fokus enzim itu sendiri. Enzim akan berfungsi secara optimum jikalau perbandingan fokus enzim dan substratnya sesuai. Reaksi akan berjalan lambat jikalau fokus substrat terlampau banyak dan enzimnya terlalu sedikit.
  4. Pengaruh Inhibitor
    Inhibitor atau penghambat ialah zat dengan struktur yang seumpama substrat dan sanggup bergabung dalam reaksi enzimatik sehingga memunculkan fungsi enzim terganggu. Inhibitor berikatan dengan enzim membentuk kompleks enzim-inhibitor. Berdasarkan posisi kerjanya , inhibitor dibedakan menjadi dua jenis , yakni :
    1. Inhibitor Kompetitif
      Inhibitor kompetitif ialah zat penghambat yang menghalangi kerja enzim pada segi aktif. Inhibitor kompetitif memiliki struktur yang seumpama dengan substrat dan cocok dengan bentuk segi aktif enzim. Inhibitor dan substrat akan berkompetisi untuk berikatan dengan enzim.
      cara kerja inhibitor kompetitif

      Jika inhibitor sukses melekat pada segi aktif enzim lebih dahulu , maka substrat tidak akan sanggup berikatan dengan segi aktif enzim. Hal itu memunculkan fungsi enzim terhambat.

      Baca juga : Kumpulan Soal dan Jawaban Metabolisme Sel.

    2. Inhibitor Nonkompetitif
      Inhibitor nonkompetitif ialah penghambat yang melakukan pekerjaan pada segi pasif enzim. Inhibitor berikatan dengan segi pasif enzim dan memunculkan bentuk segi aktif berubah. Karena bentuk segi aktif enzim sudah berganti , maka enzim tidak sanggup mengikat substratnya lagi.
Share ke Facebook >>Share ke Twitter >>
Cafeberita.com yakni blog wacana materi belajar. Gunakan Kolom Search atau pencarian untuk mendapatkan materi berguru yang ingin dipelajari.
Temukan Kursus Bahasa Inggris di Bekasi untuk Menguasai Bahasa Inggris dengan Cepat 1

Salah seorang pakar dan konsultan pendidikan yang kini mengabdikan hidup menjadi guru di pedalaman nun jauh di pelosok Indonesia.

Pos terkait