
Exodus: Gods and Kings
——————————-
Film yang bercerita ihwal nabi Musa sudah kadang kala dibuat filmnya namun kali ini sutradara Ridley Scott membuatnya menjadi lain dengan sudut pandang yang berlawanan. Hasilnya ialah sebuah film yang tidak menjiplak dari unsur agama manapun, baik Katolik maupun Islam. Film dengan nuansa Epik yang menceritakan riwayat usaha seorang pendekar dan bersifat kolosal. Untuk itu penulis lebih cenderung menganggapnya selaku film fiksi kebanyakan.
Cerita tidak dimulai dengan bayi Musa yang dibuang disungai mirip pada umunya melainkan dimulai dengan persahabatan Musa dan Ramses, kerabat tirinya yang telah akil balig cukup akal. Ramses (Joel Edgerton) yaitu penerus hebat waris dari Firaun, Raja Mesir yang sedang berkuasa. Sedangkan Musa (Christian Bale) yaitu seorang jenderal perang yang selalu memenangkan pertarungan. Dalam agama Katolik, nama Ramses tidak ada dan tidak diketahui .
Raja Firaun digambarkan tidak sejahat seperti cerita kebanyakan melainkan sarat pengertian dan bahkan akan mewariskan tahta kerajaan terhadap Musa sebab karakter dan langsung Musa yang berbeda dengan Ramses anak kandungnya sendiri. Rasa persahabatan dan persaudaraan menjadi berganti ketika akan berperang kepada suku Het. Tukang ramal kerajaan meramalkan bahwa pemimpin kerajaan akan diselamatkan oleh seseorang dan seseorang itu akan menjadi raja. Hal ini yang menjadikan Ramses resah dan bahkan terhadap Musa sempat berkata jangan menyelamatkan dirinya jika terjadi sesuatu.
Mereka beserta pasukan menyerang suku Het dan sukses memenangkannya. Walaupun demikian Ramses hampir terbunuh oleh suku Het dan disaat yang sempurna berhasil diselamatkan oleh Musa. Ramses yang yakin akan ramalan itu semakin menciptakan dirinya kalap dan hampir membunuh Musa dalam pertempuran tersebut namun tidak jadi. Kebencian Ramses yang menghendaki tahta kerajaan semakin memuncak dengan terjadinya ramalan tersebut. Musa meyakinkan bahwa dirinya tidak ingin menjadi raja dan mendukung Ramses menjadi raja.
Raja Firaun mendengar tentang penyelamatan Musa kepada Ramses dan berterima kasih. Raja Firaun menyuruh anaknya pergi ke kota Phitom tetapi Ramses agak keberatan dan sebaliknya Musa menunjukkan diri untuk pergi kesana. Musa mendapatkan banyak orang Israel dijadikan budak dan disiksa disana. Hati nurani Musa mulai terbuka dengan insiden tersebut dan merasa tidak tenteram dengan suasana dan keadaan yang dilihatnya. Musa juga bertemu dengan orang-orang yang dituakan dari bangsa Israel dan salah satunya yaitu Nun (Ben Kingsley). Nun memberitahukan belakang layar diri Musa perihal asal muasalnya yakni anak orang Israel yang dibuang ke sungai dan dipelihara oleh Bithia, seorang putri. Bithia juga menyebabkan kakak Musa yang bernama Miriam sebagai pembantunya sekaligus pengasuh Musa. Tentu saja Musa tidak yakin begitu saja. Pada dikala fikiran gundah dan perlakuan yang tidak menyenangkan dari prajurit Phitom maka dibunuhlah tentara tersebut.
Musa bertemu dengan gubernur Hegep dan mencurigai bahwa gubernur hegep korupsi dengan memperkaya dirinya sendiri dan hidup laksana raja. Dia berusaha menyuap Musa agar tidak dilaporkan terhadap Raja Firaun namun Musa tidak menghiraukannya.
Sekembalinya Musa ke Mesir maka Raja Firaun dalam kondisi sakit dan selang beberapa lama lalu meninggal dunia. Sayangnya proses meninggal dunia ini tidak ditampilkan secara terperinci padahal sebelumnya masih tanpa kendala berbicara dengan Musa. Selanjutnya Ramses dinobatkan sebagai Raja Mesir. Namun tiba-datang gubernur Hegep datang dan melaporkan bahwa Musa yakni orang Israel. Hegep berhasil mengeluarkan uang agen rahasia saat tiba ke Phitom dan mengetahui pembicaraan antara Nun dan Musa.
Ramses yang terobsesi untuk menyingkirkan Musa seolah-olah menerima peluru amunisi untuk menghabisinya. Dengan mengancam Miriyam, kakaknya yang hendak di potong tangannya maka terpaksa Musa menyerah dengan mengaku selaku orang Israel. Musa akibatnya diusir dari Mesir demi menyelamatkan kakaknya.
Musa berkelana jauh melalui tempat pegunungan dan sampailah di daerah Midian. Musa berkenalan dengan Zipporah (Maria Valverde) setelah membelanya dari para pengganggu dikala mengambil air sumur. Selanjutnya terjalinlah asmara dan melakukan perkawinan. Mereka dikaruniai anak berjulukan Gershom. Musa yang tidak yakin akan Tuhan diberitahu bahwa dilarang naik ke bukit bersahabat rumah sebab ialah milik Tuhan. Namun ketika hujan deras kambing peliharaan lari kearah bukit tersebut dan Musapun mencarinya. Tiba-datang terjadi longsor dan menimpa Musa. Dalam keadaan sakit dia mendapat pandangan dari Tuhan yang berwujud anak kecil seusia Gershom anaknya. Musa diingatkan akan tugasnya untuk membebaskan bangsa Israel dari perbudakan yang sudah terjadi ratusan tahun di Mesir.
Musa tersadar bahwa dia ialah orang opsi Tuhan. Berpamitan kepada istrinya dan anaknya untuk pergi ke Mesir tetapi tidak disetujui dan terpaksa pergi dengan tekanan batin. Musa masih menyaksikan adanya perbudakan dan menyaksikan Hegep menjadi salah satu menteri yang diangkat oleh Ramses. Musa meminta baik-baik supaya membebaskan mereka dari perbudakan tetapi tidak dihiraukan Ramses bahkan Ramses makin marah alasannya menyaksikan Musa masih hidup dan sekarang muncul kembali.
Musa merekrut dan melatih pengikutnya untuk menjadi prajurit dan melaksanakan perang gerilya terhadap Ramses. Setiap Musa dan tentaranya berhasil melakukan sabotase atau perlawanan maka sebaliknya Ramses melaksanakan pembalasan dengan menggantung orang-orang Israel. Musa dicari dimana-mana dan secara membabi buta orang-orang Israel dibunuh oleh tentara Mesir. Puncaknya Tuhan murka akan upaya Musa ini dan Musa disuruh membisu saja untuk melihat kekuasaan Tuhan.
Musa tidak melaksanakan mukjijat kepada bangsa Mesir mirip pada dongeng lazimnya melainkan Tuhan yang menawarkan tulah-tulah terhadap bangsa Mesir. Musa tidak memakai tongkat sebagai senjata melainkan pedang pendek. Tulah pertama yaitu air menjadi darah.. Air menjadi darah karena buaya-buaya memangsa orang-orang yang berada di air sehingga darahnya menyebar dan air sungai dan danau berwarna merah.
Tulah kedua berupa munculnya banyak katak dimana-mana tergolong di istana Raja Ramses. Tulah ketiga yaitu munculnya lalat dimana-mana.. Tulah keempat yaitu penyakit sampar pada ternak yang menyebabkan kematian. Tulah kelima ialah hujan es. Tulah keenam adalah muncul banyak belalang. Tulah ketujuh ialah akhir hayat anak sulung. Padahal kisah kebanyakan ada 10 tulah dan yang tidak ada adalah munculnya banyak nyamuk, barah api dan gelap gulita. Walaupun ada keadaan gelap gulita namun itu merupakan bagian dari kematian anak sulung.
Ada kalanya Musa tidak baiklah terhadap perbuatan Tuhan dan sebaliknya Tuhan juga tidak selalu baiklah dengan perbuatan Musa. Musa tidak mau menyakiti orang-orang yang sudah dikenalnya tergolong juga tidak baiklah kematian anak-anaknya. Akhirnya Ramses menyetujui Musa untuk secepatnya keluar dari Mesir bareng budak-budak Israel. Namun dibalik itu semua ada planning jahat dan balas dendam dari Ramses.
Begitu Musa dan pengikutnya sudah keluar dari tanah Mesir maka Ramses beserta pasukannya mengejar-ngejar untuk membunuh seluruhnya. Perjalanan Musa terhalang oleh bentangan air maritim yang luas. Putus asa dan bingung sempat menderanya bahkan pedangnya pun dibuang ke bahari. Namun sebuah meteor jatuh di maritim dan menimbulkan air maritim menyurut. Musa dan pengikutnya menyeberangi maritim yang sedang dangkal sebatas kaki. Ramses dan pasukannya memburu hingga di tengah. Gelombang Tsunami tiba dan merusak pasukan Ramses. Musa dan Ramses yang sedang berhadapan face to face terkena hantaman gelombang juga. Tak disangka keduanya selamat. Musa terdampar di pantai tujuan sedangkan Ramses terdampar di pantai asal.
Selanjutnya Musa sadar bahwa usianya semakin bertambah dan suatu dikala nanti niscaya ada yang memberontak alasannya adalah jumlah pengikutnya yang banyak. Untuk itu dibuatlah 10 perintah Tuhan di atas pahatan watu selaku lambang dan aturan bagi pengikutnya. Musapun melanjutkan perjalanannya bersama pengikutnya menuju tanah air mereka.
Seperti layaknya film fiksi petualangan maka film ini juga menghidangkan panorama yang tidak indah namun mempesona. Mengapa tidak indah ? Karena pemandangannya yaitu bukit-bukit berbatu dan tanah tandus. Mempesona sebab menyajikan pemandangan alami dengan pegunungan dan maritim yang berdampingan, patung-patung kerajaan dan lansekap kota Mesir.
Unsur spesial efek cukup bagus dan menarik ditambah dengan sistim 3 Dimensi bisa menghadirkan tontonan yang mempesona. Kehadiran tulah-tulah ditampilkan secara logis dengan fikiran bahwa aking banyaknya manusia yang digigit buaya maka warnanya menjadi merah. Lalu karena terganggu lingkungannya maka muncul katak dengan jumlah yang banyak. Katak tidak menerima masakan maka mati dan berikutnya dikerubuti lalat yang banyak. Akibatnya lalat-lalat menenteng bibit penyakit sehingga ternak-ternak menderita penyakit sampar.
Christian Bale bermain dengan anggun dan dapat memperlihatkan keceriaan di parasnya, ketegangan dengan gerak-gerik tubuhnya dan kegundahan dalam sinar matanya. Joel Edgerton juga bermain dengan cantik selaku seorang pengecut dan jahat disisi yang lain. Yang menawan perhatian ialah akting bocah kecil Isaac Andrews yang memerankan penjelmaan Tuhan. Dia bisa berdialog dengan baik mirip layaknya orang remaja sarat hikmat dan kecerdikan.
Penulis merekomendasikan film dengan durasi dua setengah jam ini selaku tontonan selesai tahun terlepas dari ceritanya yang berlawanan mirip dongeng kebanyakan.