Contoh Soal Aturan Snellius Ihwal Pemantulan Cahaya

Gambar Gravatar
contoh soal dan pembahasan hukum snellius tentang pemantulan cahaya image
Cafeberita.com – Hukum Pemantulan Cahaya. Contoh soal dan pembahasan wacana aturan pemantulan cahaya. Pada kepingan optika geometris , lazimnya subtopik pertama yang mau dibahas merupakan pemantulan cahaya. Pada subbab tersebut akan dibahas mengenai pemahaman pemantulan cahaya , jenis pemantulan , dan aturan pemantulan cahaya. Hukum pemantulan cahaya juga dimengerti selaku aturan Snellius wacana pemantulan. Dari aturan tersebut sanggup dimengerti bagaimana prinsip pemantulan cahaya dan kekerabatan antara sinar tiba dengan sinar pantulnya. Berikut ini edutafsi susun beberapa soal yang biasa keluar mengenai pemantulan cahaya.

Contoh 1 : Bunyi Hukum Pemantulan
Berdasarkan aturan Snellius mengenai pemantulan cahaya , kekerabatan antara besar sudut tiba dan besar sudut pantul sanggup dinyatakan dengan ….
A. i = 2r
B. i = r
C. i = ½ r
D. i = ¼ r
E. i = r/s

Bacaan Lainnya

Pembahasan :
Hukum pemantulan cahaya merupakan suatu aturan yang dicetuskan oleh ilmuwan Snellius. Sesuai dengan namanya , aturan ini menerangkan bagaimana fenomena pemantulan cahaya terjadi dan mengobrol bagaimana kekerabatan antara sinar tiba , sinar pantul , dan garis wajar dalam insiden tersebut.

Pemantulan cahaya sanggup diartikan selaku insiden dipantulkannya berkas cahaya dikala mengenai suatu bidang atau permukaan yang bersifat memantulkan. Bidang atau permukaan yang sanggup memantulkan berkas cahaya disebut selaku bidang pantul. Berdasarkan sifat pemantulannya , pemantulan cahay dibedakan mejadi pemantulan terstruktur dan pemantulan baur.

Berikut poin dalam aturan pemantulan cahaya:
1). Sinar tiba , garis wajar , dan sinar pantul berada pada satu bidang datar
2). Besar sudut tiba sama dengan sudut pantul

Sesuai dengan poin kedua pada aturan pemantulan cahaya , sanggup dilihat bahwa besar sudut pantul pada insiden pemantulan akan sama dengan besar sudut datangnya. Jika sudut tiba disimbolkan dengan (i) dan sudut pantul (r) , maka berlaku persamaan i = r.

Jawaban : B

Contoh 2 : Istilah dalam Pemantulan Cahaya
Menurut aturan pemantulan cahaya , sinar tiba , garis wajar , dan sinar pantul berpotongan pada satu titik dan terletak pada satu bidang datar. Yang dimaksud dengan garis wajar merupakan ….
A. Garis lurus yang membagi bidang pantul menjadi dua bagian
B. Garis yang mengapit sinar tiba dan sinar pantul
C. Garis yang tegak lurus dengan bidang pantul
D. Garis khayal sejajar permukaan pantul
E. Garis lurus dengan kemiringan tertentu

Pembahasan :
Dalam insiden pemantulan cahaya , terdapat beberapa perumpamaan yang biasa digunakan , yakni sinar tiba , sinar pantul , garis wajar , sudut tiba , dan sudut pantul. Sinar tiba merupakan garis yang mengobrol berkas cahaya yang tiba ke permukaan sedangkan sinar pantul merupakan garis yang mengobrol cahaya yang dipantulkan.

Garis wajar merupakan suatu garis bantu yang tegak lurus terhadap bidang atau permukaan pantul. Besar sudut terbuat oleh sinar tiba dan garis wajar disebut sudut tiba (i) sedangkan besar sudut terbuat oleh sinar tiba dan garis wajar disebut sudut pantul (r).

Jawaban : C

Contoh 3 : Besar Sudut Pantul
Suatu sinar mengenai suatu permukaan dan dipantulkan. Jika berkas cahaya tiba dengan sudut 60o terhadap permukaan pantul , maka besar sudut pantulnya merupakan …..
A. r = 60o
B. r = 40o
C. r = 30o
D. r = 20o
E. r = 10o

Pembahasan :
Untuk menjawab soal seumpama ini , maka kita mesti mengerti defenisi dari sudat tiba dan sudut pantul. Sudut tiba merupakan sudut terbuat oleh sinar tiba dan garis wajar sedangkan sudut pantul merupakan sudut terbuat oleh garis wajar dan sinar pantul.

Karena garis wajar merupakan garis yang tegak lurus dengan bidang pantul , maka besar sudut terbuat oleh garis wajar dengan bidang pantul merupakan 90o. Dan lantaran sudut terbuat oleh sinar tiba terhadap bidang pantul merupakan 60o , maka besar sudut munculnya merupakan :
⇒ i = 90o – sudut antara sinar tiba dan bidang pantul
⇒ i = 90o – 60o
⇒ i = 30o

Karena sudut tiba telah dimengerti , maka besar sudut pantul juga sanggup ditentukan. Sesuai dengan aturan pemantulan cahaya , besar sudut pantul sama dengan besar sudut tiba , maka:
⇒ r = i = 30o

Jawaban : C

Contoh 4 : Jenis-jenis Pemantulan
Jika berkas sinar sejajar yang mengenai suatu permukaan atau bidang dipantulkan selaku sinar yang menyebar ke segala arah , maka pemantulan tersebut disebut …..
A. Pemantulan teratur
B. Pemantulan difus
C. Pemantulan tidak teratur
D. Pemantulan divergen
E. Pemantulan konvergen

Pembahasan :
Berkas cahaya akan mengalami pemantulan dikala mengenai suatu bidang atau permukaan pantul. Berdasarkan aksara bidang pantulnya , pemantulan secara lazim dibedakan menjadi dua jenis , yakni pemantulan terstruktur dan pemantulan baur (pemantulan difus).

Pemantulan terstruktur terjadi dikala berkas cahaya sejajar mengenai bidang atau permukaan yang halus dan rata umpamanya cermin datar , permukaan alumunium , dan sebagainya. Pada pemantulan terstruktur , berkas cahaya akan dipantulkan selaku berkas yang sejajar pula.

Pemantulan baur atau pemantulan difus merupakan pemantulan yang terjadi dikala berkas cahaya sejajar mengenai bidang atau permukaan yang berangasan atau tidak rata umpamanya kertas putih , partikel bubuk , dan sebagainya. Pada pemantulan baur , berkas cahaya dipantulkan sehinggga menyebar ke segala arah.

Jawaban : B

Contoh 5 : Besar Sudut Datang
Perhatikan gambar di bawah ini!

Contoh soal dan pembahasan aturan Snellius

Gambar tersebut mengobrol suatu sinar yang dipantulkan oleh suatu bidang pantul berupa datar. Jika sudut antara sinar tiba dan sinar pantul merupakan 70o , maka besar sudut munculnya merupakan ….
A. 70o
B. 60o
C. 40o
D. 35o
E. 30o

Pembahasan :
Sama seumpama soal nomor 3 , untuk melakukan soal ini murid mesti mengerti pemahaman dari sudut tiba dan sudut pantul. Sudut tiba merupakan sudut terbuat oleh sinar tiba dengan garis normal. Garis wajar merupakan garis tegak lurus bidang pantul. Pada aturan pemantulan cahaya disebutkan bahwa sudut tiba sama dengan sudut pantul (i = r).

Karena besar sudut tiba sama dengan besar sudut pantul , maka jumlah sudut tiba dan sudut pantul akan sama dengan besar sudut terbuat oleh sinar tiba dan sinar pantul. Dengan demikian berlaku kekerabatan berkikut:
⇒ 70o = i + r

Karena i = r , maka persamaannya sanggup disederhanakan menjadi :
⇒ 70o = i + i
⇒ 70o = 2i
⇒ i = 70o/2
⇒ i = 35o.

Jawaban : D

Contoh 6 : Pemantulan pada Cermin Datar
Salah satu benda yang sanggup memantulan cahaya secara terstruktur merupakan cermin datar. Jika suatu benda ditaruh di depan suatu cermin datar pada jarak s , maka sinar yang jatuh dengan sudut tiba θ akan dipantulkan dengan sudut ….
A. r = 2θ
B. r = θ
C. r = ½θ
D. r = ¼θ
E. r = θ/s

Pembahasan :
Karena merupakan permukaan yang halus dan datar , maka pemantulan cahaya pada cermin datar merupakan pemantulan terstruktur dan menyanggupi aturan Snellius untuk pemantulan. Sinar yang jatuh tegak lurus cermin dipantulkan dalam arah yang bertentangan , sedangkan sinar yang tiba dengan sudut θ akan dipantulkan dengan sudut pantul sebesar θ lantaran sudut pantul sama dengan sudut tiba (r = i = θ).

Jawaban : B

Contoh 7 : Sifat Bayangan pada Cermin Datar
Jika suatu benda yang tingginya 20 cm ditaruh di depan suatu cermin datar pada jarak 10 cm , maka bayangan benda akan terbentuk di belakang cermin pada jarak ….
A. 20 cm
B. 15 cm
C. 10 cm
D. 8 cm
E. 5 cm

Pembahasan :
Cermin datar menciptakan sifat bayangan yang serupa untuk sebarang posisi benda. Berikut sifat bayangan terbuat oleh cermin datar:
1). Orientasi bayangan : tegak seumpama benda
2). Ukuran bayangan : sama seumpama benda
3). Jenis bayangan : bayangan maya
4). Bayangan menghadap bertentangan arah dengan benda
5). Jarak bayangan ke cermin sama dengan jarak benda ke cermin.

Sesuai dengan poin kelima di atas , jikalau benda ditaruh di depan suatu cermin datar pada jarak 10 cm , maka bayangannya akan terbentuk pada jarak 10 c lantaran jarak bayangan sama dengan jarak benda.

Jawaban : C

Contoh 8 : Jarak Benda dan Bayangan
Sebuah benda ditaruh di depan cermin datar pada jarak 2 meter. Jika benda tersebut kemudian dipindahkan mendekati cermin sejauh 0 ,5 meter , maka jarak antara benda dan bayangan kini merupakan ….
A. 3 meter
B. 2 meter
C  1 ,5 meter
D. 1 meter
E. 0 ,5 meter

Pembahasan :
Jarak mula-mula merupakan 2 meter , lantaran benda dipindahkan mendekati cermin sejuah 0 ,5 meter , maka jarak benda ke cermin kini menjadi:
⇒ s = 2 – 0 ,5 = 1 ,5 m

Jika jarak antara benda dan bayangan kita misalkan x , maka jarak antara benda dan bayangan kini adalah:
⇒ x = s + s’
⇒ x = s + s
⇒ x = 2 x 1 ,5
⇒ x = 3 m

Jawaban : A

Demikianlah pembahasan pola soal wacana aturan pemantulan cahaya atau aturan Snellius untuk pemantulan. Semoga berharga menolong murid dalam mengerti desain pemantulan cahaya. Jika pembahasan soal ini berharga , bantu kami membagikannya terhadap teman-teman anda lewat tombol share di bawah ini. Terimakasih.

Share ke Facebook >>Share ke Twitter >>
Cafeberita.com merupakan blog wacana materi belajar. Gunakan hidangan atau pencarian untuk menerima materi berguru yang ingin dipelajari.
Temukan Kursus Bahasa Inggris di Bekasi untuk Menguasai Bahasa Inggris dengan Cepat 1

Salah seorang pakar dan konsultan pendidikan yang kini mengabdikan hidup menjadi guru di pedalaman nun jauh di pelosok Indonesia.

Pos terkait