
Carnage
————-
Film ini disesuaikan dari sebuah drama pentasberjudul Le Dieu Du Carnage hasil karya Yasmina Reza yang berasal dari Perancis. Di sini ia juga bertindak sebagai penulis skenario dibantu oleh seorang penerjemah yaitu Michael Katims. Dengan campur tangan kepiawaian Roman Polanski sebagai sang sutradara maka jadilah suatu drama dengan intensitas naik dan turun bagaikan menunggang roler coaster. Kalau anda mengira film ini ialah suatu film komedi yang lucu mirip film The Three Stooges maka anda salah besar. Kecuali anda ingin menertawakan diri sendiri sebagai bentuk representasi para tokoh yang mewakili sopan santun dan perilaku anda sehari-hari.
Cerita dibuka dengan adanya pertengkaran antara dua orang anak yang berjulukan Zachary dan Ethan dimana Zachary balasannya memukul Ethan dengan sebuah tongkat sehingga dua buah giginya tanggal. Tidak terperinci sebab musababnya dan memang tidak perlu diterangkan alasannya adalah point pentingnya bukan pada si anak melainkan pada orang tuanya. Dan memang tampilan kedua anak tersebut hanya ada di pembukaan film dan di final film saja. Tidak banyak yang terekpos perihal keduanya.
Alan yang diperankan oleh Christoph Waltz dan Nancy yang diperankan oleh Kate Winslet adalah orang tua dari Zachary yang berkarakter kelas atas dan terbaru. Sedangkan Michael yang diperankan oleh John C Reilly dan Penelope yang diperankan oleh Jodie Foster yakni orangtua dari Ethan yang berkarakter kelas menengah dan klasik. Pada awalnya mereka berempat berbincang kalem tentang masalah anak-anaknya dan akan menyelesaikannya tetapi usang kelamaan menjelma sindir-menyindir dan jadinya berkelahi dengan kata-kata. Kekacauan dan perang kata-kata timbul disana-sini tak terkecuali membela pasangannya masing-masing dan menguak kejelekan pasangannya sendiri. Untunglah cuma sekedar perkelahian kata-kata dan tidak hingga ke perkelahian fisik. Namun demikian hingga selesainya film ini tidak ada penyelesaian dari para orangtua.
Jodie Foster bermain baik sekali dalam memerankan tokoh tersebut. Ekspresi tampang dan sorot mata serta mimik saat menangis sangat bagus sekali. Dalam hal meluapkan kemarahannya juga terlihat meyakinkan seolah-olah sedang berada dalam keadaan katastropik. Termasuk dalam berargumentasi dengan kalimat-kalimat yang panjang tampaknya terjadi secara spontan bukan sebagai bentuk hapalan.
John C Reilly juga bermain elok selaku seorang yang ingin mendamaikan. Sosok wajahnya pas sekali dengan huruf seorang ayah dari kelas sosial yang biasa saja serta pekerjaannya ialah berjualan alat-alat rumah tangga.
Kate Winslet tak kalah bagusnya dalam berperan menjadi seorang broker dengan performa pakaian yang modis dan dandanan yang memberikan kelasnya. Sikap dan penampilannya palsu untuk memperlihatkan status sosialnya.
Christoph Waltz juga bermain elok selaku seorang pengacara yang banyak bekerjasama dengan kliennya melalui handphone. Tiada hari tanpa handphone. Bahkan saat makanpun disertai dengan ngobrol di handphone. Begitu handphonenya rusak maka pribadi down kondisinya.
Latarbelakang insiden ini terjadi disebuah apartement saja misalnya ruang tamu, lorong lift, kamar mandi. Sedangkan pemainnya hanya ada empat orang saja. Sehingga mampu membuat anda bosan dan menilai film ini jelek. Tetapi jika anda mengamati pemeran dan aktrisnya yang merupakan kelas oscar maka kualitasnya tak perlu diragukan lagi.
Pesan yang ingin disampaikan ialah walaupun sudah menjadi orangtua namun suatu saat jikalau sedang bertengkar maka akan terlihat sifat kekanak-kanakannya. Dan satu lagi, yang namanya anak-anak jikalau bertengkar hari ini maka esok harinya akan berteman lagi. Hal tersebut ditampilkan pada akhir film.