Bunraku

Gambar Gravatar
film bunraku
film+bunraku
Bunraku
————
Sebuah film yang memiliki desain panggung untuk latar belakangnya ditambah dengan animasi komik dalam menerangkan tokoh-tokohnya. Dibuat pada tahun 2010 dan baru beredar di Indonesia pada tahun 2012 ini. Walaupun buatan Amerika tetapi judulnya tampak aneh bagi penonton. Benar, Bunraku mengacu pada bahasa Jepang yang mempunyai arti sandiwara boneka tradisional jepang. Tak ayal lagi pada adegan pembuka ditampilkan adegan origami kecoak dan siput yang sedang tubruk juga ikan dan anjing yang dilaksanakan dengan tangan. Setidaknya hal tersebut ingin menawarkan sesuatu yang mirip dengan boneka.
Pada mulanya manusia langgar dengan benda tumpul contohnya pentungan kayu. Berikutnya pentungan kayu dikalahkan oleh kapak. Kapak dapat dikalahkan oleh tombak. Selanjutnya tombak dapat dikalahkan oleh pedang. Pedangpun dapat dikalahkan oleh senapan kecil. Senapan kecil dapat dikalahkan oleh senapan besar. Senapan besar mampu dikalahkan oleh senapan otomatis. Dan senjata otomatispun dikalahkan oleh bom nuklir. Intinya yaitu tidak ada kemenangan infinit dan sebuah saat niscaya akan kalah oleh yang yang lain.
Suatu daerah antah berantah dikuasai oleh Nicola (Ron Perlman) yang memiliki banyak anak buah dengan keterampilan membunuh. Belum ada satupun yang dapat mengalahkannya sehingga menciptakan takut warga kawasan tersebut. Penggunaan senjata api adalah tidak boleh sehingga kebanyakan orang memakai pedang. Suatu hari datanglah dua orang gila yang sebelumnya tidak saling mengenal ke tempat itu adalah Drifter (Josh Hartnet)t dan Yoshi (Gackt Camui).
Josh yaitu seorang pengembara yang memiliki kemampuan bermain kartu sedangkan Yoshi ialah orang Jepang yang mendatangi pamannya yang berbisnis restoran. Keduanya mempunyai misi yang sama yaitu menegakkan keadilan. Keduanya dibantu oleh seorang bartender (Woody Harellson). Tidak mudah untuk mengalahkan Nicola karena dilindungi oleh pembunuh yang disebut selaku killer no.1, no.2, no.3 dst. Namun yang namanya under dog alias tak dipertimbangkan mampu saja mengalahkan Nicola sang pemimpin.
Hampir secara keseluruhan setting background bukan berupa bangunan real melainkan semacam animasi atau studio. Warna-warni cerah melingkupi disemua gambar yang ada di film. Entahlah film ini bisa dikatakan sebagai serius atau tidak, tergantung dari penontonnya sendiri. Sedangkan bagi penulis, ini yaitu film main-main mirip sebuah “bunraku” alias sandiwara boneka.

Pos terkait