
Behind The Walls
————————–
Film yang berjudul orisinil Derrier Les Murs diklaim sebagai film pertama berjenis horror produksi Perancis yang dibuat dalam format 3 Dimensi. Sempat mengikuti ajang pekan raya film Cannes di Perancis. Dirilis pertama kali pada tahun 2011 di negara asalnya dan diluar negeri pada tahun 2012 dan tetap memakai obrolan bahasa Perancis.
Latar belakang dongeng terjadi pada tahun 1922 di suatu desa kecil bernama Blassac. Suzanne (Laetitia Casta) seorang penulis buku baru saja pindah dari kota besar Paris yang tentu saja menciptakan perhatian penduduk desa lokal. Setidaknya banyak gosip yang terjadi pada masyarakat di sana apa yang dilakukannya, apa pekerjaannya dll. Yang namanya desa kecil pasti segala tindakan dan kegiatannya cepat menyebar ke seluruh masyarakat. Termasuk kedekatannya dengan seorang anak yang berjulukan Valentine (Emma Ninucci).
Suzzane mempunyai stress berat kurun lalu atas meninggalnya anak perempuannya alasannya sakit. Dokterpun menunjukkan obat penenang dan selaku efek sampingnya maka mampu mengakibatkan halusinasi. Namun dalam pengaruh obat tersebut ternyata dapat membuat ia memperoleh pandangan baru-wangsit dan mengetiknya pada kertas sebagai bahan buku barunya sampai larut malam. Ditambah lagi penemuannya adalah sebuah kamar belakang layar dibalik tembok yang dijebolnya menjadikannya merasa ’ekstasi’ dan melayang.
Valentine dianggap selaku pengganti anaknya yang sudah tiada. Maka dari itu rasa sayangnya mulai mengalir kembali walaupun adakala syok kurun lalunya sekali-kali mengganggu sikapnya terhadap Valentine. Suatu hari Valentine menghilang dari rumahnya dan sudah dicari-cari ke seluruh penjuru desa namun tidak didapatkan. Beberapa binatang babi piaraan juga mati secara berbarengan dan secara tiba-tiba. Dilanjutkan lagi dengan hilangnya anak wanita lainnya menjadikan banyak tuduhan mengarah kepada Suzzane. Dia dianggap membunuh mereka semua sebab sebelum kedatangannya tidak pernah ada insiden seperti itu.
Penulis skenarionya cukup cerdik menggiring penonton, di satu pihak seakan-akan ini ialah film perihal hantu dengan adanya bayangan dan siluete anak-anak. Apalagi judulnya ’ dibelakang tembok’ yang memprovokasi sebagai film horror. Di lain pihak seperti ini yaitu suatu film thriller psikologis dengan adanya halusinasi yang terjadi, berjalan dalam tidur dan dongeng keluarga Lusiac. Dimana ujung-ujungnya yakni menggiring penonton untuk menilai bahwa bawah umur sudah dibunuh oleh Suzanne.
Untunglah tamat film ini bisa dikatakan happy ending yang jarang didapatkan dalam film sejenis lainnya khususnya bikinan Hollywood. Rupa-rupanya Valentine timbul bersama anak wanita lainnya. Dia menghilang dan kabur dari rumah dan sembunyi di sebuah kawasan karena sering dimarahi oleh bibinya. Sedangkan anak perempuan satunya lagi yang ialah teman Valentine, mencari ke tempat persembunyiannya untuk mengajaknya pulang kembali. Namun orangtuanya telah keburu menyiarkan kehilangan putrinya dan menghimpun penduduk . Sayangnya rumah Suzanne sudah dikepung dan kondisinya dalam keadaan terbakar.
Kelemahan dalam film ini ialah gambar tampakkabur dan tidak terperinci serta tampak kecoklatan seperti film yang dibentuk pada jaman dahulu kurun. Resolusi gambar rendah sehingga jikalau gambar bergerak terlihat patah-patah gerakannya. Pada adegan akhir Suzanne duduk terpekur didalam kotak kecil mirip tungku pembakaran. Namun pada gambar berikutnya tampak duduk disebuah ruangan besar.