![]() |
Pada bulan Oktober 2005, dokter di Rumah Sakit St. Paul, Vancouver melaksanakan operasi kepada pasien laki-laki usia 42 tahun. Betapa terkejutnya tim dokter itu, dikala dijalankan operasi pada kakinya, pasien mengeluarkan darah berwarna hijau gelap bukan normalnya darah yang berwarna merah.
Setelah ditelusuri riwayatnya, si pasien ternyata sering mengonsumsi obat sumatriptan dalam dosis besar atau 200 miligram setiap harinya. Obat ini dikenali untuk mengobati migrain.
Perubahan warna ini disebabkan oleh sulfhaemoglobin yang terbentuk saat suatu atom sulfur masuk ke dalam molekul hemoglobin yang mampu disebabkan oleh obat-obatan yang disantap sejenis sulfonamida.
Ketika hidrogen sulfida (ion sulfida) dan ion besi bergabung dalam darah, maka darah tidak bisa membawa oksigen. Hal ini membuat jumlah sulfhemoglobin (SulfHb) dalam darah berlebih. Sementara darah merah terbentuk dengan perlindungan oksigen.

Natalie Adler, mengidap penyakit ajaib. Ia mengalami kebutaan secara berkala selama tiga hari dalam sepekan akhir kelopak matanya yang datang-datang senantiasa menutup dan tidak kuasa dibukanya.
Adler (21) mengaku dirinya mengalami kondisi kelainan medis ini selama empat tahun atau sejak beliau berusia 17 tahun. Matanya tiba-datang senantiasa menutup secara periodik dan akibatnya menutup sama sekali selama tiga hari.
Professor Justin O’Day dari bagian syaraf-oftalmologi Rumah Sakit Royal Victoria menyampaikan kondisi ini disebut blepharospasm.

Setelah didiagnosa oleh dokter, Karen Keegan, seorang guru perempuan 52 tahun di Boston harus mendapatkan transplantasi ginjal. Anak-anaknya pun bersedia mendonorkan satu ginjalnya. Setelah dites, tak ada yang cocok dengan profil genetik Keegan.
Pemeriksaan lebih lanjut cukup mengejutkan. Keegan dimengerti mengalami chimerism, adalah keadaan dikala ada bayi kembar di dalam rahim, tetapi kembar pertama ‘menyerap’ kembar lainnya sampai tersisa satu bayi saja. Akibatnya, embrio bayi pertama ini mengandung dua set DNA dalam tubuhnya.

Setelah menderita sakit kepala berat yang menjadikan terus mimisan selama 55 tahun, Margaret Wegner menjalani operasi pada bulan Agustus 2007. Saat inilah pensil sepanjang 3 inci akhirnya dikeluarkan dari kepalanya.
Uniknya, para dokter bahu-membahu sudah mengenali eksistensi pensil tersebut bersarang dalam kepala Wegner selama lima puluh tahun. Namun, selama itu pula dokter menunggu ketika yang tepat. Dulu teknologi belum memungkinkan untuk operasi dan takut menghancurkan kepala Wegner.
Untuk dikenali, Wegner mengalami kecelakaan ketika berusuia 4 tahun dan menjadikan sebatang pensil masuk ke dalam kepalanya.

Xu Pinghui dari Chongqing mulai tertawa non-stop setelah menderita demam dikala baru berumur delapan bulan. Aneh, sesudah kejadian tersebut ia kehilangan kemampuan untuk mengatakan ketika usianya menginjak 2 tahun, dan cuma mampu tertawa cekikikan.
Kondisi ini dimengerti telah berjalan selama lebih dari 12 tahun. Menurut spesialis yang menangani masalah ini, kemungkinan disebabkan oleh kerusakan pada lobus frontal akhir demam.

Salah seorang pakar dan konsultan pendidikan yang kini mengabdikan hidup menjadi guru di pedalaman nun jauh di pelosok Indonesia.