300 : Rise Of An Empire

Gambar Gravatar
film 300
film+300
300 : Rise of an Empire
—————————–


Film ini merupakan seri kedua dari serial berjudul 300 dengan judul Rise of an Empire. Seri pertama sudah pernah dirilis pada tahun 2006 dengan judul Prepare for Glory. Film ini disesuaikan dari serial cerita komik berjudul 300 yang merupakan hasil karya Frank Miller dan dibantu pewarnaannya oleh Lynn Varley pada tahun 1998. Serial komik ini berisikan lima seri masing-masing berjudul Honor, Duty, Glory, Combat dan Victory.

Rise of an Empire menjajal menguak latar belakang peristiwa sebelum seri pertama terjadi sekaligus pada waktu yang serupa serta waktu sesudahnya. Walaupun cerita peperangan dan tokoh yang ditampilkan berbeda namun secara sekilas ditampilkan juga tokoh dalam seri pertamanya contohnya Gerard Butler selaku raja Leonidas dan Peter Mensah selaku pengawal raja Darius. Tidak hanya itu saja, masa sesudah seri pertama tamat diceritakan pula selaku adegan pamuncak film ini.


Raja Persia yang bernama Darius melakukan invasi bareng pasukannya yang berjumlah besar ke Yunani. Perlawanan tentara Yunani dipimpin oleh Themistokles (Sullivan Stapleton) seorang lazimyang tak terkenal di kawasan Marathon. Namun disaat dan momen yang tepat ia sukses memanah Raja Darius dan tentang jantungnya. Xerxes (Rodrigo Santoro) yang ialah anaknya menyaksikan pemandangan itu dengan matanya sendiri tanpa bisa menolong ayahnya. Dengan penuh dendam membara terhadap Themistokles dan rasa benci kepada Yunani maka menjadikannya menempuh segala cara untuk mewujudkannya.


Xerxes berkoalisi dengan Artemisia (Eva Green) untuk mewujudkan dendamnya. Artemisia memiliki latar belakang sebagai warga Yunani yang keluarganya dibunuh dan diperkosa oleh prajurit sipil Yunani. Pada dikala remaja dijadikan selaku budak dan pelampiasan nafsu para prajurit dan pada risikonya dibuang ditengah jalan. Ditemukan dan dirawat serta dilatih oleh tangan kanan raja Darius sehingga dipercaya menjadi jenderal perang pasukan Persia. Ambisinya untuk berperang menaklukan Yunani membuatnya tega mencabut anak panah yang menancap di jantung raja Darius sehingga menyebabkannya tewas.

Bacaan Lainnya
Artemisia membunuh semua pejabat di lingkungan kerajaan dan mengundang para ahli sihir untuk membantu Xerxes dan berhasil mengganti Xerxes yang baru dengan badan yang tinggi besar. Xerxes sukses menjadi raja Persia dan mendeklarasikan perang terhadap Yunani.
 

Pejabat di Yunani yang menganut paham demokrasi menginginkan obrolan perundingan terhadap Persia tetapi Themistokles meyakinkan bahwa kekejaman pasukan Persia mesti dilawan. Namun sayangnya jumlah pasukan Yunani cuma sedikit dan perlu persatuan dari kerajaan yang lain tergolong Sparta yang memiliki pasukan berpengalaman. Sayangnya Sparta tidak mau bergabung. Sparta dipimpin oleh raja Leonidas memutuskan untuk melawan sendiri pasukan Persia dengan mengumpulkan 300 orang terpilih yang bakir bertarung. Pada film seri pertama menceritakan peperangan 300 orang ini terhadap pasukan Persia dan berhasil menang. Namun pada seri kedua ini diceritakan sedikit saja dan dikatakan kalah.

Dengan jumlah kapal yang sedikit, Themistokles mengandalkan taktik dan seni manajemen. Hari pertama. strateginya menyerang kapal Persia di bagian tengah yang rapuh sehingga bisa tenggelam. Hari kedua, taktiknya menjinjing kapal-kapal Persia ke tempat berkabut dan berkarang sehingga pada menabrak kerikil-batuan. Karena merasa kalah, Artemisia mengundang Themistokles masuk ke dalam kapalnya dan merayu untuk bergabung dalam pasukan Persia tetapi ditolak. Hari selanjutnya Artemisia melancarkan serangan dengan memakai minyak dan bom bunuh diri yang menciptakan Themistokles hampir tewas.

Ratu Gorgo dihubungi oleh Themistokles untuk melaksanakan balas dendam kepada kematian suaminya adalah raja Leonidas. Karena dialah keinginan satu-satunya yang masih mampu membantu mengingat memiliki banyak kapal. Namun ratu Gorgo menolaknya.

Mau tidak ingin Themistokles melaksanakan perlawanan dengan jumlah kapal yang sedikit di kawasan Salamis sebagai usaha terakhir. Tak ketinggalan pula pertarungan duel antara Themistokles dengan Artemisia. Di ketika yang kritis muncullah dukungan dari ratu Gorgo dengan armada kapalnya. Pada karenanya Themistokles sukses membunuh Artemisia walau sebelumnya sudah disuruh mengalah tapi tidak mau.

Seri ketiga sudah niscaya akan dibuat mengingat Xerxes masih aman-aman saja menyaksikan dari kejauhan peperangan tersebut dan belum tewas. Sayangnya film ini mempunyai durasi yang pendek cuma 100 menit saja seandainya dibuat lebih panjang mirip film legenda yang lain maka penonton akan lebih puas menyaksikannya, mengenang film ini pada mulanya dibuat model narasi yang cepat penyampaiannya. Masih dengan model setengah animasi seperti film sebelumnya dengan lebih banyak didominasi warna cream kecoklatan dan sedikit kabur, film ini digarap dengan Istimewa efek nyaris di semua adegan.

Film ini terlampau banyak memperlihatkan visualisasi darah berwarna hitam kemerahan yang berceceran dan muncrat kemana-mana. Bagi yang tidak terbiasa melihat darah mungkin bisa membuat kepala sakit kepala. Dengan imbas komputerisasi CGI terlihat siapa saja termasuk Themistokles mempunyai tubuh atletis dengan dada yang bidang dan perut six pack. Sedikit kelemahan, kadang abad Themistokles terlihat dadanya tidak bidang dan perutnya one pack.

                                              
Penampilan Sullivan Stapleton cukup tidak mengecewakan namun dalam berpidato di depan orang banyak intonasi bunyi dan karisma bunyi terasa kurang menggelora. Untunglah bunyi musiknya membantu menghidupkan suasana itu. Akting Eva Green cukup elok dengan tatapan matanya yang memang memberikan sifat jahatnya.

Film ini tidak menjemukan alasannya adalah ceritanya berlawanan dengan seri pertama. Bila seri pertama pertempuran dilakukan di darat maka pada seri kedua ini dilakukan di laut. Mungkin saja pada seri ketiga nanti peperangan akan dilakukan di udara, siapa tahu. Selamat menonton.

Pos terkait